Setelah lelah menangis, Ryaline kini sudah tertidur, beruntung dia sempat mengangganti pakaiannya lebih dulu tadi, di bantu oleh Somi yang kebetulan datang menyusul ke rumah Ryaline.
Kini Jeno tengah duduk di ruang keluarga rumah Ryaline bersama Jaemin, Mark, Renjun, Haechan dan Somi.
Ayah Ryaline belum pulang, sepertinya masih sibuk dengan pekerjaan nya.
"Jadi gimana? Udah dapet siapa orang nya?" Tanya Jeno.
Jaemin menggeleng, "Gak pasti siapa nya, tapi dari cctv daerah gudang, yang pasti ada dua orang dan mereka anak sekolah kita. Pake seragam kaya kita, cuman wajah nya gak ada yang keliatan."
Jeno mengusap wajah nya dengan kasar, "Brengsek!" Dengus nya.
Jeno benar benar marah sekarang, siapa yang berani melakukan ini pada tunangan nya? Siapa yang berani menyentuh gadis nya sampai membuat nya begitu ketakutan.
Jeno tidak akan memberi ampun pada siapa pun yang sudah melakukan ini.
"Jangan terlalu emosi, Jen. Ryaline butuh lo sekarang, kesampingin dulu emosinya buat bikin Ryaline tenang, gue yakin dia cukup trauma sama ini." Ucap Jaemin.
Jaemin benar, Ryaline cukup trauma akan semua ini. Jeno tidak bisa membayangkan jika dua lelaki itu berhasil melecehkan gadisnya, Jeno pasti tidak akan sanggup melihat bagaimana hancur dan kacau nya Ryaline.
Dan yang pasti, dia juga akan ikut hancur dan kacau seperti Ryaline.
"Ayah nya Ryaline udah tau soal ini?" Tanya Renjun.
"Nah itu, gue bingung gimana ngomong nya. Sumpah deh, ngerasa gak becus banget gue jagain Ryaline." Ucap Jeno kesal.
"Jangan nyalahin diri lo, ini udah harusnya kejadian kaya gini. Yang penting sekarang lo hatus extra jagain Ryaline, dan kita pun juga bakal bantu lo buat jaga Ryaline." Ucap Mark.
Semua mengangguk setuju, "Kita juga pasti bakal bantu cari orang nya kok." Ucap Jaemin.
"Thanks."
Semua kembali membahas ciri ciri lelaki yang ada di cctv. Mengira ngira siapa mereka berdua, namun sayang nya terlalu banyak siswa yang hampir memiliki ciri seperti dua lelaki itu.
Sampai tiba tiba obrolan mereka harus terhenti karena mendengar suara teriakan yang begitu histeris dari kamar Ryaline.
Mendengar itu Jeno langsung berlari ke kamar gadisnya, dan sampai kamar Ryaline, Jeno melihat Ryaline yang tengah kembali menangis sambil memeluk kedua lutut nya.
Jeno langsung menghampiri Ryaline, "Hei! Kamu kenapa?" Tanya Jeno khawatir.
Mendengar suara Jeno, Ryaline langsung mendongkak dan berhambur kedalam pelukan Jeno. "Jeno aku takut." Lirih nya.
Jeno menghela nafas sedih, gadisnya benar benar trauma. Hatinya sakit saat mendengar lirihan ketakutan yang keluar dari mulut tunangan nya ini.
Jeno membalas pelukannya dengan erat. "Jangan takut, kan ada aku. Apa yang harus kamu takutin, hm?" Tanya Jeno.
"Ada aku, sayang. Gak usah takut lagi." Lanjut nya.
"Jangan pergi, jangan tinggalin aku sendiri, aku takut." Ucap Ryaline.
Jeno mengangguk, "Iya aku disini, gakkan kemana mana."
Perlahan tangisan Ryaline mulai mereda, akhirnya dia kembali tenang dalam dekapan Jeno.
"Tidur lagi, ya? Kamu baru bentar tadi tidur nya, istirahat ya." Ucap Jeno.
Ryaline menggeleng, "Gak mau takut, orang orang itu dateng ke mimpi aku, aku takut." Ucapnya.
Lagi lagi Jeno menghela nafas, kejadian tadi benar benar menghantui Ryaline, bahkan sampai ke mimpinya.
"Terus mau apa?" Tanya Jeno.
"Mau ketemu Kak Jaehyun."
Jeno mengangguk, dia cukup paham kenapa Ryaline ingin Jaehyun berada disini sekarang.
Selama ini Jaehyun adalah sosok Kakak yang benar benar perhatian dan selalu menjaga Ryaline, itu sebab nya saat seperti ini Ryaline membutuhkan adanya sosok Jaehyun.
"Aku telpon dulu Bang Jaehyun nya supaya kesini."
Jeno melepaskan pelukannya, berniat mengambil ponsel nya yang berada di dalam saku celana nya, namun pergerakan nya harus terhenti karena Ryaline kembali memeluknya dengan erat.
"Jangan pergi."
Jeno tersenyum tipis lalu mengusap rambut panjang milik Ryaline, "Aku cuman mau ambil hp doang di saku celana, gakkan pergi." Ucap Jeno.
Ryaline melepaskan pelukannya dan membiarkan Jeno mengambil ponsel nya lalu menghubungi Jaehyun, tak lama Jeno kembali menyimpan ponsel nya di atas nakas samping tempat tidur.
"Bang Jaehyun lagi di perjalanan kesini, nunggu Bang Jaehyun nya sambil peluk lagi, mau?" Tanya Jeno.
Ryaline buru buru mengangguk semangat dengan wajah sembab nya, hal itu membuat Jeno melengkungkan senyuman nya karena gemas melihat gadis nya itu.
Jeno membenarkan posisi nya untuk duduk bersandar pada headboard tempat tidur milik Ryaline, setelah itu dia kembali membawa Ryaline ke dalam kedapannya dan bersandar pada dada bidang nya.
Jeno mengusap rambut Ryaline dengan lembut, "Cerita soal kejadian tadi kamu sanggup gak? Tapi kalau engga jangan di paksa." Ucap Jeno.
Jeno ingin mendengar cerita tentang kejadian tadi dari mulut Ryaline nya langsung, siapa tahu dengan cerita nya Ryaline orang orang itu dapat segera di temukan.
"Aku habis dari toilet, tiba tiba di tarik paksa sama dua laki laki dan mereka bawa aku masuk ke gudang." Lirih Ryaline.
Jeno mengangguk paham, dia sama sekali tidak memaksa Ryaline harus menceritakan sedetail mungkin, takut nya Ryaline malah semakin ketakutan karena mengingat kejadian tadi.
"Jangan di paksain, kalau ada yang terlalu takut dan gak sanggup buat kamu ceritain, gak usah di paksain." Ucap Jeno.
Ryaline sempat terdiam, namun beberapa menit kemudian ia kembali membuka suaranya, "Mereka anak kelas 12 kaya kita, aku tau itu. Tapi karena panik dan ketakutan aku gak sempet liat nama mereka di name tag nya. Aku inget wajah mereka, tapi aku gak tau dan gak kenal siapa mereka."
"Kalau nanti kamu liat mereka, langsung bilang sama aku. Maaf aku belum bisa nemuin mereka, maaf aku udah gagal jagain kamu." Ucap Jeno.
Ryaline buru buru menggeleng, "Kamu gak gagal, Jeno. Kamu gak perlu minta maaf juga, harusnya aku yang berterima kasih karena kamu udah mau jagain aku."
"Udah kewajiban aku buat jagain kamu. Pokonya mulai sekarang aku bakal lebih extra buat jagain kamu dan mastiin kalau kejadian ini gakkan terulang lagi. Jadi, kamu jangan takut lagi, ya? Ada aku disini." Ucap Jeno.
Ryaline tersenyum lalu mengangguk, Jeno yang kebetulan sedang menunduk untuk melihat gadis nya itu pun ikut tersenyum saat melihat senyuman lembut terbit di bibir Ryaline.
Dia sedikit lebih tenang saat melihat senyuman indah itu terbit.
Mereka hanyut dalam pelukan mereka masing masing, sampai tiba tiba pintu kamar Ryaline terbuka menghadirkan sosok Jaehyun dengan wajah nya yang memerah.
Jaehyun sangat emosi dan marah saat mendengar adik perempuan kesayangannya hampir di lecehkan.
Ryaline melepaskan pelukannya pada Jeno, dan beralih berhambur ke dalam pelukan Jaehyun.
"Kak, Ryaline takut." Lirih Ryaline.
"Jangan takut, Kakak kan ada disini." Ucap Jaehyun lalu mengecup pucuk rambut Ryaline berkali kali.
Jeno tidak cemburu apalagi marah, dia paham rasa sayang antara kedua nya adalah rasa sayang antara Kakak dan Adik. Dan dia tau rasa sayang mereka sangat besar, sampai terasa seperti saudara kandung.
Jeno lebih memilih keluar dari kamar Ryaline, memberikan Ryaline ruang berdua bersama sosok yang dia anggap sebagai Kakak kandung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiancé | Jeno [Sudah Terbit]
FanficKetika Jeno yang terlalu naif akan perasaan nya pada sang tunangan, lebih memilih bertahan pada ego untuk terus bersama sang kekasih di bandingkan menyadari cinta nya pada sang tunangan. Akan kah Jeno menyadari semua itu dan memperbaiki semua nya...