(6) Sambel Jengkol

376 20 0
                                    

#TENDER_BERHADIAH_ISTRI
#Kunikahi_anakmu_Demi_Tender
#Repost
Part 6 | Sambel Jengkol

Berkas menumpuk membuat kepalaku pening seketika. Apa lagi berjibun Email masuk ke laptopku tanpa henti membuat kepalaku semakin sakit. Kupijat pelipisku dengan teratur namun rasanya masih sama. Pening dan sedikit pusying.

"Apa pekerjaanmu belum selesai?"

Aku mendongak menatap Salsa yang datang dengan secangkir teh yang terlihat masih mengepul. Meletakannya di meja kerja dengan berbagai berkas yang menggunung. Dia duduk di sampingku menatapku dengan wajah prihatin. Kupaksakan tersenyum walau nyatanya kepalaku sulit dikopromi.

"Sedikit lagi. Hanya tinggal ... beberapa lagi!" kataku.

"Tidurlah. Ini sudah malam. Kau bisa melakukan besok. Jangan terlalu memporsir segala hal hanya demi pekerjaan selesai. Ingat kesehatanmu. Ayo, aku bantu bereskan berkasmu."

Aku hanya bisa pasrah akan kata istriku yang cantik itu. Dia memang benar, aku sering terlalu memaksakan pekerjaanku tanpa memikirkan dampaknya. Dia mulai menumpuk berkas-berkasku dan meletakannya di meja kerja.

Kuraih cangkir teh tersebut menghirupnya sebentar lalu mulai menyeruputnya pelan. Aku takut kejadian kemarin terulang lagi. Lidahku terbakar membuatku mau tak mau harus minum air es.

Minuman yang paling aku hindari walau kadang aku tergiur untuk meminumnya. Gigiku sensitif terhadap air dingin bercampur es.

Kuletakan cangkir tersebut lalu merangsek menuju sofa menjatuhkan tubuhku diatasnya lalu mulai menutup mata.

"Tuan?"

Mataku terbuka. Dia menatapku dengan matanya yang indah. Hitam legam dengan sedikit kecoklatan.

"Hem,"

"Kau tidak mau tidur di ranjang bersamaku?" tanyanya dengan wajah memerah. Aku tau dia malu mengatakannya.

"Terima kasih. Tapi jika aku tidur bersamamu, aku takut khilaf!"

Kubalikan tubuhku memunggunginya. Mataku sekali lagi mulai terpejam. Aku sudah lelah dengan kesibukan hari ini. Mengurus berkas panti sosial dan berkas perusahaan yang belum separuhnya selesai aku periksa.

"Aku 'kan istrimu. Wajar kita tidur bersama. Lagi pula, kau tidak mau mengenalku lebih jauh lagi? Aku juga ingin mengenalmu!"

Kubuka mataku berbalik lalu bangkit kemudian melangkah menuju ranjang. Merebahkan diri di ranjang empuk lalu menatap padanya. Dia mulai menyusul merebahkan diri di sampingku. Dengan posisinya menghadapku. Sebuah bantal guling sebagai pembatas diletakan di tengah kami.

Mataku mulai terpejam. Kantuk rasanya mulai menyerang diriku. Ya, dalam hitungan kelima pasti aku sudah tertidur pulas.

"Terima kasih."

Samar aku mendengarnya berucap namun kuhiraukan saja. Aku lebih memilih tidurku ketimbang mendengarnya mengoceh. Ya, aku baru tau kalau dia rupanya wanita yang galak. Persis nenek lampir kalau lagi nyanyi sambil bawa mic berkepala rambut anaknya itu. Tapi, aku rasa tidak. Aku yakin karena hormonnya yang naik karena PMS.

🦀🦀🦀

"Makan dulu baru berangkat," katanya dengan menarik lenganku.

"Sebentar lagi aku telat, sayang."

"Pokoknya harus makan dulu! Aku gak mau kamu sakit. Nanti Mama tanya sama aku kamu sarapan apa enggak, aku harus jawab apa? Jawab bohong kalau kamu selalu sarapan padahal enggak?"

Kuhela napas lalu menarik kepala kursi menghempaskan bokongku di atasnya. Aku kalah telak. Ya, kalah karena wanita super bawel di depanku. Dia terus saja mengoceh membuat kepalaku pening.

TENDER BERHADIAH ISTRI💕 [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang