3. Hari terakhir MOS

16 3 0
                                    

Typo bertebaran
Jangan lupa Vote dan komen ya
Follow juga akun ini
'Chelsea' cerita pertama aku, baca ya!
Oke!, Happy reading yeorobun!

🐰🐰🐰

"Sahabat sejati adalah dia yang selalu ada untuk kita"

🐰🐰🐰


Dikediaman keluarga Cinta sedang melaksanakan makan malam dimeja makan. Suasana kali ini tidak seramai sebelumnya, biasanya Cinta dan Satya selalu bertengkar. Tapi kali ini Cinta lebih memilih diam saat Satya menjahilinya.

"Sayang?, Kok kamu diem mulu sih?" Tanya Malvin pada Cinta. Malvin Gara Fernandez, ayah kandung Satya dan Cinta.

Cinta tidak menjawab.
"Papah ada salahnya ya?" Malvin mengehentikan makannya dan menatap putrinya yang yang duduk disebelah mawar.

"Iyah!" Jawab Cinta jutek.

"Kenapa?, Cerita dong!" Ucap Malvin.

Cinta membuang nafasnya kasar, lalu menyimpan sendok dan garpu dengan kasar, sontak Malvin, Mawar dan Satya terlonjak kaget.

"Papah tau gak sih?, Tadi aku telat masuk sekolah, karna pak Udin paginya buang air dulu, mana lama lagi!. Kan aku juga udah bilang aku gak butuh supir aku bisa bawa mobil sendiri, atau bareng sama abang. Yang harusnya pake supir itu butan!, Bukan Cinta!" Cinta berbicara dalam satu tarikan nafas.

Satya terkekeh dengan kelakuan adenya ini "Lo kayanya ada bakat jadi raper deh dek". Mawar dan Malvin tertawa mendengar perkataan Satya.

"Jadi kamu maunya gimana?, Papah masih gak ngijinin kamu buat naik mobil dulu, kamu masih enam belas taun sayang!" Jelas Malvin.

"Yaudah Lo bareng gue aja gimana?" Usul Satya.

"Bener tuh kata abang kamu" ujar Mawar. Cinta hanya mengangguk patuh.

Disisi lain. Bintang sedang berbaring di kasur sambil memangku gitar, dan bernyanyi lagu WHO dari Lauv.

"Oh~ I'm sick of waiting for love~ oh~ I know you're not---" Nyanyian Bintang terpotong saat ada seorang yang mengetok pintu dari luar.

Tok tok tok.

"Masuk aja pintunya dikunci kok!" Teriak Bintang.

"Lah gimana masuknya dong banting!" Teriak pria bersuara berat itu.

Bintang berdecak sebal, lalu berjalan mebuka kunci kamarnya. Saat Bintang sudah mebuka pintunya terlihat seorang pria yang lebih besar badannya dari Bintang.

"Ada apa sih bang?" Tanya Bintang kesal.

"Lagian kenapa sih pake dikunci segala" Pria itu memincangkan matanya "Lo lagi nonton Vidio ples---".

"Ples apaan?, Ples twenty one?" Potong Bintang kesal.

"Dih, neting Mulu sih!, Orang gue mau ngomong ples enam dua" ujar Langit. Kenalkan!, Dia Langit Diandra Bramasta kakak kandung Bintang, mereka hanya berbeda tiga tahun. Dia sedang kuliah di salah satu universitas terkenal di Jakarta.

Tanpa perintah dari pemilik kamar, Langit langsung nyelonong masuk kedalam kamar, dan berjalan menuju jendela yang terbuka dan disana terdapat alat lukis lengkap. Ya Bintang sangat suka melukis.

Langit mengamati lukisan yang baru sepertinya baru dibuat karna catnya masih ada yang basah.

"Lagi jatuh cinta lu dek?" Tanya Langit yang masih memperhatikan lukisan yang bergambar muka seorang perempuan cantik.

Tentang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang