Bab 4. Polisi

7 1 0
                                    

Setelah beberapa bulan berlalu, di pagi hari tiba-tiba terdengar suara keramaian di depan rumah. Tak lama Ibu masuk sambil menangis membangunkanku yang sedang tidur pulas. Aku terbangun dan terkejut melihat ibu datang bersama laki-laki berbadan besar di belakangnya. Kemudian aku spontan bertanya kepada ibu;

"Ada apa ini, kenapa banyak sekali orang yang datang?"

"Maafin ibu far, ibu khilaf, ibu ketangkep polisi far, maafin ibu udah bikin malu keluarga." Jawab ibu sambil menangis memperlihatkan tangannya yang di borgol polisi.

"Ini ada apa bu, ibu tak sedang bercandakan ?" Tanyaku kepada ibu dengan raut muka yang masih bingung panik.

"Iyalah, ibumu ketangkap dengan kasus . . ." Jawab salah satu pria berbadan besar dibelakang ibu.

Kemudian beberapa pria berbadan besar meminta izin kepadaku untuk memeriksa keseluruhan bagian rumah mencari barang bukti lainnya yang mereka duga masih ada dirumah kami. Setelah mereka mencari,ternyata tak ditemukan satupun bukti dirumah.

Akhirnya mereka pamit dan langsung membawa ibu ke kantor polisi untuk diperiksa. Terdengar suara sirine mobil polisi yang memekakan telinga membuat tetangga keluar sesekali melihat kearahku dengan tatapan yang sinis. Saat itu aku hanya bisa terdiam melihat ibu pergi dengan tangan yang di borgol digiring oleh beberapa pria berbadan besar sambil memeganh pistol.

Setelah kepergian ibu, aku duduk dan termenung sendiri. Kemudian menghidupkan sebatang rokok dengan tangan menggeletek merasa sangat tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Aku sangat sedih sekali dan sesekali meninju dinding, barang kali ini hanya mimpi, tapi ternyata ini nyata dan pristiwa ini tak terbayangkan olehku sebelumnya. Air mata pun keluar membuat mata sedikit membengkak. Di dalam hati aku sempat berkata kepada diriku sendiri.

"Kok gini amat ya hidup ini. semua hilang dariku." Sambil mengelap air mata yang sedikit keluar dari mataku.

Saat itu aku berpikir bahwa dunia tak adil untukku. Kenapa aku hidup seperti ini. Kenapa aku dilahirkan didunia ini. Kenapa aku tak seperti orang-orang kebanyakan. Apa salahku. Apa salah keluargaku. Sampai-sampai semuanya hancur berantakan.

Sempat terlintas ingin mengakhiri hidup, namun beruntungnya aku tak punya cukup nyali untuk melakukan itu. Pikiranku yang lain berkata bodoh jika kau lakukan itu. Banyak yang menderita lebih darimu. Kau termasuk lebih beruntung dari mereka. Kau diberikan tubuh yang lengkap, sehat, bugar. Kau diberikan keluarga yang lengkap. Kau pun masih bisa makan setiap harinya. Kau diberikan nikmat yang lebih dibandingkan mereka yang hidup tak seenak dirimu. Jika kau lakukan itu. Maka Tuhan akan sangat marah kepadamu. Bisa-bisa tak ada tempat untukmu disisiNya. Bersabarlah, ingatlah apa yang dikatakan Tuhan dalam firmannya. Tuhan takkan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya. Tuhan juga selalu menyertai kemudahan dibalikan kesulitan. Hanya saja yang diperlihatkan dengan jelas adalah kesulitan, namun jika hatimu bersih kau pasti bisa melihat kebaikan atau kemudahan dibalik kesulitan yang kau rasakan saat ini. Percayakan semua pada Tuhan. Apapun yang terjadi, ini yang terbaik untukmu dan keluargamu. Bayangkan jika tak ada masalah ini, mungkin kau akan terus terlena menjauh dari Tuhan. Kenapa Tuhan memberikan kesulitan ini kepadamu, sebab Tuhan menginginkan kau naik kelas untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Ingatlah kata dari bapak revolusi Tan malaka yang kau idolakan itu. Terbentur terbentur terbentuk. Ingatlah kata-kata ini terus. Saat kau terbentur, tetap sabar dan lanjutkan perjalanan dengan ikhlas. Jika terbentur lagi ya lanjut saja terus jalanmu. Semakin sering kau terbentur, semakin terbentùk dirimu menjadi manusia yang lebih baik lagi. Ingat itu baik-baik ya. Tak perlu disesali dan tak perlu disedihkan lagi terlalu dalam apa yang terjadi. Jalani saja hidup ini. Semakin panjang jalanmu meski sulit. Maka semakin bagus untuk pengembangan dirimu.

Saat itu setelah merenungkan kejadian yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku mencoba mengikuti pikiranku itu untuk sabar dan melanjutkan hidup dengan bersyukur. Ada banyak hal yang kudapati dari setiap kesulitan yang datang padaku.

Tuhan maha baik sekali kepadaku. Semakin kesini Tuhan mengajarkan banyak hal kepadaku untuk membentuk diri ini. Aku saat ini meyakini bahwa akan ada masa nya aku diberikan kesempatan untuk berkontribusi menjadi manusia yang bisa bermanfaat. Dimulai dari bermanfaat untuk diriku sendiri, bermanfaat untuk keluarga, dan kemungkinan akan bisa bermanfaat bagi orang banyak. Aku sangat meyakini apa yang terjadi hari ini adalah yang terbaik untuk masa depan nanti.

Saat ini aku hanya harus membuktikan bahwa aku harus bisa menjadi manfaat bagi orang disekitarku. Aku harus belajar menguasai diri ini agar tak terbujuk lagi rayuan setan yang ingin menyesatkan. Tak gampang memang, tapi prasangkaku mengatakan bahwa aku bisa melewati semua kesulitan-kesulitan dengan selalu meminta perlindungan dan kekuatan kepada Tuhan Sang Maha Cinta. Sebab aku takkan kuat dan takkan bisa menjalani perjalanan jika aku tak ditolong oleh Tuhan Sang Maha Cinta.
Saat ini yang harus aku lakukan adalah bertobat meminta ampun terlebih dahulu, sebab selama ini aku sudah terlalu jauh meninggalkan kewajibanku kepada Penciptaku. Aku harus membiasakan terlebih dahulu kewajiban-kewajiban yang harus aku lakukan, sebab katanya dari kebiasaan lama-lama akan menimbulkan cinta pada apa yang dilakukan. Dalam perubahan menjadi pribadi yang baik, memang tak semudah merangkai kata-kata yang indah. Perlu adanya kesungguhan hati dalam melakukannya. Berjuang selagi masih bisa berjuang. Jika saat ini hanya bisa merangkak, teruslah merangkak. Meski saat ini hanya bisa meraba, terus saja meraba tak usah khawatirkan apa kata mereka yang meremehkan dirimu dalam berubah menjadi pribadi yang baik.

Ingatlah Tujuan mu satu. Yakni menyenangkan Tuhan. Apa yang kau lakukan saat ini hanya karena dan untuk Tuhan saja. Jadi, tak perlu risaukan kata hina dan remeh yang sering kau dengarkan. Terus saja pandang tujuan utama yaitu Tuhan Sang Maha Cinta.

Aku pernah mendengar salah satu cerita ulama. Saat dia ceramah hari itu yang datang sangat banyak sekali. Kemudian keesokan harinya saat dia ceramah lagi, ternyata hanya dua orang yang datang, namun semangat ulama itu tetap sama seperti kemaren, tak ada yang berubah darinya. Itu membuat heran salah satu temannya, kemudian temannya bertanya. Apakah kiyai tak sedih melihat hanya dua orang yang hadir ke majelis, kenapa kiyai tetap saja semangat dalam menyampaikan dakwah hari ini. Tak ada rasa kecewa sama sekali dan semangat kiyai masih tetap sama seperti hari kemaren. Lalu kiyai tersebut menjawab. Aku ini berdakwah tujuannya hanya karena dan untuk Allah Swt saja, jadi tak ada yang berubah dariku, sebab aku hanya memandang Allah saja dan tetap menjalankan tugas yang diberikan Allah kepadaku untuk berdakwah.

Dari cerita itu aku mendapati pelajaran yang sangat bermanfaat untuk aku terus maju memperbaiki diri. Meski banyak yang menghina, meremehkan, dan sebagainya. Sungguh aku meyakini apa yang terjadi saat ini adalah yang terbaik untuk masa depan jika aku ikhlas, tetap sabar, selalu beryukur, dan tetap prasangka baik kepada Tuhan Sang Maha Cinta.

CAJASILAN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang