17. HIPERSEKS (2)

4.8K 98 0
                                    

Dr. Merrick menggamit Nick ke ruangannya, mengunci pintunya.
"Tunjukkan padaku keperkasaanmu, sehingga Mrs. Malik merasa perlu punya kekasih gelap."
"With her, it's not about sex, I love her."
"She is married."
"I know. I've known her before she got married, but I was not lucky, she chose Stefano Malik."

Dokter itu mengelus selangkangan Nick, kemudian melucuti pakaiannya, pusakanya sudah tegak ketika mereka berdua telanjang.
Tempat meletakkan kaki sudah dilepas, sesi pertama missionary position, Nick sudah bergairah saat memberikan kenikmatan ke Lita, sekarang ia membayangkan memasuki kakak iparnya.
"Aaah ... Lita ... my Carmelita," erangnya sambil menikmati tubuh dokter itu.
Ia meneriakkan nama Lita saat ejakulasi.
"Oops! I am sorry, doctor, I came inside. Are you on the pills?"
Dokter itu menggeleng, "I don't care, I will take the morning after pill."

Nick mengambil pakaiannya, "not that fast, handsome."
Dr. Merrick memasang tempat meletakkan kaki, "gimme round two."
Dokter itu mengulum Nick sampai tegak kembali, lalu memposisikan dirinya di ranjang pemeriksaan ginekologi, menunggu pemuda itu menggenjotnya, sampai meneriakkan nama Carmelita lagi.

Menurunkan kakinya setelah orgasme, Nick tak memberikan kesempatan turun, ia membalikkan badan dokter itu, memasukinya dari belakang.
"Ouw, kau benar-benar perkasa, handsome." Hampir saja ia keceplosan menyebutkan lebih perkasa dari Mr. Malik.

"You satisfied me, thank you. Can we be fuckbuddies?" tanya dr. Merrick sambil berpakaian, ia menyelipkan pembalut di celana dalamnya karena cairannya tak berhenti mengalir akibat terlalu banyak orgasme.
"I'll think about it. I am Nick, by the way."

*

Sore Stefano datang, Lita memintanya mengunci pintu.
"Untuk apa?"
"Aku menginginkanmu."
"Tidak takut keguguran?"
"Kan cuma satu kali."
Stefano melepaskan pinggiran ranjang di bagian kaki, memindahkan tiang infus dan urine bag, dan menarik badan istrinya turun. Menaikkan kedua kaki di pundak, ia menurunkan celananya, menggesek-gesekkan ujungnya di mulut liang kenikmatan istrinya.
"Sudah keras? Kau minum Viagra lagi? Mau berhubungan sex dengan siapa?" tanya Lita curiga.
"Sayang, aku langsung bergairah waktu kau bilang menginginkanku. Aku tak akan minum Viagra lagi, sudah kapok. Hampir saja aku membunuh anak kita."
Mulailah ia bergerak perlahan sampai Lita orgasme.

"Jangan berhenti, kau belum mencapai klimaks."
"Katanya hanya satu kali ...." Stefano tertawa menggoda.
"Tambah satu nggak apa-apa."
Lelaki itu bergerak cepat, sampai mereka melenguh bersama.
Lalu ia mengembalikan posisi semuanya seperti semula.

*

Perawat yang menyeka badan Lita di pagi hari mengenali bau cairan di underpad sekitar pinggulnya, ia melaporkannya ke dr. Merrick.
Dokter itu berpapasan dengan Stefano yang berangkat ke kantor, "Mr. Malik, can I have a word with you?" tanyanya mengedipkan mata penuh arti.
"I have a meeting this morning. Bila tidak krusial, silakan sampaikan langsung ke istri saya. Ia cukup sehat untuk mengambil keputusan sendiri."
Dr. Merrick kecewa.

Agak siang Nick datang, membawa beberapa berkas untuk ditandatanganinya.
"Do you need me to give you some pleasures?"
"Tidak, terima kasih. Kemarin petang Stefano datang, we made love."
"Here? How?"
Lita hanya tertawa.

Keluar dari ruangan Lita ia mencari dr. Merrick, masuk ke ruangannya, menguncinya.
"I need a release," katanya membuka ikat pinggangnya.
"I have an appointment in ...," melihat jam, "fifteen minutes."
"Just a quickie. Bend over your table."
Dan Nick menggagahinya dari belakang.
"Thank you," katanya merapikan pakaiannya dan keluar, berpapasan dengan seorang wanita hamil dan suaminya.

*

Petang Stefano datang dan mereka mengulang skidipapap seperti hari sebelumnya.
"Dr. Merrick tidak berpesan apa-apa?"
"Besok aku boleh pulang, tapi harus bedrest sampai melahirkan."
"Pulangnya sore aja, aku mau belikan ranjang rumah sakit seperti ini untukmu, yang pakai remote control."

"Ouw shit! Besok sore ada meeting penting yang tidak bisa ditunda."
"Pulangnya lusa?"
"Jangan! Aku akan minta tolong Nick mengurusnya."

*

Menggendong Lita ke kamarnya, Nick bergumam, "aku selalu memimpikan ini, menggendongmu, tapi ke kamar pengantin kita ...."
"Kau tahu itu tak mungkin," jawab kakak iparnya menyandarkan kepala di dadanya.
"I love you, Carmelita."
"I wish I could love you back."
Membaringkan Lita di ranjang barunya, "ada yang bisa kubantu? Another fingerfucking, maybe?"
"No thanks."

"APA? Nick menggendongmu? Mengapa tidak pulang naik ambulans?"
"Apa masalahnya sih?"
"Aku tak suka ada kontak fisik antara kalian berdua. Nick menginginkanmu, istriku!"
"OK, OK, sudah terlanjur."

Malam itu mereka bercinta dengan posisi spooning, lalu Stefano pindah ke kamarnya.
Lewat tengah malam Netta datang, setelah menggagahinya, ia menyuruhnya pergi.
Paginya ia buru-buru hanya memberikan ciuman selamat pagi, dengan alasan ada meeting. Namun selesai sarapan ia memanggil Netta, menggenjotnya di meja makan, pelayan lainnya terbirit-birit menyingkir. Rocky menontonnya dengan air liur menetes, siap menunggu majikannya bosan.

Pamela --pengasuh Stefani-- mendengar kasak-kusuk para pelayan, semua mengutuk perbuatan Netta bersedia digagahi majikannya.
"Apakah aku bisa menolak?" tanya pelayan membela diri, tentu saja kepuasan yangblebih dari saat tidur dengan Chiko tidak diakuinya.
Pamela menceritakannya kepada Lita.
Nick datang siang, mereka makan bersama di kamar Lita, perempuan itu menangis.
"Kakakmu kumat lagi, menggagahi pelayan di depan pelayan lainnya."
"Ia juga sempat meniduri doktermu, dr. Merrick."
"Darimana kautahu?"
"Dr. Merrick," ia tersenyum lebar, "my fuckbuddy. Ia keceplosan, membandingkanku dengan Stefano."
"Apa katanya?"
"Aku kalah panjang, tapi lebih tebal."
"Aku sependapat." Lita tertawa.

"Bantulah aku membalas perselingkuhannya."
"How?"
"Lock the door. Fuck me!"
Lita menurunkan celananya, lalu membuka pagar ranjang, berbaring miring sampai pinggulnya di tepi. Menyerahkan remote control ke adik iparnya supaya bisa mengatur ketinggian ranjang sesuai level pusakanya.
"Do you mind if I am coming inside?"
"Go ahead, it won't make another baby."

*

Beberapa malam Stefano Lita menahan Stefano di ranjangnya, bercinta dan tidur berpelukan sampai pagi. Begitupun Pamela melaporkan tiap pagi ia masih menggagahi Netta di meja makan.
Ia membulatkan tekat, meminta pengasuh putrinya itu memotretnya diam-diam.

"Lisa Mae, aku dengar Chico akan menikah?"
"Ya, Miss, pengantinnya sekarang bekerja di rumah anda, setelah menikah ia akan bergabung dengan Chico di sini mengurus cafe ini."
"Apakah kau berbahagia?"
"Kecuali Danny harus pulang menginap di rumah orang tuanya dua malam seminggu, aku sangat berbahagia. Kau tahu, kami menyembunyikan pernikahan kami."
"Yang penting, Danny menikahimu, anakmu bukan anak haram."

"Aku akan bercerai dan pulang ke Indonesia."
"Aku ikut," cepat Nick bereaksi, "aku akan menikahimu."
"Kalau kau ikut, siapa yang mengurus Stefano corp.?"
"Kita bisa membayar seorang CEO yang kompeten. Bila kinerjanya jelek, jual sahammu dan kita investasi di Indonesia."
"Aku akan membawa kedua anakku."
"Tidak masalah, aku toh menyayangi Stefani, dan pasti menyayangi anak keduamu."

Surabaya, 13 Mei 2020
#NWR

CARMELITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang