Chapter 21

980 72 6
                                    

Setelah membaca semua poin-poin dalam surat perjanjian itu, Javier mengambil bulpoint dari saku jasnya dan membubuhkan tanda tangannya di atas materi yang berisi namanya. Ia kemudian mengembalikan map itu pada Dominic.

Dominic membuka map nya sekilas dan memberikan map itu pada anak-anaknya, agar mereka semua bisa membacanya baik-baik. Dan yang terakhir map itu berada di tangan Eldebara.

"Tolong simpan itu baik-baik" ucap Dominic saat Eldebara akan memberikan map itu padanya.

"Kenapa map ini diberikan padaku? Bukankah yang membuat perjanjian adalah ayah dan kakek?"

"Kau adalah penengah antara aku dan Javier. Karena kau bisa mengawasi ku dan mengawasi si tua bangka itu." ucap Dominic enteng.

Seseorang yang dipanggil tua bangka itu hanya tertawa. Sedangkan anak-anak Dominic cukup takut untuk mendengar suara tawa yang cukup menggelegar itu.

"Kakek?" tanya Eldebara meminta saran dari kakeknya.

Javier berhenti tertawa dan melihat Eldebara yang memanggilnya.

"Dengarkan saja perintah ayah mertuamu itu."

* * *

Tok tok tok

"Permisi"

"Masuk"

"Makanannya sudah siap, tuan."

"Tolong panggil Stifia dan suruh dia menuju ruang makan."

"Baik tuan, permisi."

"Tidak usah! Biar aku saja yang panggil Stifia"

"Baik tuan"

"Dasar pengantin baru" Olok Dominic pada menantunya.

Eldebara keluar dari ruang kerja Dominic dengan membawa map itu. Sebelum Eldebara ke kamar tamu untuk mengajak Stifia makan, ia mampir dulu ke kamarnya dan Stifia. Ia melihat penataan ulang nya hampir selesai, ia kemudian menuju lemarinya dan memasukkan map itu kedalamnya dan menguncinya.

Eldebara kemudian menuju kamar tamu dimana Stifia berada. Saat ia membuka pintu, ia melihat Stifia yang masih tertidur. Ia tidak tega untuk membangunkannya, tapi Stifia belum makan dari siang tadi.

Eldebara mendekat ke Stifia dengan hati-hati, lalu ia duduk di tepi ranjang dan berusaha membangunkan Stifia.

"Sayang, bangun yuk, kita makan." ucap Eldebara sambil mengusap-usap puncak kepala Stifia dengan lembut.

Stifia yang merasa ada yang mengusap puncak kepala nya pun berusaha membuka matanya yang terasa berat.

Sesaat setelah Stifia membuka matanya, ia melihat Eldebara yang menatapnya dengan intens.

Cup

Satu ciuman mendarat di pipi Eldebara, membuat sang empu salah tingkah sendiri tapi kemudian mengerucutkan bibirnya lucu.

"El gasuka ya dicium sama aku?" tanya Stifia polos.

"Bukan, aku suka kok, suka banget malah"

D. FamiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang