(11) Kerinduan Seorang Ayah

333 16 0
                                    

#TENDER_BERHADIAH_ISTRI
#Kunikahi_Anakmu_Demi_Tender
#Repost
Part 11 | Kerinduan Seorang Ayah

"Sini Mama cek." Mama mulai menyentuh kaki Salsa yang membiru.
Ingatanku berputar mengingat sebelum kakinya seperti itu. Ketika itu wajah kami begitu dekat. Matanya yang hitam sedikit kecoklatan menatapku tanpa berkedip membuat ide jail di kepalaku berkelana ke mana-mana.
Aku semakin mendekatkan wajahku dengan wajahnya membuat kedua matanya terpejam sempurna. Kutarik lengkungan di bibir melihat ekspresinya yang sungguh menggemaskan. Aku yakin dia berpikir jika aku akan menciumnya.

"Kenapa merem kayak gitu? Berharap dicium, ya," godaku sembari terkikik geli.

Dia membuka matanya sontak mendorong tubuhku menjauh darinya. Tawa menggelegar keluar dari mulutku tanpa bisa kutahan lagi. Salsa menatap bengis padaku hingga sebuah cubitan kecil di perutku menghentikan tawa.

"Kau kejam sekali, Sayang." Dia menjulurkan lidahnya lalu bangkit melangkah menuju kamar mandi. Belum sampai ke pintu kamar mandi, dia tersandung karpet yang membentang hingga terjatuh nyunsruk ke lantai dengan mengaduh kesakitan.

"Gimana keadaanya, Ma? Apa parah?"

"Hanya terkilir saja. Ini Mama lagi coba berusaha benerin uratnya yang melenceng."

Mama mulai mengurut kaki Salsa yang sebelumnya telah dibalurkan minyak gosok. Salsa yang sedari tadi berteriak kesakitan kini hanya diam di sampingku. Wajahnya terlihat harap-harap cemas ketika Mama mengurutnya. Dengan sentakan kuat Salsa menggigit lenganku membuatku mengaduh kesakitan.

"Coba gerakin pelan-pelan kakinya, Nak," pinta Mama.
Salsa melepaskan gigitannya lalu mulai menggerakan kakinya. Terlihat kakinya sudah bisa digerakan membuat wajahnya berbinar.

"Beneran, gak sakit lagi."
Kuusap lenganku bekas gigitannya sembari meniupnya perlahan. Aku terkesiap kala dia memelukku di depan Mama. Mama yang melihat secara live hanya bisa memasang senyum lalu melenggang pergi meninggalkan aku yang masih dipeluk Salsa. Azeeek, rejeki anak sholeh. Bisa dapat pelukan gratis tanpa harus kena gampar lagi.

Salsa mulai tersadar dengan apa yang dilakukannya. Tubuhku didorong pelan memisahkan jarak diantara kami.

"Maaf, a-aku hanya ...."

"Gak papah. Lagian aku suka kalo kamu peluk aku kayak tadi. Coba, kasih aku pelukan sekali lagi." Kurentangkan kedua tanganku bersiap sewaktu-waktu Salsa menjatuhkan tubuhnya di pelukanku.
Bukanya seneng malah espresi datar yang dia berikan. Dia menonyor pipiku membuatku mengalihkan pandang.

"Gak ada pelukan. Sana, tidur!"

Dia rebahan duluan lalu memunggungiku. Kuusap wajahku bekas tonyorannya tadi. Untung gak digampar lagi. Tenaganya sungguh luar biasa membuat nyaliku ciut seketika. Apa aku harus mendapatkan cintamu baru bisa sesuka hatiku bisa mencium atau memelukku, Bican? Ah, tidurlah. Ngantuk aku.

***

"Em ... Kak, temen-temenku waktu SMA ngajak reunian bareng nanti malam," katanya dengan membuka obrolan di antara kami. Aku masih sebel padanya telah menjadikan aku samsak tinjunya tadi pagi gara-gara aku telat bangun. Aku hanya bergeming tanpa menjawabnya.

Kurasakan benda keras bersandar di bahuku membuatku melirik sekilas. Wajahnya terlihat menggemaskan jika dari jarak sedekat ini. Tangannya yang jail memainkan ujung kimarnya sembari memasang wajah cemberut.

"Boleh enggak aku nanti malam ngumpul bareng mereka?" Dia mendongak menatapku dengan tatapan memohon.

Please, jangan membujukku dengan wajah seperti itu. Aku gak suka banget. Apalagi dengan pipi menggembung rasanya ingin sekali aku mencubitnya dan buang ke kali Ciliwung. Kendanglah sudah.

TENDER BERHADIAH ISTRI💕 [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang