Nanda

1K 109 0
                                    

H
A
P
P
Y
💕
R
E
A
D
I
N
G
🎉



[▪]



Hampir satu minggu sudah Nanda tidak menegur Iris ataupun sekedar mengirimkan chat seperti biasanya. Pikiran Nanda masih tetap tidak habis pikir kenapa Iris tetap saja bersikap biasa saja dengan Jennie padahal dirinya juga mulai menjauh darinya.

Nanda berpikir jika dia mendiamkan Iris maka gadis itu akan lebih memilihnya dan mulai menjauhi Jennie seperti keinginannya. Tapi dia justru salah besar akhir - akhir ini Jennie lebih sering bersama Iris dibandingkan ketika dulu saat dia masih bersama Iris.

" Sial mang tu bocah malah makin lengket aja mereka berdua. Bukannya dateng kek ke rumah gue nanya kek gue gimana kabarnya atau minta maaf kek. Malah asyik ma iihhhh kesel sendiri gue liatnya. " gerutu Nanda yang memperhatikan Jennie dan Iris yang tengah duduk di taman kampus sambil bercanda.

" Hai Nan ngapain loe disini sendirian. Iris mana ? Jangan bilang kalau loe masih marah ma Iris ?" Sapa seorang laki - laki yang akhirnya mengikuti arah mata Nanda.

" Yaelah Nan ngapain juga dilihatin mending loe samperin aja. " lanjutnya

" Ogah banget gue samperin mereka. Yang ada malah ribut iya. "

" Susah mang cewek kalau dah ngambek. "

" Sapa juga yang ngambek, ngga penting. "

" Sok jual mahal loe Nan. Denger ya gue ngga tau masalah kalian apa tapi setau gue si Iris tu bukan type orang yang suka ngajak ribut. Jadi kalau ada masalah mending loe omongin baik - baik ma dia. "

" Udah gue omongin kali ma dia ngga cuma sekali malah udah berkali - kali tapi mang dasar bocahnya aja yang susah bikin gue tambah jengkel. "

" Gara - gara si Jennie ?" Nanda hanya mengangguk

" Bingung juga gue, tapi mo gimana lagi Nan itukan pilihan Iris sendiri loe ngga boleh maksa dia seenak jidat loe sendiri juga. "

" Udah gue bilangin tetap aja dia ngga peduli ma omongan orang padahal loe tau sendiri kan Lex malah sekarang tambah kemana - mana tu gosip tentang Iris ma Jennie. "

" Ya gue tau and gue juga denger kok. Tapi Iris kagak ambil pusing tu liat aja dia masih tetap biasa. "

" Itu yang bikin gue kesel ma dia. Malah dia nanya balik ke gue terakhir kali gue debat ma Iris. "

" Nanya paan mang ?"

" Kalau mang ternyata dia sama aja kayak Jennie terus gue bakal gimana ma dia ? Jujur gue ngga tau mesti jawab apa ke dia waktu itu makanya gue langsung pergi ngga jawab apapun dan gue diemin si Iris sampai sekarang. Eh dia juga kagak ada usaha nanya kabar ke gue sama sekali tambah emosi aja gue. "

" Haha ngarep sih loe rugi sendirikan. Tapi mungkin ngga sih kalau dia jadi mikir dengan perginya loe waktu itu udah jadi jawaban dia. "

" Maksud loe ?"

" Bisa ajakan Iris mikirnya loe milih jauhin dia sama kayak loe jauhin Jennie. "

Nanda hanya terdiam dan memandang Iris, kenapa dia ngga terpikirkan sampai kearah itu. Tapi dia ngga ada maksud menjauh dari Iris hanya berusaha agar gadis itu yang akan menjauh dari Jennie bukan sebaliknya. Tapi bagaimana jika yang ditanyakan Iris dan semua gosip tentang Iris itu juga benar, apa yang akan dia lakukan.

[▪]

Nanda hanya terdiam dan menatap langit kamarnya. Ucapan Alex dan Iris kembali berputar - putar memenuhi kepalanya.

" Nan, orang yang bener - bener sayang ma aku bakal tetap disampingku apapun yang terjadi. Sekarang aku mau nanya ma kamu Nan, andai aku mang seperti itu kamu masih mau menjadi sahabatku ?"

Entah sudah berapa kali ucapan Iris ini kembali bergema di telinga Nanda. Apakah dengan dia yang mulai jauh dari Iris saat ini sama saja dengan dia tidak benar - benar sayang dengan Iris ? Tapi dia lakuin ini juga agar Iris sadar bahwa dia benar - benar menyayangi sahabatnya itu.

Dia tidak ingin sahabatnya itu salah bergaul, dia ingin sahabatanya itu tau bahwa Jennie akan membawa efek buruk untuknya.

Nanda mengusap kasar wajahnya beranjak keluar kamarnya menuju kamar mandi. Tetapi langkahnya terhenti melihat Lily yang sedang bercanda denga Reyna adiknya.

" Eh ada Lily. Udah daritadi ?"

Lily yang merasa dipanggil menghentikan tawanya menoleh kearah Nanda yang berjalan mendekatinya.

" Belum lama kok kak. Mau pinjem buku Reyna kak daripada beli kan lumayan uangnya bisa buat shopping hehe. "

" Haha ngga kayak Reyna ya, hampir semua buku dia beli. "

" Paan sih kak, kalau semua mikir kayak Lily terus yang mau beli buku sapa ? Yang mau kasih pinjem sapa ?"

" Perpus Rey. " jawab Lily polos membuat Nanda tertawa sedangkan Reyna menatap tak percaya temannya.

" Ngga adik ngga kakak sama aja jawabannya. " jawaban Nanda membuat Lily dan Reyna menatap Nanda

" Kakak udah baikan sama kak Iris ?" Reyna yang bertanya

" Entahlah Rey, kakak juga bingung. Apa kakak yang salah karena kan kakak yang pertama tiba - tiba pergi dari Iris. "

" Maksud kakak ?" Kali ini Lily yang bertanya

" Jadi awalnya kami debat seperti biasa dan kakak merasa sudah tidak bisa lagi menjawab Iris makanya kakak langsung pergi gitu aja. Setelah itu kakak berfikir mungkin dengan mendiamkan Iris akan membuat dia menjauhi Jennie seperti yang kakak inginkan. Tapi justru kakak salah ternyata Iris masih tetap seperti biasa. "

Nanda menghela nafas dan memejamkan matanya. Karena jujur dia ingin Iris kembali seperti dulu menjadi sahabatnya yang walaupun dengan keributan kecil tetapi itulah yang menjadi warna dalam persahabatan mereka.

" Lily sama Rosé juga pernah kak bilang ke kak Iris tapi hasilnya sama saja. Malah kita yang di ceramahi sama kak Iris. "

" Kakak juga udah ngga tau lagi mesti gimana Ly. Persahabatan kakak sama Iris juga dah mulai hancur. "

Reyna mendekati kakaknya dan memberikan pelukan pada pundak kakaknya yang disambut dengan isak tangis dari Nanda. Apakah Nanda yang terlalu egois memaksa Iris agar menjauhi Jennie atau Iris yang terlalu egois tidak mau mengerti mengapa Nanda melakukan semua ini. Atau justru keduanya yang sama - sama egois memaksakan kehendak masing - masing.

Nanda akhirnya kembali ke kamarnya meninggalkan adiknya dan Lily yang memandangnya dengan rasa khawatir dan kasihan.

" Gue kangen ma loe Ris. "

Nanda memejamkan matanya menahan isak tangisnya dan entah berapa lama Nanda dengan posisi yang sama dan akhirnya membuat dia tertidur dengan sendirinya. Berharap ketika dia terbangun nanti semua ini hanya sebuah mimpi yang tidak pernah menjadi kenyataan. Karena Nanda tak pernah ingin kehilangan Iris sebagai teman, sahabat bahkan saudaranya.














[▪][▪]






Jangan lupa Vomment 💕
😘

When I become Us ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang