Chapter 23

1.4K 86 25
                                    

"Siapa yang memberimu luka kakek?" Tanya Eldebara yang baru sampai disana.

Plak

Suara tamparan itu bergema di lantai 3.

Suara itu adalah suara Javier yang menampar telinga Eldebara hingga Eldebara terhuyung beberapa langkah kebelakang.

"Kakek?"

"Apa yang kau lakukan disini! Aku memerintahkan mu pergi ke Jepang! Dan pulang saat masalah mu kau selesaikan! Jangan pulang saat urusanmu belum selesai atau aku akan menghajarmu!"

"Tapi kakek, Stifia... "

"Ucapkan satu kata lagi akan ku potong saja telingamu itu karena tidak mendengarkan kakek"

Eldebara langsung diam dan memegangi telinga nya yang terasa sakit dan berdengung. Ternyata kakeknya menampar telinganya karena tidak mendengarkan ucapannya sebelumnya.

"Pergi sekarang atau.. "

Eldebara pergi menuju lift tanpa suara sambil memandangi wajah istrinya yang sedang tidur dan digendong kakeknya.

Beberapa jam kemudian..

"El!" teriak Stifia kemudian bangun dan mendapati dirinya berada di kamar asing, tapi kemudian ia teringat kejadian di lantai 3 bawah tanah dan membuatnya pusing dan pingsan.

***

Rey yang kebetulan sedang berada di lantai 3 langsung lari menuju kamar Stifia.

"Sayang... Sayang... Stifia" ucap Rey berusaha membangunkan adiknya. Ia kemudian memeriksa denyut nadi adiknya dari pergelangan tangan Stifia, ternyata Stifia pingsan. Ia kemudian mencari kotak p3k dan mencari minyak oles dan mengoleskannya di hidung dan dada Stifia.

Beberapa menit kemudian Stifia bangun dan melihat Rey sedang mengambil minum dari seorang pelayan.

"Gracias"

"de nada señor Rey" Ucap pelayan itu sedikit menunduk pada Rey kemudian keluar kamar.

"Sayang... Udah bangun? Apa yang kamu rasain?" Tanya Rey khawatir

"Nothing Rey, I'm okay"

"Maaf buat kamu khawatir, tadi tiba-tiba aku pusing banget. Tapi sekarang udah gapapa"

"Beneran? Kalo gitu ayo sarapan di lantai 1. Semua udah kumpul kayaknya"

"Oke"

Ruang makan, lantai 1

"Sayang udah bangun? Yuk makan.. Mau makan apa Stifia sayang?" tanya Javier saat melihat Stifia bersama Rey dibelakangnya.

"Mau makan disuapin kakek, Stifia lemes banget kek"

"Iya iya, sini duduk disebelah kakek. Makan bubur aja ya"

"Huum" ucap Stifia sambil mengangguk dan duduk di sebelah Javier.

"Makan yang banyak sayang" ucap Javier tersenyum tulus sambil memasukkan sendok bubur kedalam mulut Stifia.

"Kalian juga makan yang banyak, setelah makan kalian harus pemanasan olahraga"

"Iya Tuan"

"Panggil aku kakek"

"Baik kakek"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D. FamiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang