Chapter 19

978 73 7
                                    

Dominic kemudian membenarkan rambut Stifia yang menutupi wajahnya. Ia kemudian tersenyum melihat anaknya itu kembali tertidur sambil memeluknya seperti guling. Padahal ia barusan berkata panjang lebar untuk memberinya nasehat. Tapi ya sudahlah, bagaimana lagi, pikir Dominic.

Ia hanya memandangi wajah putrinya itu sambil mengelus kepala nya dengan lembut. Dan tak lama, Dominic pun ikut tertidur dengan posisi Stifia yang masih memeluknya seperti guling.

Jam 06.00 telpon Dominic sudah berbunyi puluhan kali, tapi sangat empu belum juga bangun dan malah memeluk guling nya posesif.

Stifia yang merasa tidak bisa bernafas pun terbangun. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Ayah?!" peliknya saat melihat ayahnya memeluknya seperti guling. Padahal semalam ia lah yang memeluk ayahnya. Ia kemudian berusaha membebaskan kedua tangannya dari pelukan ayahnya itu.

Kemudian, Stifia yang jahil pun menjepit hidung ayahnya dengan kedua jarinya dan menunggu ayahnya akan kehabisan nafas dan terbangun seperti ia terbangun tadi.

* * *

Dan tak lama Dominic terbangun dengan posisi duduk. Ia lalu mengucek kedua matanya.

"Pagi ayahh" seru Stifia senang, ia tersenyum.

Dominic yang baru terbangun pun ikut tersenyum, Stifia sudah kelihatan lebih baik sekarang, pikir Dominic.

Mereka berdua lalu menuju ruang makan dan sarapan berdua. Semua kakak-kakak Stifia sedang mempersiapkan gedung tempat pernikahan Stifia dan Eldebara.

"Kembali ke kamarmu dan mandi. Kemudian temui perias mu di kamar tamu kedua, akan ada beberapa maid yang akan membantumu" ucap Dominic sambil menepuk-nepuk kepala putrinya itu dengan lembut.

"Baik ayah"

Sesampainya Stifia kembali ke kamarnya, ternyata ada lima maid di sana. Mereka sedang membereskan kamarnya dan menyiapkan kamar mandi nya.

"Kamar mandi nya siap digunakan nona"

Stifia pun segera masuk ke kamar mandi karena merasa badannya lengket semua. Setelah setengah jam berlalu, Stifia keluar dari kamar mandi menggunakan kimono dan kemudian menuju kamar tamu kedua dan memasukinya. Ia melihat banyak alat-alat make up, baju pengantin, dan beberapa perias tentu saja.

Stifia pun mulai berganti pakaian dengan dress pernikahan berwarna putih. Ia kemudian di make over.

Selama Stifia di make up, ia hanya diam dan menurut saja, karena ia masih lemas seperti kemarin. Dan sekarang perutnya terasa melilit, tapi disisi lain ia tidak ingin buang air.

"Rasanya perutku sangat tidak enak." gumam Stifia dalam hatinya.

Akhirnya setelah kurang lebih dua jam didandani, Stifia kemudian berdiri dan melihat kaca. Dan kemudian tersenyum.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
D. FamiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang