Bagian ini mungkin agak panjang, tapi selamat membaca 😈
Jimin kehilangan binarnya sejak pagi tadi.
Baru saja ia menyelesaikan sesi terapinya tanpa ditemani siapapun. Jimin memandang ponsel di tangannya usai ayah menghubungi dan menanyakan keadaan Jimin. Katanya, beberapa hari ini ayahnya disibukkan dengan pasien kritis dan pihak keluarga yang ribut di rumah sakit.
Taehyung pulang kerumah untuk mengambil beberapa baju untuk menginap. Jimin mengangkat tangan kiri yang tengah terpasang infus, membolak-balikkan tangannya.
Pasti besar sekali biaya perawatan usai kecelakaan.
Jimin menghela nafas, kembali menatap ponsel di tangan kanannya. Ia membaca beberapa artikel berita yang muncul di notifikasi ponselnya. Ada beberapa artikel yang sudah di posting sekitar sepekan lalu.
Atlet angkat besi Seoul yang akan berangkat ke Korean Sport Olimpiade alami kecelakaan mobil parah.
Sempat kritis dan masih koma, apakah atlet angkat besi Seoul tetap bisa maju ke turnamen nasional?
Jimin bahkan tidak tahu kapan dan dimana Taehyung serta orang tuanya di wawancarai para wartawan. Jimin kemudian membaca salah satu pesan Line yang masuk pada bar notifikasi. Hampir lupa membuka SNS semua chat yang masuk.
Teman-temannya secara brutal mengiriminya banyak pesan. Total hampir 100 pesan dari beberapa chat teman kampus dan beberapa kenalan atletnya semenjak kecelakaan itu.
Jimin tersenyum tipis kemudian membalas dengan voice note lantaran ia tengah malas mengetik.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir. Semester ini mungkin aku akan mengambil cuti untuk pemulihan. Dan ... Aku akan berhenti menjadi atlet, maaf mendadak sekali."
Jimin menghela nafasnya, beralih membuka foto profil Line-nya dan memandangnya lamat. Fotonya masih foto dengan sang ibu. Jimin meletakkan ponselnya lalu menutup mata. Hela nafas berat kembali terdengar.
Jimin membuka matanya, kembali meraih ponsel dan menelpon ibunya. Ibu tak kunjung mengangkat sebanyak apapun Jimin mencoba menghubungi.
Pada percobaan yang hampir ke enam kali, panggilannya ditolak oleh ibu. Jimin menjauhkan ponsel dari telinganya kemudian kembali menghela nafas kasar. Jimin meletakkan lagi ponselnya dan memejamkan mata untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect: Sequel of Bring Me To Life ✔
FanfictieSebuah kisah antar dua insan yang melalui kenangan demi kenangan, musim demi musim, hari demi hari untuk mencari tujuan kemana harus pergi dan berteduh. Sangat disarankan baca book sebelumnya; Bring Me To Life terlebih dahulu.