ACT-12 : Voice

2K 319 124
                                    

Jadi, karena bingung update jam berapa, akhirnya tetap kuputuskan untuk update sore menjelang malam seperti biasanya wkwk.

Lalu, untuk part ini aku menulis sekitar 2k words, jadi lebih panjang dari part sebelumnya. Selamat membaca.

 Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

"Kau nyaris saja lumpuh, Jimin. Saya mohon untuk lebih berhati-hati."

Jimin duduk perlahan. Ucapan Dokter Yoongi usai beliau menangani Jimin masih terngiang-ngiang di telinganya. Jimin takut sekali saat merasakan kakinya kebas dan tidak bisa digerakkan setelah jatuh.

Taehyung pun tidak terlihat batang hidungnya sama sekali setelah kejadian tadi.

Jimin mencoba menggerakkan jari-jari kakinya. Sedikit lebih susah di gerakkan daripada kemarin namun ia sudah bisa merasakan kembali kakinya. Ia kembali bersandar pada ranjang yang setengah dinaikkan bagian kepalanya sampai punggung, lemas sekali ia rasanya. Kepalanya pusing, jauh lebih pusing daripada kemarin-kemarin.

Jimin menoleh, mencari presensi Taehyung. Namun tidak ada siapapun di kamarnya.

Ia tidak tahu kemana perginya Taehyung setelah ia terjatuh. Hilang begitu saja dari jangkauan pengelihatannya. Jimin mengambil ponselnya, menghubungi Taehyung.

Taehyung menolak panggilannya.

Sebanyak apapun Jimin mencoba, Taehyung sama sekali tidak mengangkat panggilannya. Jimin menggigit bibir, ia masih berusaha menghubungi saudaranya. Percobaan terakhir, nomor Taehyung malah tidak aktif.

Taehyung tidak pernah begini sebelumnya.

Taehyung tidak pernah melonggarkan rengkuhannya. Selalu menopang Jimin dengan kokoh walaupun akhir-akhir ini Taehyung terkesan mengabaikannya. Jimin menggenggam erat ponselnya. Matanya bergerak gelisah. Kalau saja kakinya tidak seperti ini, Jimin ingin segera turun dari ranjang dan berlari mencari Taehyung.

Apa yang terjadi?

______

"Aku tidak nafsu makan, yah."

Wajah Jimin terpaling kesamping saat ayah mencoba menyuapi Jimin. Nafsu makannya masih belum kembali. Selalu mual saat Jimin memaksa untuk makan. Pria paruh baya itu menghela nafasnya, menyerah dan meletakkan semangkuk bubur di atas nakas. Ayah memandang lamat wajah Jimin yang layu. Bibir pucat, mata sayu dan deru nafas yang lambat dan tampak berat.

Jimin memandang jendela kamar rawat inapnya. Gordennya tertutup, jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam. Tidak ada konversasi yang terjadi diantara ia dan ayah tirinya. Ruangan lengang, menyisakan benak Jimin yang masih gusar.

Taehyung kemana?

"Setelah ibu meninggal, kau tidak pernah mau makan dan hanya minum. Mengertilah, tubuhmu tidak selamanya kuat, nak."

Perfect: Sequel of Bring Me To Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang