Bab 20. Sebelum Kontrak Habis

4 1 0
                                    

Perjalanan hidup yang telah ku lewati di dunia persinggahan ini, membuat diriku menjadi sedikit memahami sebab akibat dari apa yang aku lakukan. Aku adalah manusia. Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna yang diciptakan oleh Sang Pencipta Sejati. Kesempurnaan manusia adalah tanda cinta Tuhan yang lebih daripada makhluk ciptaan lainnya. Bersyukurlah apapun yang terjadi, itulah yang terbaik. Tak usah khawatir, karena dunia melesat kencang berlari menuju pembaharuan zaman.

Perkembangan zaman adalah salah satu kuasa Tuhan yang memperlihatkan kepada hakekat kehidupan dunia. Dunia tak akan abadi seperti Tuhan yang pasti Maha Abadi. Dunia akan terus mengkhianati dengan perkembangan zaman yang begitu cepat berubah. Yang lama akan menjadi punah tak berguna. Yang baru akan menjadi lama dan akhirnya punah juga. Seperti inilah kejahatan di balik dunia ini. Tanpa disadari, dunia dengan zamannya yang melesat kencang selalu berkhianat kepada para pengejarnya, sehingga menyebabkan masuknya manusia pengejar dunia kejurang kesesatan yang di supiri oleh zaman yang berkembang.

Terkadang terlintas dipikiranku, seandainya aku hidup di zaman kerajaan, apakah aku termasuk dalam kalangan raja-raja, atau rakyat jelata, yang hanya pasrah terhadap nasib, atau hanya bisa menjadi pengikut tanpa memiliki pendirian, atau yang tak punya kekuatan atas kekuasaan diri sendiri. Jika disuruh masuk ke lubang buaya ya harus masuk, jika di suruh ke jurang neraka ya harus ikut, dan jika diperintah menjual Tuhan dengan Harta, Jabatan, dan Wanita, mau tak mau harus mengikuti, karena kekuasaan atas diri sendiri sudah bukan menjadi miliknya sendiri.

Sungguh sangat bodoh sekali jika aku seperti itu, tak mengenal diri sendiri, tak punya kuasa atas diri sendiri, dan tak punya kekuatan untuk membela diri sendiri. Jika aku tetap seperti itu, pastilah aku akan menjadi manusia yang sangat menyesal, karena menjual Tuhan kepada perintah yang haram, karena menjual diri kepada dunia. Sungguh, Tuhan mungkin takkan mengampuniku.

Perjalananku kali ini, aku tak mau lagi menyerahkan diri kepada nafsu keinginan dunia yang menyerah dalam perjalanan. Aku tak mau lagi menjual Tuhan kepada nafsu keinginan dunia yang akan menyesatkanku. Aku tak mau lagi menjual kebebasanku dalam menuju Tuhan, kepada mereka yang ingin menguasai diriku.

Sekarang, aku hanya ingin menjadi pejalan yang berjalan bebas menuju Tuhan Sang Maha Cinta atas kehendak Tuhan dan kehendak diriku sendiri. Aku hanya ingin menjadi diri sendiri tanpa ada yang membatasi untuk aku memuji Tuhan. Aku tak ingin lagi nafsuku menjadi alat yang membawaku ke jurang kesesatan.

Aku percaya apapun yang terjadi adalah hal yang terbaik, yang diberikan Tuhan Sang Maha Pencipta kepada seluruh hamba-hambanya. Dalam perjalanku ini, aku sedikit memahami apa yang terjadi kepadaku dan keluarga sebelumnya. Teguran cinta itu, telah membuka hatiku untuk melihat hakekat dari kenapa itu harus terjadi kepadaku. Tugasku saat ini adalah menjadi manfaat untuk diriku dan keluargaku, dan sisanya lagi terserah Tuhan saja. Salah atau benar itu urusan Tuhan Sang Maha Keindahan Sejati, yang terpenting aku harus bisa memberikan yang terbaik semampuku. Tuhan tahu batas kemampuanku dan Tuhan takkan memberikan tugas diluar kemampuanku.

Manusia di dunia ini dianjurkan untuk saling mengingatkan dan menasehati, agar kembali berserah diri kepada Nya, dan menjadi aktor utama yang di percaya Tuhan untuk penyeimbang bumi. Tuhan mengajarkan manusia untuk dapat mengatur dan menjadi yang bermanfaat bagi seluruh makhluk yang ada di bumi. Jangan keluar dari tugas utama manusia. Kembalilah kepada Tuhan sebelum menyesal. Manfaatkanlah kitab pedoman hidup, yakni Alqur'an untuk membantu dalam menunjukan jalan tugas yang benar menjadi manusia.

Kitab Alqur'an sangat wajib dipelajari, agar tak tertipu dengan jebakan para iblis yang bertugas menyesatkan manusia. Bersatulah agar bisa saling mengingatkan dan memberi tahu jalan kepada yang tersesat. Tuhan adalah penguasa atas diri kita, maka janganlah menjual diri kepada nafsu keinginan duniawi. Jangan jual diri kepada mereka yang ingin menjadikan kita alat dalam mecapai kesenangan pribadinya yang selalu menikmati perjalanan di dalam kesesatannya.

CAJASILAN (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang