☀Chapter 08☀

56 35 195
                                    

"Dasar bajingan," ujar Min-Jae tenang namun penuh dengan penekanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar bajingan," ujar Min-Jae tenang namun penuh dengan penekanan. Lantas Ia berjalan pergi meninggalkan Ćafetaria dan dua sahabatnya.

"Ya! Ya! Siapa yang kau maksud bajingan?! Min-Jae~ya!" bentak Ho-Hyun. Namun Min-Jae tak merespon, bahkan berbalik pun tidak.

"Aish, anak sok suci itu!" gumam Seung-In.

📚

Kringg ...

Bel pulang berbunyi. Semua murid K-Myeon Senior High School keluar dari kelas dengan sorak yang membahana. Semburat oranye di langit sudah mulai menampakkan dirinya, bersamaan dengan perginya matahari di ufuk barat.

"Hye-Rin~a, kau yakin pulang sendiri? Apa mau aku antar?" tawar Yoo-Seok.

"Aku pulang sendiri saja," jawab Hye-Rin sambil menggulum senyum manis, berusaha meyakinkan pria di depannya.

"Ah, Hye-Rin~a. Aku menghawatirkanmu. Aku takut kau diganggu oleh para bajingan tadi," ujar Yoo-Seok, dan menekan kata 'bajingan'.

"Kau terlalu lebay, Lucy~ya!" sahut Min-Hee seraya menguyah permen karet di mulutnya.

"Aish! Monkey~a! Kau menggangu saja!" bentak Yoo-Seok, jengkel. Hye-Rin menatap Yoo-Seok dan Min-Hee secara bergantian dengan mata memincing seraya tersenyum.

"Wah! Kalian punya panggilan kesayangan? Monkey dan Lucy? Bagus juga," goda Hye-Rin sembari terkikik kecil.

"Eo, ani! Aku kan masih menyayangimu, Rin~a!" elak Yoo-Seok dengan gaya kekanak-kanakannya. Sedangkan Hye-Rin hanya tersenyum, tak tahu harus menjawab apa.

"Baiklah, aku akan pulang Hye-Rin~a. Bye!" pamit Min-Hee sambil tersenyum, namun mimik wajahnya berubah ketika melihat Yoo-Seok, menggantinya dengan ekspresi jijik.

"Aish, the danger girl!" gumam Yoo-Seok, ketika Min-Hee telah pergi dan hilang di telan jarak.

"Baiklah, Hye-Rin~a! Aku juga pulang!" pamit Yoo-Seok lantas mengelus puncak kepala Hye-Rin dengan lembut. Hye-Rin tertegun, sedangkan Yoo-Seok tersenyum dan pergi pulang, meninggalkan Hye-Rin yang masih termenung.

Hye-Rin memegang puncak kepalanya dengan perasaan yang sulit di artikan. Lantas ia menggulum senyum tipis di bibirnya.

📚

Hye-Rin berjalan ke parkiran dan menuntun sepeda putihnya. Angin sore mulai memainkan anak rambutnya. Daun-daun kering berjatuhan tersenggol angin nakal. Dan seorang gadis berambut panjang mengayuh sepedanya di halaman sekolah yang luas, tanpa penghuni.

Hello, High School! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang