🌟dua puluh dua; The Last

981 99 39
                                    

Sehun memandangi pria yang kini terlelap dengan alat bantu yang melekat di tubuhnya. Seperti mimpi, tapi ini lebih sakit dari sekedar kenyataan Chanyeol yang memiliki banyak wanita.

Tangannya terulur mengusap pipi yang kian menirus itu. "Kapan kamu bangun, Chan?" Mau tak mau air matanya lolos, memikirkan sudah berapa lama pria -yang entah statusnya apa- ini terlelap.

Sehun mengusap bekas air matanya saat seseorang memasuki ruangan. Ia menoleh kemudian tersenyum mengetahui itu adalah sahabatnya, Loey.

"Gimana kondisinya hari ini?"

"Ga ada perubahan..." Sehun berucap lirih.

Loey melihat saudara kembarnya, dulu terbesit rasa syukur karena Chanyeol mendapat kecelakaan sebagai karma atas segala prilaku buruknya, tapi semakin hari bertambah dan kondisi Chanyeol dinyatakan koma. Loey terpuruk, hubungan mereka yang kurang baik membuatnya sebagai kakak merasa gagal menjaga dan mengayomi adik-adiknya.

Kondisi ini telah lama berlalu hingga keluarga sudah tak tahan melihat Chanyeol hanya bertahan dengan alat-alat itu. Mereka ingin menyerah, walau rasanya berat. Loey sendiri dalam kebimbangannya juga harus meyakinkan Sehun, tapi pemuda manis masih menaruh harapan besar agar Chanyeol membuka matanya.

Tak apa, 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi dan jika perlu selamanya, Sehun ingin menemaninya. Selagi nafasnya berhembus dan jantungnya berdetak, Sehun tak ingin menyerah. Terdengar egois dan bodoh, tapi untuk nyawa orang yang paling dia cintai, mengapa menyerah?

Padahal menunggu itu cape, lelah hati, tertekan batin, iya kalau rindunya berbalas, kalau malah lepas? Nelangsa kokorone!

Loey ingat tujuannya ke sini dalam rangkah menawarkan Sehun sesuatu, dia berharap besar ini akan membuat Sehun goyah dan mengikhlaskan Chanyeol. Sebelumnya ia mengajak Sehun pergi ke taman agar tak mengganggu pasien.

"Langit,"

"Ada yang mau diomongin?"

Loey mengangguk, memantapkan hatinya. "Aku ga bakal basa basi, Lang, ini udah 5 tahun. Kamu ga cape nungguin dia, disaat kita semua udah nyerah dan ngiklasin dia?"

Sehun terdiam, ia menatap sosok sahabatnya itu. Dalam sorot matanya, sudah pasti nyerah itu ada tapi sekali lagi dia masih ingin berjuang. "Chanyeol lagi ber-"

"Kalau dia berjuang dia bakal bangun, Langit!" Loey menekankan nada bicaranya. "Kamu selalu bilang dia berjuang, sampai kamu ga sadar ada orang yang juga berjuang buat kamu. Kamu sadar semua waktu kamu terlalu banyak dihabiskan buat nemanin raga tanpa jiwa itu?"

"Bin, dia sodara kamu!"

"Karena dia sodara aku jadi aku bilang ini ke kamu, kamu dulunya cuma pacar taruhan, Langit. Apa yang kamu harapin dari itu?"

Sehun diem, Loey benar. Ada rasa sakit di hatinya pas Loey ngingatin tentang kejadian masa lampaunya, tapi harus Sehun memikirkan itu. Toh mereka bisa memulai semuanya dari awal lagi kan?

"Kita udah cukup dewasa, Lang. Aku mau kamu berhenti berharap, aku mau kamu lanjutin hidup kamu normal."

Sehun kembali menatap Loey, melihat keseriusan dalam mata bulat pria itu. Namun entahlah, rasanya tak mau menukar cintanya pada Chanyeol dengan orang yang memiliki rupa sama ini.

Benar, selepas kecelakaan 5 tahun lalu Chanyeol tak pernah membuka matanya. Ada benturan yang serius di otaknya, juga luka bakar 30% di tubuhnya. Sedangkan orang yang mengakibatkan kecelakaannya sudah di adili dan kabarnya tahun ini akan keluar dari penjara.

Kembali ke Sehun, dia tidak berusaha goyah, tapi kembali meyakinkan Loey bahwa Chanyeol akan bangun. Membuat pria itu mengerang kesal dan bangkit dari duduknya. Kini ia bersimpuh di hadapan Sehun. Tangannya menggenggam tangan Sehun, mereka beradu tatap.

Coba Cintaku [ChanHun]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang