BAB 1. Tidak Konsisten

60 1 0
                                    

Tahun 2020 adalah tahun yang sangat berbeda bagiku. Pada tahun ini aku memutuskan untuk menuliskan kisah kisah dari perjalananku yang mungkin bisa menjadi manfaat untuk diriku sendiri, untuk keluargaku, untuk anak cucu ku nanti, dan untuk semua yang membaca tulisan-tulisanku. Sebelumnya perkenalkan namaku Jafar Si Pejalan dan ini bukan nama asli tetapi nama penaku yang mungkin akan terus ku gunakan, sebab kata Jafar Si Pejalan itu adalah singkatan dari "Jalur Fahrul Andiyarman Si Pejalan". Fahrul Andiyarman adalah nama pemberian dari orang tuaku. Ada yang unik dari kisah pemilihan namaku. Fahrul adalah nama pemberian orang tua ku dan nama belakangnya adalah pilihanku sendiri. Saat itu orang tua ku kebingungan dalam pemilihan nama belakangku, sebab banyak sekali nama masukan dari keluarga-keluargaku. Akhirnya mereka memutuskan untuk aku sendiri yang memilihnya. Mereka membuat kertas yang bertuliskan beberapa nama untuk nama belakangku. Ada Rozi, Adriansyah, Andiyarman, dan lain-lain. Nama-nama itu di letakan di sekelilingku waktu masih bayi dan akhirnya aku mengarah pada nama Andiyarman, oleh karena itu Nama asliku sekarang adalah Fahrul Andiyarman. Ada hal yang ku petik dari kisah penentuan namaku ini. Dan ini adalah sebuah cara yang harus ku ikuti dalam menjalani kehidupan ini.

Nama Jafar Si Pejalan dilihat dari kepanjangannya mungkin bisa dipahami bahwa nama ini adalah tempat untuk aku menyimpan kenangan-kenangan dari perjalananku lewat tulisan. Dari Catatan Jafar Si Pejalan atau kusingkat menjadi CAJASILAN ini mungkin aku bisa menemukan dengan jelas siapa sejatinya diri ini. Meski suatu saat jasadku sudah tak ada lagi di bumi cinta ini, paling tidak lewat Cajasilan ini aku tetap bisa mengajarkan, memberi tahu, dan memberi manfaat untuk anak cucu cicit ku nanti. Sebuah kisah perjalanan bagiku sangat penting untuk diceritakan kepada anak cucu kita nanti, sebab banyak sekali ilmu dan manfaat yang bisa dipetik dari perjalanan-perjalanan pendahulu untuk pengembangan diri anak cucu kita nanti. Aku juga sangat meyakini sekali dari apa yang kita pikirkan, dari apa yang terlihat, terdengar, dan yang kita rasakan itu ada campur tangan Tuhan Sang Maha Cinta. Di dalam perjalanan biasanya kita akan lebih mengerti dan memahami maksud dari apa yang kita jalani itu setelah kejadian. Baik dari perjalanan buruk dan perjalanan baik. Akan ada sebuah kesimpulan dari setiap cerita yang telah kita jalani yang sangat bermanfaat untuk kita, untuk keluarga, untuk anak cucu cicit, dan untuk semua yang telah membaca atau mendengarkan cerita perjalanan kita.

. . .

Sebuah catatan dari sesosok pemuda berbadan tinggi, yang sedikit bungkuk, tidak gemuk, tidak kurus, berkulit sawo matang, memiliki sifat tak peduli terhadap apa kata orang, dan suka meremehkan masa depannya sendiri. Usianya saat ini baru menginjak ke 27 tahun, belum menikah, dan belum memiliki pekerjaan tetap. Sesosok laki-laki ini adalah aku sendiri yang terlahir dari kedua orang tua yang sama saja seperti orang tua pada umumnya. Ayahku sekarang bekerja sebagai supir truk batu bara. Ibuku sebagai ibu rumah tangga biasa. Aku memiliki seorang adik laki–laki yang usianya lebih muda dua tahun dariku bernama Awan. Dan saat ini adikku sedang berada di kota lain, merantau untuk meraih impiannya. Kegiatanku sehari–hari saat ini masih saja seperti biasa hanya melihat-lihat media sosial dan mencari sedikit uang untuk kebutuhanku lewat media sosial tersebut.

Status pendidikanku bisa di bilang sarjana, tapi tak ada ijazah. Di bilang tak sarjana, tapi urusan perkuliahan sidang ujian skripsi sudah ku selesaikan semua. Nilai pun sudah keluar dengan Ipk 2,95. Sebenarnya aku ingin sekali wisuda, namun karena ada suatu masalah eksternal dan internal di dalam diri, membuatku enggan melanjutkan wisudaku. Alasan utamanya karena kesalahanku yang sering menunda waktu. Jika waktu bisa diulang kan ku selesaikan seluruh tanggung jawab yang telah ku tinggalkan.

Aku terlalu menganggap remeh waktu, hingga sekarang masalah-masalah baru bermunculan dan akhirnya menjadi alasanku juga untuk tidak melanjutkan wisuda. Semakin menunda semakin banyak masalah yang menghalangiku untuk menyelesaikannya. Dan sekarang aku sedang berusaha mengikhlaskan gelar sarjana itu. Dulu banyak teman-temanku yang seperti menganggap dosen itu Tuhan dan ijazah mereka anggap seperti tiket untuk masuk kesurga tanpa mereka sadari. Apa yang dikatakan dosen meski itu salah adalah benar dan harus dituruti katanya. Bahkan ada dosen yang pernah berkata kepadaku sewaktu ingin bertemu. Saat itu, ia padahal sudah mengiyakan janji temu. Saat ketemu dia berkata tidak, saya tak pernah berjanji kepadamu. Lalu aku pun menjawab, ini pak sms nya ada pak, kata bapak bisa dan hari ini janji temu nya. Ia saya kira kamu itu mahasiswa yang kemaren menemui saya. Aku pun menjawab, kan diawal aku sudah katakan pak namaku dan baru mau pertemuan pertama, aku angkatan 2011, dan tujuanku mau tanda tangan pembimbing. Lalu ia menjawab, saya tidak tahu, saya kira kamu yang mahasiswa yang kemaren. Terus bagaimana pak, hari ini saya terakhir mengumpulkan persyaratan sidang. Ya saya tak tahu. Jawab bapak itu dengan santainya. Tak ada kata maaf atau memberikan solusi, yang ada malah meremehkan dan lagi-lagi sebagai mahasiswa aku malah yang disalahkan. Dosen lain disana juga banyak yang menyalahkanku, namun beruntung masih ada juga beberapa dosen yang tak menyalahkanku dia memberikan solusi dan membantuku untuk menyelesaikan. (Jika kamu bertemu dosen yang kepribadiannya memang tulus mengajar dan membantu mahasiswa, maka kamu beruntung, turutilah dosen yang seperti itu, sebab dari 100% pengajar biasanya hanya 1-5% yang benar-benar seorang pengajar. Sangat langkah dosen seperti itu. Biasanya salah satu sifatnya adalah yang kelihatan killer malah itu yang benar-benar mendidik kita untuk menjadi sukses dimasa depan. Bukan seperti mereka yang hanya angguk-angguk geleng-geleng dapat gaji langsung baguleng. Pikirannya hanya mengajar untuk gaji saja bukan untuk masa depan mahasiswa/muridnya.)

CAJASILAN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang