"Hye-Rin~a! Aku membawa--,"
Hening beberapa saat diantara mereka. Tak ada yang berkutik sedikitpun di sana. Namun, sesegera mungkin Yoo-Seok mengubah tampang tegangnya menjadi sedikit lunak dan friendly.
"Wah, kita kedatangan tamu. Maaf aku hanya membawa 2 minuman." Yoo-Seok duduk di samping Hye-Rin sambil tersenyum penuh arti.
"Aku akan pulang," pamit Ho-Hyun tiba-tiba, dan melajukan mobilnya meninggalkan Hye-Rin dan Yoo-Seok.
"Baiklah tuan putri, sebaiknya kita pulang juga. Sepertinya cuacanya semakin dingin di sini," usul Yoo-Seok. Hye-Rin mengangguk.
📚
Di sebuah rumah mewah bernuansa putih, tampak seorang pria yang mondar-mandir penuh kecemasan. Siapa lagi jika bukan Kim Ho-Hyun, si anak konglomerat. Pikirannya tak henti-henti memikirkan kejadian dimana Hye-Rin memeluknya.
Namun, pandangannya segera teralihkan pada sebuah foto yang ia pajang di samping meja lampu. Ia mengamati setiap inci dari foto tersebut. Tangannya mengusap foto wanita di depannya dengan lembut.
"Bagaimana kabarmu eomma? Semoga eomma baik-baik saja. Eomma tau tidak? Gadis itu tiba-tiba memelukku! Gadis itu benar-benar gila!" Namun wanita di foto itu hanya tersenyum seolah-olah geli dengan kelakuan putra semata wayangnya itu.
Ho-Hyun membuka foto Ibunya dari dalam bingkai dan kembali mengusapnya dengan lembut sembari memamerkan senyum manisnya.
"Aku merindukan eomma. Aku yakin, pasti eomma lebih cantik daripada foto ini," ucapnya sambil tersenyum. Ho-Hyun membolak-balikkan kertas foto di tangannya. Dan ke anehan pun terjadi.
"Apa ini?" gumamnya ketika melihat tulisan dipojok kanan foto itu. Yang pasti itu bukan tulisan Ayahnya, apalagi tulisannya. Karena ia sadar, tulisannya seperti cakar ayam. Tapi tulisan ini sangat rapi.
'Ceritaku dan rahasia ada dalam loteng sempit'
Satu kalimat yang membuatnya mengernyitkan dahi. Tulisan apa ini? Ia mengusap perlahan tulisan yang di tulis dengan tinta yang sudah mulai memudar.
"Eo? Memangnya ada apa di loteng?"
📚
Pagi itu, Hye-Rin berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Karena ia terlalu malas berdesakan dengan sesaknya kota Seoul. Hye-Rin melihat pemandangan dari lantai 2 sambil menghirup oksigen yang belum terkontaminasi dengan polusi.
Di sisi lain, Ji-Woon melangkahkan kakinya menuju kelasnya dilantai 2. Namun, langkahnya segera terhenti ketika melihat gadis penghancur, Moon Hye-Rin. Benar-benar merusak pemanadangan menurut Ji-Woon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, High School!
Dla nastolatkówMoon Hye-Rin, gadis itu menyukai Lee Ji-Woon. Laki-laki yang dikaguminya sejak duduk di bangku SMP. Namun, Ji-Woon tak pernah membalas perasaan gadis itu. Hingga suatu ketika, datang anak baru bernama Park Yoo-Seok yang menyatakan cinta padanya di h...