"Tahu apa?"
"Nanti saja aku jelaskan. Sekarang dengarkan penjelasan Song sonsaengnim, apa kau mau berakhir seperti Min-Hee?" tanya Hye-Rin yang masih sibuk dengan buku dan bulpoin di tangannya.
Yoo-Seok menggeleng keras sembari memamerkan wajah polosnya.
📚
Hye-Rin dan Yoo-Seok di bangku yang ada di samping lapangan basket. Tepatnya di bangku penonton, yang terlihat sepi. Hanya ada pohon-pohon yang berjajar rapi disana. Kebetulan tak ada yang bermain basket kali ini, sehingga mereka bisa berbincang dengan leluasa.
"Sekarang ceritalah, aku sangat ingin tau!" seru Yoo-Seok.
"Baiklah, bersabarlah! Baik aku mulai!" Hye-Rin menghela napas.
"Kim Ho-Hyun, anak semata wayang pemilik K-Myeon Group, dan sekaligus penerus K-Myeon Group. K-Myeon Group, perusahaan terbesar di Asia. Dengan berbagai bidang, seperti ekonomi, politik dan sosial. Jadi tak hayal, jika satu sekolah takut padanya. Guru dan Kepala sekolah-pun tak berani menegurnya. Satu yang mereka takutkan, PHK," terang Hye-Rin.
"Ah~ begitu. Dan bagaimana dengan dua temannya itu?" tanya Yoo-Seok lagi.
"Kang Seung-In, seorang penerus perusahaan terkenal se-Asia Tenggara. Seorang anak berbakat, dan selalu menang olimpiade mewakili Korea Selatan, dalam bidang Taekwondo. Hebat bukan? Maka dari itu, banyak yang takut padanya. Tendangan 'maut' terkenalnya, dapat melumpuhkan seseorang kurang dari satu detik!" cerita Hye-Rin dengan sedikit ngeri.
"Dan Im Min-Jae, anak berbakat dari keluarga kaya. Ayahnya seorang komandan tentara penjaga perbatasan Korea Utara-Korea Selatan. Min-Jae, pernah menghadiri pementasan Internasional yang diadakan di Belanda ketika umurnya 8 tahun, untuk menyumbangkan permainan biola yang sangat indah. Ia pandai memainkan alat musik seperti piano, biola, drum, gitar dan alat musik lainnya. Selain itu, ia juga pecinta dunia sastra, serta pandai melukis," terangnya lagi. Yoo-Seok mengangguk.
"Dan bagaimana dengan pria yang kau sukai itu? Lee Ji-Woon?" tanya Yoo-Seok lagi. Namun kali ini sebelum bercerita, Hye-Rin tersenyum.
"Lee Ji-Woon bukan anak orang kaya," jawab Hye-Rin sambil menerawang jauh ke atas langit, dan senyum simpul tercipta di wajahnya.
"Eo? Bukankah sekolah ini biaya-nya sangat mahal?" tanya Yoo-Seok lagi. Hye-Rin kemudian menatap wajah Yoo-Seok dan tersenyum.
"Ji-Woon anak yang pintar, sangat pintar. Nilai Matematikanya selalu sempurna, 100. Sangat bagus bukan? Jenius. Akhirnya ia dapat beasiswa dan bersekolah di sini," terang Hye-Rin. Yoo-Seok mengangguk-angguk tanda mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, High School!
Fiksi RemajaMoon Hye-Rin, gadis itu menyukai Lee Ji-Woon. Laki-laki yang dikaguminya sejak duduk di bangku SMP. Namun, Ji-Woon tak pernah membalas perasaan gadis itu. Hingga suatu ketika, datang anak baru bernama Park Yoo-Seok yang menyatakan cinta padanya di h...