"Annyeong."
"Ya! Siapa kau! Berani-beraninya masuk kamarku!" bentak Yoo-Seok pada orang misterius itu.
"Ppabo~ya, kau sangat menyebalkan!" ujar orang itu. Ia memandang Yoo-Seok dari balik jubah hitamnya. Terdengar dari suaranya, dia adalah seorang wanita.
"Eo? Ya! Kenapa kau tau namaku! Buka jubahmu, dan tunjukkan wajahmu!" bentak Yoo-Seok, ia makin mengangkat sapu di tangannya sebagai bentuk perlawanan, berharap penyusup di depannya takut.
"Arraseo, aku akan membukanya," ujar orang itu. Ia membuka jubahnya perlahan. Dan nampaklah seorang gadis berambut pendek, jaket, dan permen di mulutnya.
"Eo, Min-Hee~ya?"
📚
Ho-Hyun membanting tubuhnya ke atas sofa di kamarnya. Ia memandang buku yang ia ambil dari loteng. Sebenarnya ia tak ingin mengambil apapun dari loteng, namun tangannya seperti bergerak sendiri. Benar-benar aneh.
"Ah, apakah aku boleh membaca buku ini?" tanyanya pada diri sendiri sembari bergumam dan sesekali menghela napas.
Ia menatap ukiran di setiap inci buku tersebut. Benar-benar sangat antik, dengan ukiran yang sangat detail. Ukiran bunga lengkap dengan ranting serta daunnya. Sampul buku berwarna coklat tua dengan tertera nama pemilik buku di sana.
"Diary Book, Kim Shi-Jin."
Dengan hati-hati, Ho-Hyun membuka buku harian tersebut. Matanya terbelalak ketika membaca biodata singkat pemilik buku.
"Ini ... "
📚
Di dapur, Hye-Rin sibuk dengan peralatan dapurnya. Ia mulai memasak *kimchi. Beberapa menit berlalu, hingga masakan yang ia buatpun selesai. Hye-Rin tersenyum puas.
(*Kimchi= makanan khas korea yang terbuat dari sayuran fermentasi, yang dibaluri saus gochujang. Gochujang sendiri adalah saus pedas khas Korea Selatan)."Baiklah, siap di antar," gumamnya. Di wadah bekalnya, kini ada kimchi, beberapa tusuk odeng, nasi, telur gulung, kimbap, ayam pedas, jamur enoki dan lain-lain. Ia lantas menatap puas dengan hasil masakannya.
Hye-Rin masih suka melihat Ji-Woon pergi ke panti asuhan setiap hari. Entah itu bermain dengan anak-anak, mendongeng, atau menjadi sukarelawan di sana.
"*Silyehamnida," ujar Hye-Rin perlahan. Ia menatap kelangit-langit bangunan panti asuhan tersebut. Bangunan yang mulai berlubang, namun masih bersih dan terawat.
(*Silyehamnida= Permisi. Silyehamnida hanya dipakai ketika memasuki suatu ruangan. Sedangkan Jugaeyo hanya untuk meminta perhatian).
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, High School!
Teen FictionMoon Hye-Rin, gadis itu menyukai Lee Ji-Woon. Laki-laki yang dikaguminya sejak duduk di bangku SMP. Namun, Ji-Woon tak pernah membalas perasaan gadis itu. Hingga suatu ketika, datang anak baru bernama Park Yoo-Seok yang menyatakan cinta padanya di h...