"Kami para tamu undangan sekaligus juri dalam pemilihan Putra Putri sekolah ini telah memutuskan hasilnya. Kami memilih sesuai bakat, sesuai cara bicara, sesuai tubuh, sesuai isi pidato."
"Kami memilih VAGRIEL ELANAZ GUTAWA sebgai Putri dari sekolah ini. Dan JACOB XEVQUEL sebagai Putra sekolah."
"Silahkan Vagriel dan Jacob menaiki panggung"
Nama gue dipanggil, bersama Jacob yang ga gue ketahui. Gue melangkahkan kaki gue ke atas panggung.
"Selamat nak" ucap Sang Gubernur
"Terima kasih pak"
Mahkota sudah terpasang di kepala gue, sebagai pelengkap acara ini.
"Saya sebagi Gubernur dari kota ini, saya ingin meminta ijin dengan hormat untuk membawa Vagriel ke jenjang International. Untuk berjuang membanggakan negeri ini. Bagaimana bapak kepala Sekolah?" Gue kaget dan memandang ke Bapak Gubernur yang tersenyum.
"Saya serahkan kepada Vagriel saja pak" jawab Kepala Sekolah gue.
"Bagaimana Vagriel?"
"Iya, saya mau pak." Jawab gue diiringi tepuk tangan dan siulan dari para siswa siswi.
Acara telah selesai, namun belum dibubarkan. Gue segera naik keatas panggung. Lalu menyalakan mikrofon.
Kak Sia tersenyum ke arah gue, Sedangkan Bang Alan yang disampingnya hanya bengong.
Lanor, di sedari tadi memang memandang ke arah gue. Buaknnya gue ga peka, namun gue pengen ngerjain dia aja sedikit.
"Boleh minta bantuannya?" Ucap gue tegas.
Semua siswa dan tamu undangan duduk kembali ketika suara gue menggema.
"Saya disini, akan mengungkap diri saya sendiri. Saya adalah pemilik dari sekolah diri sepenuhnya. Jadi jangan ada yang bertindak seenaknya sendiri dan mengaku bahwa saham ini miliknya." Gue melirik ke Lyodra yang ada tepat dihadapan gue saat ini.
Para wartawan mulai berkerumun di depan panggung untuk mendapatkan berita paling baik.
"Jika tidak percaya silahkan betanya kepada Ibu Sia selaku pengurus sekolah ini"
"Saya juga pemilik dari Lanaz company dan Lanaz Cafe sekaligus Lanaz Hospital dan Lanaz Hotel. Saya adalah pemilik sebenarnya. Saya tau ini mengagetkan bagi kalian semua. Saya rasa ini sudah waktunya untuk mengungkap semuanya."
"Dan kalian silahkan bertindak seperti biasanya. Jangan menganggap saya orang kaya. Semua itu saya bangun dengan susah payah saya sendiri."
"Oh ya Sekalian saya berterima kasih kepada MANTAN SAHABAT SAYA. Yang berhasil membuat gue sukses seperti saat ini. Saya akan membalas kali ini dan terakhir kalinya."
"Kak Sia tolong putuskan hubungan kerja dengan Odra Company sekarang juga" Kak Sia mengangguk. Sedangkan Bang Alan yang disebelahnya hanya melongo.
Lyodra pun shock, dan naik ke ata panggung.
"Rielll jangan yah, maafin guee. Gue.. gue.. jangan Rielll" mohonnya dengan berlutut di hadapan gue.
"Engga. Gue rasa lo udah terlewat batas selama ini. Menurut lo gue gatau? Kalo lo sering ngambilin uang adek kelas? Sering malak ke ibuk kantin dengan ngancam bakal ga diberi ijin?" Jawab gue
"Masalah sepele aja lo balas kayak gini?"
"Sepele? Haha. Gila lo. Ini sekolah udah ada nama gue, gue gasuka kalo sekoalh ini tercemar gara gara lo. Lo gainget apa yang gue bilang dulu 'gue bakal balas' coba diinget" gue membisikkan kalimat terakhir tepat di telinganya.
Prok prok..
Gue panggil bodyguard yang menyamar sebagai staf."Bawa keluar"
"Maaf. Saya akan berusaha yang terbaik. Sekian dari saya. Saya harap, ucapan saya menjawab setiap pertanyaan kalian tentang pemilik Lanaz Company yang kalian cari selama ini"
Gue turun dan sedikit berlari ke arah Kak Sia dan memeluknya.
"Kak, makasih"
"Iya sayang. Kamu berhasil"
"Abang gatau apa apa sumpah" ucap Bang Alan merusak suasana.
"Ini bener lo Riel?" Tanya Lanor yang tiba tiba datang.
"Bodo amat." Gue menjawab Bang Alan.
"Ini gue Vagriel" kini gue menatap Lanor.
"Anjirrr, ga percaya gue" balas Lanor.
"Yaudah"
"Dek tapi bentar deh. Abang bingung, kamu kok bisa? Kapan ngurusinnya? Ini juga kulit kok bisa kinclong?" Tanya Bang Alan kepo
"Abang loh kepo banget. Ini kulit natural tauk"
"Mbak mbak, ini beneran pemilik Lanaz hotel & company?"
"Mbak, kenapa muncul tiba-tiba?"
"Bagaimana mbak bisa membangun Lanaz company yang sangat maju ini mbak?"
"Miss, Why you are so crazy. You 've build this company. It's so wow"
"Do you have boyfriend?"
Wartawan wartawan menyerbu gue kembali.
Gini ya rasanya, huh gue harus terbiasa karna gue sudh memutuskan tidak akan menghindar dari publik.
"Saya bangun Lanaz Company dari usaha saya sendiri tanpa campur tangan orang lain. Dan Lanaz Hospital, Lanaz Cafe, adalah percabangan dari Lanaz company."
"Saya baru muncul di publik karena waktu itu saya belom siap dan saya wakilkan ke Kak Sia. Saya single"
Gue langsung berjalan ke mobil Lanor karena katanya mami pengen ketemu sama gue. Gue juga udah bawa baju buat ganti di rumah Lanor.
"El, lo daebak gila. Ganyangka gue. Sampe speechless" puji Lanor
"Itu alasan lo ga masuk 2 minggu? Mami kangen tuh, Vier juga ngambek mulu" lanjutnya.
"Ya maap. Eh Nor, gue ganti di rumah lo? Malu gue sama mami" Ucap gue.
"Iyalah, mau di pom? Nanti diserbu lo! Lagian udah cantik gitu malu" balas Lanor.
Apa tadi? Cantik? Ga salah kan?
"Cantik?"
"Heem, gue akuin sekarang lo cantik kuadrat. Gue yakin sekarang di ig uda ada tuh #lanaz #vagriel"
"B aja ah"
"Ayo turun, bisa ga? Tunggu deh gue bantuin" celetuk Lanor.
"Lanor, bentar. Ini susah."
Lanor mengulurkan tangannya berniat membantu gue.
Gue menyambut tangannya, karena memang gue butuh. Bukan mau modus atau lainnya.
"Foto sama gue yuk, sekali aja" ajak Lanor.
"Disini?"
Lanor mengangguk.
Astaga, gue deg deg an lagi. Lagi.
"Pak, bisa tolong fotoin ga?" Lanor memanggil slaah satu tukang kebun di rumahnya.
"Bisa den"
Gue berdiri tegak. Meskipun udah pakek high hill tetep aja gue sebahunya Lanor.
Lanor memeluk gue, tangan kanan nya ada di pinggang gue.
Gue tersenyum ke kamera.
Cekrek...
"Ini Den, bagus banget. Langgeng ya den Lanor" ucap bapak kebun.
"Hehe bisa aja pak"
Gue tersenyum canggung..
Bersambung...
Gimana nih, setuju ga kalo Riel sama Lanor? Harus haha.
Tinggalkan jejakmu. Vote and coment nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vagriel : This Is Me (Complete)
Fiksi RemajaIni semua tentang gue. Lo gak suka? Silahkan minggir Lo benci? Silahkan pergi. Lo ga nyaman? Silahkan cari. Ini semua tentang GUE, Vagriel Elenaz Gutawa Terima kasih buat kalian yang udah buat gue jatuh dan hampir tak berdaya, tanpa gue duga, be...