Nine

17.7K 2.9K 307
                                    

Sudah terhitung tiga hari lama nya Ryaline menjauhi Mark ataupun Jaemin, dia benar benar mengikuti apa yang Jeno inginkan.

Selama ini Ryaline benar benar menjauh, dan hal itu membuat yang lainnya di penuhi tanda tanya besar akan sikap Ryaline yang tiba tiba berubah.

"Ryaline kenapa sih? Udah berapa hari ini dia jauhin gue." Ucap Jaemin.

Mark mengangkat kedua bahu nya, "Gak tau, lagian bukan lo doang, gue juga."

Tepat setelah itu, mereka melihat Ryaline yang baru masuk ke area kantin, dari sini Jaemin dan yang lainnya bisa melihat Ryaline yang tengah mencari tempat duduk bersama Somi, padahal biasanya mereka selalu bergabung dengan Jaemin dan yang lainnya.

"Coba tanya ke Somi deh." Usul Renjun.

Jaemin menghela nafas, "Udah. Tapi, Somi juga gak tau."

Jaemin terus memperhatikan setiap langkah dan gerakan dari Ryaline, sampai akhirnya terjadi eyes contact antara mereka berdua, namun buru buru Ryaline putuskan.

"Gue yakin ada yang Ryaline sembunyiin, dia gak berani natap mata gue, dia bener bener menghindar." Ucap Jaemin yakin.

Mark mengangguk setuju, "Dan ini pasti ada hubungannya sama Jeno, dia berubah kaya gini setelah di anter Jeno pulang kan?" Tanya Mark.

"Kita cari tau aja pelan pelan, siapa tau nanti Ryaline cerita ke Somi dan Somi balik cerita ke kita semua." Ucap Haechan.

Semua mengangguk setuju dan melanjutkan kegiatan makan mereka, meski mata Jaemin dan Mark tidak bisa terlepas dari Ryaline yang kini tengah menikmati makan siang nya berdua dengan Somi.

Selesai makan siang Ryaline dan Somi kembali ke kelas, namun belum juga sampai kelas tangan Ryaline sudah lebih dulu di cekal oleh Jaemin.

"Jaem, lepas." Ucap Ryaline.

Jaemin tidak mendengar apa yang Ryaline inginkan, dia menatap ke arah Somi yang berada di samping Ryaline. "Gue pinjem Ryaline nya dulu." Setelah itu Jaemin menarik tangan Ryaline untuk menjauh dari area kelas.

"Jaemin, kenapa sih?" Tanya Ryaline.

Jaemin menghentikan langkahnya, kebetulan mereka berada di koridor yang cukup sepi. "Lo yang kenapa, Rya? Harusnya itu pertanyaan yang gue kasih ke lo."

Ryaline menunduk, dia sama sekali tidak berani menatap mata Jaemin, dia takut. "Aku gak apa apa." Lirih nya.

"Kenapa lo menjauh dari gue dan Mark? Kenapa akhir akhir ini lo menghindar dari kita berdua?"

Ryaline menggeleng lemah, Jaemin langsung menarik wajah Ryaline agar bisa menatap mata nya. "Jawab, kenapa?" Tanya Jaemin lembut.

Mata mereka saling menatap satu sama lain, dan dengan jelas Jaemin bisa melihat ada kebohongan dan hal yang tengah Ryaline sembunyikan dari nya.

"Kalau kita berdua ada salah, lo ngomong. Jangan menghindar kaya gini." Ucap Jaemin.

Ryaline buru buru menggeleng, "Kalian gak salah kok."

"Terus kenapa, Rya?"

Ryaline tak mampu lagi menahan air mata nya, sikap Jaemin yang begitu lembut padanya membuat dia semakin merasa bersalah. Ryaline langsung memeluk pinggang milik Jaemin dengan air matanya yang mengalir.

"Jaemin, maaf." Ucap Ryaline dengan suara nya yang bergetar.

Jaemin membalas pelukan Ryaline, mengelus punggung Ryaline dengan lembut, "Jangan nangis kaya gini, sakit rasanya denger lo nangis."

Bukannya berhenti menangis, Ryaline malah semakin terisak, dia benar benar merasa bersalah karena telah mengikuti apa yang Jeno inginkan.

Ryaline merasa dirinya sangat bodoh, dia dengan suka rela mengikuti apa yang Jeno inginkan dengan menjauhi Mark dan Jaemin, sedangkan Jeno nya sendiri masih berhubungan dengan Siyeon.

Bahkan secara terang terangan, Ryaline baru saja melihat Jeno mencium bibir milik Siyeon, tepat di depan matanya. Dan itu juga menjadi salah satu alasan kenapa Ryaline menangis pilu sekarang, rasa sesak dan sakit yang sedari ia tahan, akhirnya keluar saat dirinya memeluk Jaemin.

"Rya, udah." Jaemin mendorong bahu Ryaline pelan agar melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipi Ryaline yang basah dan merah akibat menangis.

Jaemin tersenyum manis untuk Ryaline, "Gue terlalu keras ya sampai buat lo nangis kaya gini?" Tanya Jaemin.

Ryaline langsung menggeleng, bahkan Jaemin begitu lembut padanya, dan itu yang membuat Ryaline semakin merasakan sesak di dada nya dan tidak dapat menahan air matanya lagi.

Jaemin menghapus seluruh air mata di pipi Ryaline, "Gak apa apa kalau belum mau cerita, tapi jangan menjauh dan menghindar lagi, ya? Gue gak bisa di jauhin sama lo kaya gini." Pinta Jaemin.

Ryaline buru buru mengangguk, "Maaf."

Jaemin tersenyum lalu mengangguk, "Kita balik ke kelas, udah mau bell masuk." Ucap Jaemin lalu menggenggam tangan Ryaline untuk kembali ke kelasnya.

Setelah sampai di depan kelas Ryaline, Jaemin pamit untuk kembali ke kelas. Dan setelah Jaemin pergi dari hadapannya, tangan Ryaline kembali di cekal oleh seseorang, dan kali ini cukup kasar, berbeda dengan Jaemin yang begitu lembut.

"Jen, sakit." Lirih Ryaline.

Jeno langsung membawa Ryaline menjauh dari kelas nya, setelah mendapatkan tempat yang cukup sepi, dia langsung menghempaskan tangan Ryaline dengan kasar nya.

"Jeno sakit." Lirih Ryaline.

Tangan Ryaline cukup merah karena cekalan dari Jeno yang begitu kuat.

Jeno mendekat ke arah Ryaline, menghimpit tubuh Ryaline yang sudah bersadar di dinding sekolah. "Gue udah bilang kan? Jangan deket deket sama Jaemin atau Mark?" Tanya Jeno dingin.

Ryaline hanya mengangguk pelan.

"TERUS KENAPA LO MALAH PELUKAN SAMA JAEMIN DI KORIDOR YANG SEPI, RYALINE?!" Bentak Jeno.

Ryaline menutup mata nya erat begitu mendengar Jeno yang tengah membentaknya, tepat di depan wajahnya. Ryaline benar benar merasa takut sekarang, baru kali ini dia di hadapi oleh seseorang yang begitu marah padanya.

Baru kali ini dia melihat Jeno semarah ini, dan baru Jeno orang yang berani membentak nya seperti ini.

"Jen, a-aku—"

"Apa?! Mau bikin pembelaan apalagi, Ryaline?! Hmm?!" Tanya Jeno yang semakin mendekat ke arah wajah Ryaline.

Kini hidung mereka sudah bersentuhan, bahkan deru nafas antara kedua nya bisa saling mereka rasakan, Ryaline sudah benar benar ketakutan saat bibir Jeno sudah benar benar dekat dengan bibir nya.

Bugh!

Jaemin datang dan memberikan satu pukulan yang membuat Jeno terhuyung menjauh dari Ryaline, menyelamatkan Ryaline dari ciuman yang akan Jeno berikan.

"Gue tau lo tunangan Ryaline! Tapi bukan berarti lo bisa cium di sesuka hati lo, Jeno! Setelah lo cium Siyeon tadi, sekarang lo mau cium Ryaline gitu?! Gak akan gue biarin."

Setelah itu Jaemin membawa Ryaline yang kini tengah menangis, emosi Jaemin benar benar mengeluap, dia tidak habis fikir dengan sahabat nya itu.

Apa yang Jeno pikirkan? Mengapa dia besikap begitu brengsek?

Jaemin membawa Ryaline ke UKS sekolah, tangisan Ryaline semakin terisak, dan Jaemin buru buru membawa Ryaline ke dalam pelukannya.

"Jaemin, aku takut." Lirih Ryaline.

Jaemin hanya bisa memeluk Ryaline dengan erat, berusaha memberi ketenangan untuk Ryaline. "Ada gue disini, lo gak perlu takut lagi."

Fiancé | Jeno  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang