“Aku akan senantiasa menggantikanmu merasa ketakutan. Kemudian, menggantikanmu menangis. Meski nantinya aku harus jatuh saat kau tidak ada di sampingku. Jangan khawatir. Karena, jika kau tersenyum maka akupun begitu.” —Jimin.
_____
Jimin hampir saja kembali menggores tangannya dengan pisau dapur bila Taehyung tidak segera menghentikan pergerakannya.
Setelah semalam mereka menangis bersama, keduanya pulang kerumah karena Jimin mendadak menjadi sangat kacau.
Jimin terus menangis, tidak mau Taehyung meninggalkannya sendirian di kamar dan akhirnya berakhir dengan Taehyung yang harus tidur di kamar Jimin.
Tahu-tahu, Jimin kembali tidak terkontrol pagi ini. Mereka terpaksa tidak bisa kembali ke rumah sakit jika Jimin masih belum tenang. Bibi Yoo bahkan sampai berteriak saat lengan Jimin tidak sengaja tergores pisau saat berebut dengan Taehyung.
"Jangan gila, Jimin! BERHENTI!"
Pisau dengan bercak darah Jimin terjatuh di lantai menimbulkan suara nyaring bersamaan dengan baju putih Jimin yang mulai memerah terkena darah. Taehyung menahan pergelangan tangan Jimin sekuat tenaga. Jimin terus memberontak, dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Apa yang terjadi?
Kekuatan tangan seorang atlet angkat besi tidak main-main, Taehyung hampir kewalahan saat menahan Jimin. Taehyung tidak mengerti apa yang sudah terjadi dengan Jimin sebelumnya sampai saudaranya mendadak hilang kendali seperti ini. Selain kejadian di bar itu, Taehyung tidak tahu apapun, Taehyung tidak tahu tentang apa yang Jimin pendam sendirian selama ini.
"Aku ingin mati! Semua orang pergi meninggalkanku, semuanya mengkhianatiku."
Katakanlah, Jimin mungkin sudah kehilangan akal sehatnya saat ini.
Taehyung mendorong Jimin sampai tubuh saudaranya tersungkur ke belakang, menabrak rak gelas dan piring.
PRANG!
Suara pecahan kaca bersautan saat gelas dan piring kaca di samping mereka terjatuh satu-persatu, bersamaan dengan Bibi Yoo yang memekik agar keduanya berhenti.
Taehyung menarik Jimin menjauh dari pecahan kaca dengan paksa, menuntunnya menuju ruang makan. Namun tidak disangka, tubuh Jimin malah mendadak merosot ke lantai dan membuat Taehyung sontak merengkuhnya dengan panik.
Keduanya jatuh terduduk di lantai dengan Taehyung yang masih merengkuh erat Jimin. Jimin terisak-isak, meremas baju Taehyung dan bersandar pada dada Taehyung.
"Tenang, Jimin. Jangan seperti ini. Semuanya akan baik-baik saja."
Persetan dengan tenang, maki Jimin dalam hati. Sudah terlalu sering ia mengatakan hal itu pada dirinya sendiri, nyatanya keadaan justru makin mendesaknya tanpa ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect: Sequel of Bring Me To Life ✔
FanficSebuah kisah antar dua insan yang melalui kenangan demi kenangan, musim demi musim, hari demi hari untuk mencari tujuan kemana harus pergi dan berteduh. Sangat disarankan baca book sebelumnya; Bring Me To Life terlebih dahulu.