Chapter 14

1.1K 80 11
                                    

Dominic tidak memperdulikan Mr. Smith sama sekali. Ia hanya fokus menekan pisaunya di nadi Mrs. Smith. Hingga akhirnya nadinya terputus dan tak ada perlawanan lagi dari Mrs. Smith. Dominic pun melempar tubuh perempuan yang baru saja ia bunuh itu ke tubuh Mr. Smith terjatuh.

Mr. Smith pun langsung memeluk erat tubuh istri nya yang muali dingin itu sambil menangis sesenggukan. Ini semua salahnya. Ia ingin mengusai perusahaan besar milik Dominic tapi apa yang ia dapatkan sekarang? Semua orang yang ia sayangi telah terbunuh karena keinginannya yang egois nan serakah itu.

Di sisi lain Brandon pun tak mau diam. Ia menembak kedua putri Mr. Smith itu. Membuat bayi yang ada di tangan salah satu dari mereka terjatuh ke lantai dan menangis dengan kencang. Seolah ia tahu kalau orang tuanya sudah dibunuh dengan keji.

Brandon pun mengarahkan pistolnya ke arah bayi tanpa dosa itu. Tapi saat ia memegang pelatuk pistolnya, tiba-tiba Reylando mencegahnya.

"Jangan tembak bayi itu!" ucap Reylando.

* * *

"Apa maksud mu Rey? Kau ingin membela bayi ini?"

"Tidak, aku membutuhkan nya untuk pasien di rumah sakit ku."

"Turuti saja Rey, Brandon!" perintah ayahnya.

"Baik ayah" pasrah Brandon. Perintah Dominic adalah hal yang tidak bisa ditolak atau diganggu gugat oleh anak-anaknya. Tapi kecuali Stifia tentu saja, karena Stifia adalah anak yang tidak suka dikekang dan keras kepala seperti Dominic sendiri.

Reylando yang mendapat izin ayahnya pun mengambil bayi yang menangis itu dan menggendongnya, ia berusaha menenangkan tangisan bayi itu.

Dominic sangat ingin membunuh Mr. Smith dengan tangannya. Tapi ia tau ada amarah yang lebih besar yang juga ingin membunuh Mr. Smith, itu adalah amarah Eldebara.

Eldebara pun mendekati Mr. Smith yang sedang memeluk mayat istrinya itu. Eldebara lalu menendang mayat Mrs. Smith dengan tidak berperikemanusiaan. Ia kemudian menginjak kaki Mr. Smith yang terkena tembakan tadi, membuat Mr. Smith meringis kesakitan. Dan darah yang ada di kakinya tadi hanya menetes sedikit demi sedikit sekarang menjadi lebih deras.

"Aakh!!.. Kumohon hentikan!" teriak Mr. Smith frustasi. Ia berusaha menyingkirkan kaki Eldebara dari kakinya dengan tangannya. Tapi malah sekarang tangannya yang diinjak oleh Eldebara.

Kakak-kakak Stifia yang melihat itu merasa ngeri sendiri. Mereka memang sering membunuh orang, tapi kalau menyiksa sampai sebegitunya tidak pernah. Karena kata Dominic mereka malah akan dicurigai polisi.

Tangan yang diinjak Eldebara pun ikut mengeluarkan darah. Eldebara pun melepaskan kakinya. Kemudian ia mengambil pistol di sakunya sangat menembaki bagian tubuh Mr. Smith.

Ia menembak kaki, tangan, dan perut Mr. Smith berkali-kali. Membuat Mr. Smith berada diantara sadar dan tidak sadar karena batas tubuhnya akan rasa sakit. Hingga akhirnya ia tidak sadar karena tidak kuat menahan rasa sakit yang diberikan Eldebara. Baru kemudian Eldebara menembak tepat di jantung dan otak Mr. Smith dan membuat Mr. Smith tidak bernafas lagi dengan tubuh yang penuh luka tembakan dan darah segar.

Dominic yang melihat Eldebara selesai dengan masalah nya pun langsung menyuruh bodyguard nya untuk membereskan sisanya, yaitu membereskan mayat-mayat ini dan juga membersihkan tempat ini ke sedia kala. Tentu bukan tanpa sebab bukan pemerintah tidak mengetahui mafia berbahaya ada di negaranya.

D. FamiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang