ACT-11 : The Truth Untold

2K 328 63
                                    

Bersiaap, grak!

_____

Taehyung memandang Jimin yang terus diam menatap kosong foto di atas peti ibu.

Dokter Yoongi masih berdiri di dekat mereka, turut berdiri dengan jas hitamnya. Beberapa saat tadi, Dokter Yoongi mengatakan pada Taehyung bahwa jika sewaktu-waktu kondisi Jimin menurun, Taehyung terpaksa harus membawa Jimin kembali ke rumah sakit meski Jimin tidak mau.

Jimin tiba-tiba menutup hidung dan mulutnya sontak membuat seluruh atensi Taehyung beralih pada Jimin. Taehyung sudah mirip satpam Jimin yang siaga satu jika Jimin menunjukkan gelagat aneh.

"Ada apa?"

Jimin menjauhkan tangannya, darah menempel di jemari telunjuk dan jari tengahnya. Taehyung berpindah tempat, berjongkok di hadapan Jimin. Memandang Jimin yang tengah sibuk mengusap darah dari hidungnya. Tangan Jimin sampai di penuhi darah.

Taehyung menahan tangan Jimin, sontak membuat Jimin menoleh heran.

"Kau harus istirahat."

Jimin menggeleng usai mendengar tutur Taehyung. Taehyung mengusap darah di tangan Jimin, menunduk.

"Kita sudah kehilangan ibu, aku tidak ingin kehilangan dirimu juga."

"Jimin?"

Keduanya menoleh saat suara seorang gadis tiba-tiba menginterupsi. Dokter Yoongi juga menoleh, sedikit terkejut atas kehadiran adiknya.

"Eunha?* Kau kenal mereka?"

(*Kalau udah lupa, cerita tentang Eunha bisa dibaca di prolog dan part 1-2)

Taehyung menoleh pada Dokter Yoongi yang berucap sembari menunjuk Taehyung dan Jimin bergantian. Eunha mengangguk, ia memakai dress selutut dan masih memandang kakaknya tak kalah terkejutnya.

"Taehyung teman satu fakultasku dulu, yang aku ceritakan pada kakak waktu itu."

"Lalu, pasien atlet angkat besi yang kakak ceritakan waktu itu ternyata Jimin?"

Jimin membersihkan sisa darah di hidungnya, menatap lurus kedepan.

"Aku bukan atlet lagi."

Taehyung berdiri, berpindah ke samping kursi roda Jimin. Tangan Taehyung menyentuh bahu Jimin, mengusapnya lembut.

"Kenapa? Bukankah waktu itu hanya kecelakaan mobil biasa?"

"Eunha," Taehyung sedikit merendahkan intonasinya, membuat Eunha menatap Taehyung. Jimin mendongak, netranya bertemu dengan manik Eunha. Taehyung terdengar menghela nafasnya.

"Sebaiknya kau keluar dari sini jika masih banyak bertanya," Jimin berucap sembari mengalihkan pandangannya. Taehyung menoleh kaget, tidak menyangka Jimin akan berbicara seperti itu.

Dokter Yoongi sendiri menghela napasnya, menatap Eunha dalam diam. Eunha memandang Jimin sedikit lama kemudian beralih dan memberi penghormatan pada ibunya. Jimin mendongak, menatap ayah tirinya yang masih berdiri tegap di sampingnya dan tersenyum tipis pada tamu dengan mata yang membengkak.

Penghormatan Eunha selesai, kemudian kembali menatap Jimin yang pandangannya masih hampa. Eunha melenggang pergi, melangkahkan kakinya menjauh.

"Sebentar ya," Taehyung menarik tangannya dari bahu Jimin, matanya masih tidak lepas dari punggung Eunha. Jimin menoleh, meraih tangan Taehyung. Tidak memperbolehkan Taehyung pergi kemana-mana.

"Jangan pergi."

Taehyung melepas pelan tangan Jimin, meminta izin pada ayahnya untuk keluar sebentar. Setelah mendapat jawaban anggukan, Taehyung berlari keluar mengejar Eunha. Jimin menatap punggung Taehyung, ia menghela nafasnya. 

Perfect: Sequel of Bring Me To Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang