33

415 27 0
                                    

"Kalian ini ada ada aja" ucap sang dokter.

"Dokter ini masih jomblo yah?" Tanya Kak Sia.

"Heh, kamu ga inget calon suami kamu ada di samping kamu tapi nanyain cowok lain" peringat bang Alan.

"Yeh, cemburu yah kamu. Ututu" balas Kak Sia.

"Saya sudah mempunyai anak 2 kembar. Tapi istri saya udah ga sabar sampai sampai sudah pergi terlebih dahulu" Dokter itu tetap tersenyum.

"Usianya berapa dok?" Tanya mama gue.

"5 tahun, istri saya pergi 4 tahun lalu"

"Pasti lucu. Lain kali saya ijinin ketemu ya dok" celetuk gue.

"Iya boleh. Kalo mau datang aja ke ruangan saya, biasanya saya bawa ke rumah sakit juga"

"Dok. Ga berniat menikah gitu? Kasian anaknya" ucap Lanor.

"Tidak. Saya sudah berjanji dihadapan Tuhan untuk menjadikan dia satu satunya dalam hidup saya. Saya akan menjadi papa sekaligus mama untuk anak saya. Saya yakin Tuhan pasti ada jalan untuk saya. Benarkan?" Jawabnya sangat yakin.

Gue tertegun dengan jawabnnya. Untuk orang dimasa sekarang pasti sulit banget. Tapi Dokter satu ini berhasil. Wow. Tuhan memang tidak bisa ditebak.

"Anak saya kebetulan ada di sini, mau ketemu?" Ucap Dokter itu.

"Lan, gausah pulang dulu yah. Nanti aja" Bang Alan menurut.

"Boleh dok?" Tanya gue.

"Boleh, sebentar yah" Dokter itu meninggalkan kamar inap.

"Ini anak saya" Dokter itu kembali dengan membawa kedua anaknya.

"Btw, dokter namanya siapa?" Tanya mama gue.

"Saya Aziel"

"Saya boleh panggil Bang Aziel aja dok? Saya anggap dokter abang saya. Boleh?" Tanya gue.

Kedua anaknya masih bersembunyi dibalik punggung dokter.

"Dengan senang hati. Saya akan anggap kamu adik saya" balas sang dokter oh bukan. Bang Aziel.

"Hai adek, namanya siapa? Sini dong kakak mau ngomong" panggil gue.

"Namanya Gray sama Groy, emang gitu kalo ketemu orang baru" jawab Bang Aziel.

"Gray, Groy sini yuk, kakak mau kenalan" perlahan Gray dan Groy keluar dari persembunyiannya.

"Em, Gray, Groy disini sama kakak ini ya. Papa mau kerja dulu. Riel kan nama kamu? Saya titip mereka boleh?" Tanyanya

"Iya Bang, tinggal aja. Biar sama Riel disini. Gray sama Groy mau kan?" Kedua bocah lucu itu mengangguk.

"Jangan nakal yah" mereka mengangguk yang malah membut semakin cute.

Cklek.. pintu tertutup.

"Kak Sia katanya mau pulang? Kok gapulang pulang sih?" Tanya gue sambil bermain dengan Gray. Sedangkan Groy nyaman tertidur dengan Lanor.

"Iya iya, kakak pulang"

"Abang pulang yah, itu mama kamu dah tidur. "

"Iya kalian hati hati." Balas gue.

"Itu Lanor gapulang?" Tanya Bang Alan ke gue.

"Gatau, nanti kalo bangun, Riel tanyain"

"Yaudah kita pulang yah" ucap Kak Sia.

Gue mengangguk.

Sampe suatu keisengan gue muncul. "Gray, kamu ga kangen mama?"

"Kangen, tapi kata papa. Mama selalu disini jadi Gray gaperlu kangen" jawabnya sambil menyentuh dadanya. Jawaban polos yang keluar dari mulut anak anak yang menurut gue menyentuh banget.

"Boleh Gray peluk kaka?" Tanyanya dengan ragu.

"Boleh dong"

"Gray, kakak punya teman banyak seusia Gray. Gray mau ga ketemu?" Ajak gue.

"Mau mau. Gray pengen punya temen, biasanya Gray cuma main sama Groy doang di rumah." 

"Em, kapan yah enaknya?"

"Minggu aja kak, Nanti Gray yang bilang papa" ucapnya.

"Okey, nanti telepon kakak ya kalo jadi."

"Enghh" Lanor mulai membuka matanya.

"Ga pulang?"

"Emm, Groy masih tidur yah. Gue ga pulang. Udah ngabarin mami kok" jawabnya.

"Cocok sama lo. Suka tidur" ejek gue.

Cklek....

"Riel, ga tidur kamu?" Tanya Bang Aziel

"Engga, Lanor tuh yang molor"

"Hehe" Lanor menyengir.

"Gray pulang yuk" ajak Bang Aziel.

"Ayok, emmm Pa. Minggu Gray mau pergi sama kakaknya boleh?" Tanya Gray ke bang Ziel.

"Mau kemana Riel?" Tanyanya ke gue.

"Mau Riel ajak ke Rumah Impian. Emm gini lo Bang, Riel punya tempat atau bisa disebut runah kedue buat Riel. Disana banyak anak anak seusia Gray sama Groy namun mereka tanpa orang tua. Dulu Riel ketemu mereka lalu rawat sampai Riel bangun Rumah Impian itu." Gue menjelaskan dengan satu tarikan nafas.

"Serius?? Gila lo makin hebat aja" puji Lanor.

"Diem a"

"Kamu terlalu sempurna Riel sehingga orang gabakalan tau kekurangan kamu." Kali ini Bang Ziel yang mengangkat suara.

Gue tersenyum.

"Jadi boleh gak pa?" Ulang Gray.

"Emm boleh" putusnya.

"Yeayyy" sorak Gray senang yang menyebabkan Groy terbangun.

"Papa" rengek Groyy dengan merentangkan kedua tangannya.

Bang Ziel menggendong Groy penuh kasih sayang.

"Ngantuk" ucapnya.

"Tidur aja yah"

"Gray ayo pulang, Groy ngantuk nih." Ajak Bang Ziel. "Kamu cepet istirahat, dan kamu Lanor kan? Jangan lupa istirahat juga"

"Iya bang. Bye Gray" sedangkan Groy udah masuk ke mimpinya.

Groy melambaikan kedua tangannya ke arah gue.

Bersambung...

Vote and coment yah..

Vagriel : This Is Me (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang