Boss13

2.1K 206 31
                                    

Happy reading.
.
.
.
.
.
.

Pemakaman Woojin dan Daniel di telah selesai di laksanakan dengan haru, Chan maupun jaehyun tak kuasa menahan air mata mereka saat melihat kedua peti itu di masukan ke tanah.
Namun apa daya, Tuhan sudah berkehendak mengambil Woojin dan Daniel dari dunia.

Dan kini,Keheninganlah yang menguasai dalam mobil mereka. Jaehyun maupun Chan tidak ada yang angkat bicara, keduanya Fokus pada kegiatan masing-masing.

Jaehyun dengan jalanan di depan sana, sementara Chan hanya diam menyenderkan kepalanya pada jendela. Menarik nafas sejenak, mata Chan terpaku pada sebuah cincin pernikahanha yang melingkar apik di jari manisnya.

Pandangan Chan pun beralih pada jaehyun yang menyetir dengan hanya tangan kanan, lebih tepatnya Chan memerhatikan tangan kiri jaehyun yang di dalam jas itu tersembunyi perban yang membalut luka tembakan.

Pikiran Chan melayang Buana, memikirkan statusnya yang kini sudah sah menjadi suami dari jaehyun. Memikirkan nasip pernikahan tanpa cintanya ini, apakah akan bertahan lama ataukah justru akan berhenti di tengah jalan.

Jaehyun beberapa kali melirik Chan yang terlihat melamun, pemuda itu bahkan tidak sadar jaehyun telah menghentikan mobilnya di tempat tujuan, Rumah mereka.

"Chan,kita sampai."

Chan tersentak kaget, sedetik kemudian ia mengangguk dan mengikuti jaehyun turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah mereka. Jaehyun hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah Chan.

"Tolong bawa barang-barang yang ada di bagasi!" Para pelayan wanita itu mengangguk.

Jaehyun kembali berjalan menaiki tangga menuju kamarnya diikuti oleh Chan di belakangnya. "Saya tidak tau selera kamu,tapi..." jaehyun membuka pintu kamarnya.

"Saya harap kamu nyaman tidur di kamar ini." Chan memasuki kamar itu. Ia memperhatikan sekeliling
Kamar yang di dominasi oleh Chat putih dengan fornitur berwarna coklat dan hitam, terkesan dewasa.

Seperti jaehyun.

Jaehyun menghela nafas begitu Chan tidak menunjukan sebuah reaksi. "kamu bisa tidur disini, biar saya pindah ke kamar lain."

Jaehyun mendekati lemarinya, kemudian mengambil beberapa pakaian dari sana.

Chan masih diam, memerhatikan jaehyun yang memasukan pakaianya ke dalam koper hitam besar. Rasa Bimbang menyelimuti hatinya saat ini.

Chan mungkin tidak mencintai jaehyun, tapi bagaimanapun mereka adalah pasangan sekarang.

Lagipula Chan sudah bertekat untuk membuka hatinya, memulai semua ini dari awal.
"J-jangan pergi."

Dan pisah ranjang bukanlah sebuah permulaan yang bagus.

Jaehyun menghentikan kegiatanya sejenak, "Tidak apa-apa, saya tidak mau kamu merasa tidak nyaman."

Setelah mengatakan itu, jaehyun membawa dirinya beserta kopernya untuk keluar dari kamar meninggalkan Chan yang hanya bisa diam.

Chan mendudukan dirinya di pinggir ranjang, memandangi cincin pernikahanya.

"Ini sulit...."
.
.
.
.
.
.

jaehyun menaruh gelasnya dengan kasar pada permukaan meja kaca tersebut, memberi kode pada sang bartender untuk mengisi gelas itu kembali.

Jaehyun memijat pelipisnya.

Ia datang ke Bar ini tanpa memberi tau siapapun terlebih dahulu, berusaha tidak peduli dengan Chan atau para pelayan yang mencari keberadaanya. Jaehyun hanya butuh ketenangan.

[8]🌷Yes!Boss[JaeChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang