"Min-Hee~ya!"
Yoo-Seok berlari ke arah Min-Hee yang tergeletak di tengah jalan. Dengan panik, Yoo-Seok segera membopong tubuh Min-Hee dan membawanya ke rumah sakit dengan mobil.
"Dia tidak apa-apa. Mungkin saja karena kelelahan, kurang istirahat, atau sering telat makan. Dan sejauh ini, pasien baik-baik saja," terang dokter di rumah sakit. Yoo-Seok mengangguk, dan detik berikutnya, dokter tersebut pergi meninggalkan Yoo-Seok bersama seorang gadis yang terbaring di ranjang.
"Silyehamnida." Seorang perawat tiba-tiba datang seraya membawa sebuah berkas di tangannya.
"Apa anda keluarga dari saudara Jang Min-Hee? Ada beberapa administrasi yang harus di tebus," ujar wanita itu lalu menyodorkan berkas ke arah Yoo-Seok.
"Ngg ... saya bukan keluarganya. Saya hanya temannya," jawab Yoo-Seok sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kalau begitu, bisa anda hubungi keluarganya?" tanya perawat itu lagi.
Namun Yoo-Seok segera mengambil berkas di tangan perawat itu dan berkata, "Biar saya saja yang membayar." Ia mengambil bulpoin dari tangan si perawat, dan menandatangani isi berkas tersebut.
Yoo-Seok menyodorkan berkas tersebut, lantas perawat itu berkata, "Baiklah, akan segera saya urus." Perawat ber-nametag Do Do-Yeon tersebut lantas membungkukkan badan, yang langsung dibalas oleh Yoo-Seok.
Sekian detik berlalu, Yoo-Seok berdiri di samping ranjang dan menatap intens gadis yang sedang terbaring pingsan. Dahinya berkerut, menatap wajah gadis itu dengan penuh penghayatan.
"Dia cantik juga," gumamnya sembari menyilangkan tangan di depan dada, dan mengangguk kecil.
"Tapi sedikit menyeramkan," sambungnya sambil terkekeh tak berdosa.
"Hye-Rin lebih cantik! Hye-Rin, 'kan gadisku. Dan Hye-Rin gadis yang baik. Sedikit kekanakan sih. Tapi ... ah, kenapa aku jadi memikirkannya," gumam Yoo-Seok sembari menggulum senyum di wajahnya. Lantas lagi-lagi pandangannya teralihakan pada gadis yang tak sadarkan diri di ranjang.
"Aish, ya! Kau menyusahkan saja monkey! Pingsan di tengah jalan, dan kenapa harus pingsan di jalanan? Huh?! Memang tak ada tempat lain untuk pingsan gitu?" bentaknya sambil bergumam, dan pasti tak mendapat respon dari lawan bicara.
"Dan asal kau tau, kau itu berat ... sekali! Bahkan Gajah kalah berat denganmu! Memang kau makan apa sih?" gumamnya lagi. Yoo-Seok menghela nafas lelah, ia berjalan ke arah jendela sambil menatap langit malam yang gelap tanpa bintang.
Merasakan angin-angin yang keluar melalui sela-sela jendela. Menatap bulan yang mulai tertutup kelamnya awan gelap. Matanya menerawang jauh ke atas.
"Aku hanya makan nasi. Jika tidak ingin menolongku tinggalkan saja aku di jalan tadi," ujar seseorang dari belakang.
Yoo-Seok tertegun, dan seketika berbalik dengan panik. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling, namun yang ia dapat hanya Min-Hee yang masih terbaring di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, High School!
Novela JuvenilMoon Hye-Rin, gadis itu menyukai Lee Ji-Woon. Laki-laki yang dikaguminya sejak duduk di bangku SMP. Namun, Ji-Woon tak pernah membalas perasaan gadis itu. Hingga suatu ketika, datang anak baru bernama Park Yoo-Seok yang menyatakan cinta padanya di h...