🌙lima belas

476 103 12
                                    

Sehun ga bisa tidur, dalam 2 hari perasaannya berubah-ubah. Dia mandangin langit kamarnya, ada galau menyergap tiba-tiba. Kejadian-kejadian yang ia lalui pun terjadi dengan kesan mendadak.

Kejadian hari minggu lalu.

Ingat persyaratan membaiknya persahabatan Sehun dan Loey?

Jadi mereka beneran jalan, Loey bahkan udah di rumah Sehun pas pukul 9. Dia disambut baik kek biasanya, cuma bunda nanya-nanya kok ya kalau diperhatiin si Bintang ini mirip sama si Chanyeol.

Loey senyum, jelas mirip dong kan kembar. Orang rumah Sehun aja ga sadar, mungkin karena pembawaan Loey yang kalem banget jadi banding terbalik sama Chanyeol yang terkesan supel dan aktif.

Tapi ini juga yang bikin Sehun jadi kepikiran, bunda masuk kamar dia sambil ngasih wejengan dikit.

"Bunda tau kalian sahabatan udah lama, bunda ga larang kakak mau deket sama siapa, cuma bunda mau ingetin kak jangan terlalu ngasih harapan. Kakak juga udah punya pacar kan?"

"Ya Bintang juga punya pacar kok, Bun." Sehun protes.

"Nah itu apa lagi, kamu ga mau kan dicap perebut pacar orang gara-gara kamu terlalu dekat sama Bintang?"

"Tapi kan dari dulu kakak sama Bintang emang deket, kita sahabatan, Bun."

"Emang kakak yakin hubungan kalian cuma sebatas sahabatan? Kakak yakin ga punya perasaan lebih ke Bintang?"

Sehun diam.

Tentu aja diamnya anak tengah bunda ini cukup menjelaskan apa yang Sehun rasaain. Bunda senyum abis itu ngusap rambut anaknya. "Udah temuin Bintang sana, kasihan dia nungguin lama."

Sehun natap bundanya. "Kakak salah ya, Bun?"

Dan akhirnya mereka pergi jalan-jalan berdua; kesannya emang jahat dua-duanya punya pacar tapi baik Loey ataupun Sehun ga ada yang minta izin sama pacar masing-masing. Mereka beneran pengen ngabisin waktu berdua aja sebagai sahabat.

Nonton bioskop, beli barang couple, makan berdua, ke tokoh buku dan lain-lain. Sepanjang perjalanan pun mereka nyaman-nyaman aja gandengan, kek orang pacaran. Sehun juga ga nolak waktu Loey ngerangkul dia posesif. Kadang juga Sehun yang malah gemes cubit-cubit pipinya Loey.

"Lang, aku mau bilang sesuatu." Loey ngomong gini pas dia liat raut wajah Sehun berubah.

Pas mereka lagi asyik duduk di kursi dalam mall, eh tiba-tiba mata elangnya Sehun ngeliat sosok yang dia kenali sebagai pacarnya. Lagi gandeng-gandengan tangan sambil ketawa-ketiwi. Gayanya mesrah lagi.

"Kamu mau bilang apa? Nggak lagi mau bela sodara kamu kan?" Sakit banget rasanya liat orang yang kita cinta malah ketawa lepas sama orang lain, apalagi itu lawan jenisnya.

"Nggak, dia emang brengsek."

"Keknya aku deh yang kebaperan..."

"Aku udah peringatin kamu, liat kamu sedih gini aku ga bisa terus diam dan pura-pura ga tau sedangkan kamu sahabat aku."

"Tapi aku udah terlanjur cinta, Bin."

"Lang, belum terlambat kok kalau kamu mau." Loey natap Sehun.

"Maksud kamu?"

"Bin, kamu cuma dia jadiin bahan taruhan."

Kalimat Loey bikin kerutan di kening Sehun, suasana perasaannya jangan tanya lagi. Keterdiamannya cukup membuktikan seberapa terkejutnya Sehun. Dia ngalihin pandangannya dari sahabatnya, dia mau ga percaya tapi rasanya ga mungkin banget kalau sahabatnya yang bohong.

Apalagi buktinya ada di depan mata. "Aku segampangan itu yah sampai dijadiin bahan taruhan..." lirihnya setelah terdiam cukup lama.

Loey menarik Sehun ke dalam pelukannya dia ga bisa lihat sahabat yang paling dia sayangi kecewa dalem gini. Ini salah Loey juga yang ngebiarin Sehun jatuh hati dulu baru bilang kebenarannya.

"Kamu ga gampangan, kamu indah dan berharga. Aku selalu ada untuk kamu, apapun kamu tetap yang utama setelah orang tua aku."

Mungkin jika bisa memilih pelukan Loey adalah yang Sehun inginkan dibanding sejuta rayuan dan ucap manis yang Chanyeol berikan. Sialnya hati tak semudah itu diatur.

Kembali ke masa sekarang, Sehun menendang selimutnya. Merasa panas sendiri dengan tingkah hati dan otaknya yang tak berhenti mendiskusikan Loey dan Chanyeol.

"Ayolah Sehun ngapain mikirin pacar orang!!!" Sehun tak sadar ia berteriak.

Dug dug dug!

"Langit kamu kenapa?"

Sehun kaget saat kamarnya digedor sang kakak yang sepertinya baru pulang. Sehun segera beranjak berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

Ia menyembulkan kepalanya sambil tersenyum. "Ga apa-apa kok, Kak."

"Kamu yakin?"

Sehun ngangguk.

"Ya udah tidur, udah mau jam 11 malam. Jangan teriak lagi ga enak sama tetangga."

"Siap, Bos!"

Kak Juna senyum lalu mengusak kepala adiknya sayang. "Selamat tidur, ya."

Nyatanya udah hampir pukul 1 malam Sehun tetap aja belum bisa tidur, ada aja hayalan dalam otaknya. Matanya juga kayak ga mau meram, Sehun jadi bosan. Mau nelpon Loey pasti dia udah tidur, ini udah dini hari. Mau ngehubungin Chanyeol, kok rasanya ragu masih malu tadi dia kan nyosor.

Sehun memukul kepalanya, ada wangsit dari mana ia seberani itu buat duluan cium seseorang. Iya sih cuma dipipi, ntar kapan-kapan kalau dia yang dicium gimana apalagi kan kalau pacaran bisa cium bibir.

Wajah Sehun menerah, mengapa pula semakin mendekati fajar otaknya semakin liar. Sehun harus mengurangi konsumsi menonton drakor yang banyak adegan manis tetapi seharusnya jangan dulu dilakukan.

Beberapa menit berlalu sepertinya matanya mulai lelah karena bosan. Sehun juga malas melakukan apapun, semuanya sudah selesai pukul 9 tadi. Harusnya pukul 11 ia sudah menjelajah mimpi. Ia menguap kecil dan mulai mencari posisi nyaman.

Jadi gini rasanya galau, gunda dan merana.

to be continued

🌙🌙🌙

Happy 5k viewers... gini aja seneng aku tu
Terima kasih atas dukungannya, maafkan zee yang ga bisa sering up... terus terang rasa pas nulis tu ga kek awal aku terjun ke dunia orange ini😟
Tapi aku udah bertekat buat nyelesein ff ini...

Zee💚

Coba Cintaku [ChanHun]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang