Oke, pada multimedia di atas ada visualisasi suara-suara yang didengar Taehyung selama ini. Mungkin ada beberapa yang sudah tau karenaaaa video ini juga sudah ada di work sebelumnya, Bring Me To Life yang menceritakan sudut pandang Taehyung.
Bagi yg belum menonton videonya atau ingin mendengarkan kembali, silahkan ditonton dulu sebelum baca dan alangkah baiknya menggunakan earphone untuk pengalaman mendengar audio yang lebih nyata.
_____
"Menunggu sampai ayah mati, maksudmu?"
Taehyung tidak henti-hentinya memikirkan kalimat Jimin kemarin. Mereka memang tidak sedang berdebat, namun sampai hari ini masih canggung rasanya. Jimin pun memilih untuk lebih banyak diam ketimbang mengajak Taehyung berbicara.
Keduanya berada dalam mobil ayah, dengan Jimin yang duduk manis di samping Taehyung yang sedang mengemudi sedangkan tongkat kruknya berada di bangku belakang. Tangannya menyangga dagu, mata sayunya menatap lurus jalan raya kota kota Seoul.
"Taehyung! Lampu merah!"
Taehyung sontak menginjak pedal rem tepat setelah mendengar Jimin memekik dan badan keduanya tersentak kedepan. Napas Jimin tersenggal, tangan kanannya menempel pada pintu mobil untuk berpegangan sementara tangan kirinya menyentuh dada.
Jimin terengah seraya berteriak dan memaki, "Ah! Sialan, jangan melamun!"
Jantung Jimin berpacu hebat sampai sakit dadanya. Jimin menutup mata, mencoba menenangkan diri. Keringat dingin sudah mengalir pada pelipisnya dan napasnya pun masih terengah-engah.
"Kau baik-baik saja?"
Taehyung sedikit mencodongkan badannya ke samping dengan tangannya yang terulur menyentuh lengan Jimin, memastikan kondisi Jimin. Jimin masih menekan dadanya sendiri dengan napas terengah dan dahi yang mengernyit lantas membuat Taehyung mengulum bibirnya takut saat menatap Jimin.
"Aku baik-baik saja. Hanya kaget."
Kejadian kecelakaan mobil itu sejujurnya masih menjadi trauma bagi Jimin. Guncangan sekecil apapun rasanya sudah membuat Jimin gemetar dan berkeringat bukan main.
Taehyung kembali pada posisinya dan menjalankan mobilnya saat lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau, "Maaf."
Setelah sedikit lebih tenang, Jimin menghela napas. Badannya membungkuk, mengambil album foto yang terjatuh dari pangkuannya. Sejak tadi selama perjalanan, ia selalu memandang album foto miliknya.
Taehyung mengulum bibir, sesekali melirik Jimin yang juga terus terdiam. Ia sempat berpikir bahwa mereka telah berbaikan kemarin, namun sepertinya belum.
"Hm, hei—"
"Dengar, Jim—"
Keduanya saling menutup mulut rapat saat sadar bahwa mereka berucap bersamaan. Jimin tersenyum, terkekeh sembari memandang ke luar jendela. Tidak ada yang berubah dari mereka.
"Duluan," Ujar Jimin.
"Tidak. Kau duluan," Tukas Taehyung.
"Kau duluan."
"Kau duluan, Jimin."
"Kau saja, Taehyung."
Taehyung terkekeh, "Bisa sampai besok jika kita berdebat seperti ini."
Ia melanjutkan, "Baik, dengar. Beberapa hari kemarin aku memang tidak bisa mengontrol diriku. Aku hampir gila rasanya saat mengatasi sendiri suara-suara berisik di kepalaku. Tapi, seperti kataku. Aku tidak mau lagi membuatmu semakin pusing, sedangkan masalahmu sendiri saja sudah rumit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect: Sequel of Bring Me To Life ✔
FanficSebuah kisah antar dua insan yang melalui kenangan demi kenangan, musim demi musim, hari demi hari untuk mencari tujuan kemana harus pergi dan berteduh. Sangat disarankan baca book sebelumnya; Bring Me To Life terlebih dahulu.