BAB 13

496 72 1
                                    

"Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa aku akan dipertemukan oleh seseorang yang baik dan mampu
Mengajariku cinta"

- Elang Bagaskara



Kanaya dan Elang dua insan yang tidak terikat oleh ikatan apapun itu sedang berjalan di tengah koridor, Elang mengajak kanaya pulang bersama dan kanaya menyetujui saja hal itu.

"lang" kanaya memilin roknya, bingung harus memulai percakapan seperti apa.

"Hem" kanaya tidak jadi melontarkan perkataannya hingga dirinya telah naik diatas motor milik Elang.

"lang"

"iya Kanaya Angelista" Elang memasang wajah senyum serta sedikit jengkel. kanaya sedari tadi memanggilnya namun tak kunjung melanjutkan perkataannya.

"kita jangan langsung pulang bisa nggak? "

"ohh mau berduaan dulu? "

"mau pacaran dulu?"

"atau gimana nih? "tanya Elang menggoda Kanaya

"ihh nggak gitu juga" kanaya mencubit pinggang Elang dari belakang.

"ihh mbaknya gensi"

Plakk

kanaya tidak lagi mencubit pinggul Elang melainkan memukul kepala Elang dengan buku tebal Matematika yang terbalut helm.

"jangan galak galak dong,kalau emang mau deket-deket nih peluk" ucap Elang menggoda kanaya.

"yee Modus"ucap kanaya meski begitu perlahan lahan ia juga memeluk Elang dan Elang hanya bisa tersenyum bahagia saat ini begitupun dengan kanaya yang merasa ada ribuan kupu kupu yang terbang didalam perutnya.

"kok dilepas sih"gerutu Elang dipertengahan jalan, karena sadar pelukan kanaya kini terlepas diperut berototnya

"maaf tadi gue khilaf"jelas kanaya berbohong bukan karena itu hanya saja ia tak tahan lagi menahan perasaan yang aneh merambat didalam dadanya.

Awalnya kanaya mengira Elang akan membawanya ke suatu tempat, ya benar Elang mengajaknya kesuatu tempat tapi bukan taman, cafe, mall, apalagi tempat bermain. Melainkan Elang mengajaknya kesuatu Rumah.

"lang kok kita ke rumah? "
Entah dari angin mana pikiran kanaya tiba-tiba kalut dan hal negatif mulai bermunculan kedalam pikirannya.

"jangan-jangan lo mau mesumin gue lang? "tanya kanaya polos.

Elang yang melihat hal itu langsung saja menyeringai dan memaksa masuk kanaya dengan cara mencengkeram pergelangan tangannya.

"lang gue pikir lo emang sayang dan peduli sama gue, kenapa lo kayak gini? "tanpa sadar cairan bening merembes antara ketakutan, kekecewaan yang bercampur aduk.

"pliss lang biarin gue pergi"ucap kanaya lagi namun Elang tidak mempedulikan dan kini mereka diambang pintu, kanaya begitu kuat ingin melepaskan diri namun bagaimanapun tenaga milik Elang jauh lebih besar darinya.

Kanaya menggerutu dalam hati mengapa begitu percaya dengan Fakboy kelas teri ini? Ia benar benar kehilangan akal untuk bisa kabur.
Air mata kanaya jatuh sejatuh jatuhnya. Elang yang melihat itu lantas mengakhiri aktingnya dan memeluk kanaya, awalnya kanaya terpelonjak kaget namun setelah itu kembali tenang dengan elusan yang lembut dipunggungnya.

KANALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang