☀Chapter 23☀

29 21 110
                                    

"Sedang apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sedang apa?"

"Ne?!"

Hye-Rin segera sadar dari lamunannya dan menggelengkan kepalanya beberapa kali. Lantas ia mengedarkan pandangan ke sekeliling rooftop, namun tak mendapati seorang pun di sana selain dirinya. Lantas, siapa yang memanggilnya tadi?

Tiga detik berlalu, dan Hye-Rin masih di landa ke bingungan. Hingga tumpukan bantal dan selimut bergerak ke atas, reflek Hye-Rin menggeser posisi duduknya.

Dan dari balik selimut muncul seorang pria yang tampak tak asing di mata Hye-Rin. Mata Hye-Rin membulat kaget, dan mulutnya berhasil membuka dengan sempurna. Tidak salah lagi, pria itu Kim Ho-Hyun.

"Pergilah, aku ingin sendiri. Jangan berteriak lagi seperti saat di sungai Han tempo hari, membuatku pusing saja." Ho-Hyun kembali menggulung tubuhnya pada setumpuk selimut yang membalut tubuhnya.

Satu detik, dua detik, tiga detik, Hye-Rin masih tak menggeser posisinya. Ia tak habis fikir, kenapa si Konglomerat di sini? Bukannya dia bisa tidur di kamar VIP?

"Ya! Apa kau tidak dengar?"

Sontak Hye-Rin tersadar dari lamunannya dan berkata, "Kenapa kau bisa di sini?"

"Bukan urusanmu."

"Bukannya kau bisa tidur di kamar VIP? Di sini banyak nyamuk, lho."

Ho-Hyun bangkit dari posisi berbaringnya dan menatap Hye-Rin dengan mata elangnya. Sontak Hye-Rin terkejut, dan menggeser posisi duduknya sedikit menjauh.

"Jika kau tidak berada di pengawasan pak tua itu, aku bisa saja menendangmu detik ini." Ucapan Ho-Hyun terdengar arogan, hingga membuat Hye-Rin bergidik ngeri.

Hye-Rin meneguk salivanya dengan susah payah." Apa yang kau lakukan di sini?"

"Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Ho-Hyun balik, dengan mata yang masih memandang manik kecoklatan Hye-Rin dengan intens. Tatapan Ho-Hyun membuat Hye-Rin sesekali membuang muka. Jujur, ia sedikit takut dengan tatapan Ho-Hyun yang seakan mengimitidasi.

"Aku? Ah, hanya ingin menatap bulan," jawab Hye-Rin dengan canggung.

"Bukannya bisa lihat melalui jendela kamar hotelmu?"

"Itu ... ah! Aku juga mau menghirup udara segar," jawab Hye-Rin diakhiri kekehan yang terdengar canggung.

"Kau, 'kan bisa pergi keluar. Lagipula Jepang meski malam masih ramai."

Hye-Rin berdiri dari posisi duduknya. Dari air mukanya, ia terlihat kesal dengan pipi mengembung seperti anak kecil. Lantas ia berjalan seraya menghentakkan kakinya meninggalkan rooftop.

"Mau kemana?!" tanya Ho-Hyun, sedikit berteriak.

"Katanya suruh pergi!"

"Oh, okay."

Hello, High School! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang