10°

34K 4.7K 1.1K
                                    

Sekarang mereka berdua sedang berada di cafe dekat rumah Jaemin.

"M-makasih." Ujar Jaemin membuka pembicaraan.

"He'em sama-sama."

Jaemin hanya bisa menunduk sambil meremas ujung bajunya, tidak berani menatap Jeno karena dia malu telah menangis dan kelihatan lemah di depan Jeno.

"Lo kenapa?"

"Hah? Gapapa kok."

Jeno bingung, tidak biasanya Jaemin begini.

"Lo aneh, dari tadi ga natap muka gue."

"Emang gue harus natep muka lo?"

"Engga, tapi biasanya kan lo selalu natap muka gue dengan sinis."

"Ck, perasaan lo doang kali?"

Kemudian mereka kembali hening, tidak ada niatan untuk melanjutkan pembicaraan.

"Permisi, ini strawberry cheesecake, matcha latte dan caramel macchiato nya." Ujar pelayan tersebut yang memecah keheningan.

"Lo ga makan?" Tanya Jaemin.

"Engga, cukup liatin lo aja udah bikin gue kenyang."

"Apaan sih!" Jaemin panik dan langsung memakan strawberry cheesecake nya.

Jeno meminum matcha latte nya sambil memperhatikan Jaemin.

Sedangkan Jaemin sangat fokus dengan makanan nya dan tidak peduli dengan Jeno yang terus memperhatikannya walaupun dia sedikit risih.

"L-lo ngapain liatin gue?" Jaemin sekarang menjadi gugup, apa yang salah dengan dirinya?

"Kan tadi gue udah bilang, kalo gue liatin lo udah bikin kenyang."

Jaemin memakan kue nya dengan cepat agar bisa pergi dari cafe tersebut.

Setelah Jaemin selesai makan, dia membuka hp nya.

Namun dia merasa ada benda yang menempel di sudut bibir nya.

Itu adalah tissue yang digunakan Jeno untuk menghapus sisa cream dari sudut bibir Jaemin.

"Lo makan kayak anak kecil ya, berantakan."

Jaemin langsung mengusap bibir nya.

"Ya suka-suka gue, mau makan rapih atau berantakan." Jawabnya dengan asal.

"Kalo lo berantakan lagi nanti ga gue lap pake tissue."

Lalu Jeno mencondongkan badannya ke depan sampai ke telinga Jaemin.

"Tapi pake bibir gue." Bisik nya dengan nada rendah.

Bulu kuduk Jaemin langsung berdiri, pipi nya perlahan menjadi merah dan detak jantung nya sudah tidak beraturan.

"Lo ngapain sih!?" Lalu Jaemin beranjak keluar dari cafe tersebut meninggalkan Jeno. Dan Jeno tentu saja mengejarnya.

"Tungguin gue dong." Kata Jeno sambil mencengkram tangan Jaemin.

"Ck, lo jalannya lama banget sih!"

"Lo yang langsung kabur ya!"

"Udahlah gue balik."

"Ke rumah gue aja."

"Gamau."

"Harus mau."

"Ga!"

"Ayolah!"

"Gamau gue capek."

"Itu dia, karena lo capek istirahatnya di rumah gue aja."

Tutor | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang