"Apa ini? Study tour akhir tahun?!" pekik Hye-Rin.
"Ada apa? Study tour akhir tahun? Apa kau akan ikut?" tanya seseorang yang langsung membuat Hye-Rin memutar tubuhnya dan menatap kaget seorang laki-laki tinggi di hadapannya.
"Ya! Yoo-Seok~a, kau mengagetkan saja!" rajuk Hye-Rin. Yoo-Seok hanya bisa tertawa geli. Namun tak berselang lama Hye-Rin menangkap sebuah luka lebam di wajah Yoo-Seok. Yang seingatnya, luka itu tak ada sebelum Yoo-Seok pergi meninggalkannya di Ćafetaria.
"Tunggu ... sejak kapan luka itu ada di wajahmu?" tanya Hye-Rin seraya berusaha menyentuh luka di wajah Yoo-Seok.Yoo-Seok segera tersenyum kikuk dan mulai mencairkan suasana. "Ah, itu ... apa kamu penasaran?"
"Eo? Study tour akhir tahun lagi?" celetuk Min-Hee tiba-tiba, yang sontak membuat perhatian Hye-Rin dan Yoo-Seok teralihkan.
"Min-Hee~ya? Apa kau akan ikut?" tanya Hye-Rin dengan antusias.
"Entahlah, aku juga tak tahu."
"Ya! Hye-Rin~a? Apa kau ingin tau kenapa aku bisa lebam?" bentak Yoo-Seok yang terlihat kesal dan memajukan bibirnya beberapa senti. Hye-Rin tersenyum kikuk, merasa bersalah karena lupa akan pembicaraannya dengan Yoo-Seok. Sedangkan Min-Hee hanya bisa menatap Yoo-Seok dengan jijik seraya memutar bola matanya ke atas.
"Kau tau, luka ini gara-gara kecelakaan beberapa jam lalu. Tapi pelakunya malah bilang ini hanya kecelakaan latihan!" tutur Yoo-Seok dengan nada bicaranya yang menekan, sedangkan matanya masih sibuk menatap Min-Hee seakan menyindir.
Lantas Hye-Rin mengikuti arah pandang Yoo-Seok, dan menatap Min-Hee. "Pelakunya ... Min-Hee?!" seru Hye-Rin seraya menunjuk Min-Hee dengan linglung. Yoo-Seok hanya mengedikkan bahu, bersikap cool seakan ia tak bersalah.
"Ya! Kenapa kalian menuduhku! Siapa suruh melakukan kesalahan saat latihan! Lagipula hanya luka lebam kecil yang bisa sembuh dalam sehari!" bentak Min-Hee.
Lantas Yoo-Seok mencibir cukup lama. Hingga ia tersadar akan sesuatu dan berkata, "Hye-Rin~a, bagaimana bisa kau memakai kaos olahraga? Hari ini 'kan nggak ada pelajaran olahraga?"
Hye-Rin menarik sudut bibirnya. Menatap kaos olahraga biru tersebut lamat-lamat, hingga bau khas Ji-Woon mulai memenuhi rongga hidungnya. Bau itu selalu ia ingat ketika bersama Ji-Woon, yang bahkan tak akan pernah ia lupakan. Entahlah parfum atau sabun apa yang di gunakan Ji-Woon, tapi ini benar-benar wangi.
"Ah, ini ... ." Hye-Rin menjeda kalimatnya sejenak ketika ekor matanya menangkap seorang pria ber-headset berjalan dengan santai di koridor. "Ya! Ji-Woon~a!"
Sang empunya nama menoleh ke sumber suara dan menatap seorang gadis yang dengan riang melambaikan tangan padanya. Bukan hanya Ji-Woon saja yang menoleh, Min-Hee dan Yoo-Seok reflek menatap laki-laki yang sedang berdiri dengan wajah tanpa ekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, High School!
Teen FictionMoon Hye-Rin, gadis itu menyukai Lee Ji-Woon. Laki-laki yang dikaguminya sejak duduk di bangku SMP. Namun, Ji-Woon tak pernah membalas perasaan gadis itu. Hingga suatu ketika, datang anak baru bernama Park Yoo-Seok yang menyatakan cinta padanya di h...