09. Friendship

87 16 2
                                    

Flashback on

Setelah selesai mandi, Zuho berniat kerumah Zita untuk menemui Rowoon dan berbicara sesuatu dengannya, ia pun bergegas menuju rumah Zita

"Zitaa..." Panggil Zuho didepan rumah Zita, namun yang keluar justru ayahnya

"Eh nak Zuho? Nyari Zita ya?"

"Hehe iya om, Zita nya ada?"

"Oh Zita lagi pergi sama Rowoon, ada yang perlu saya sampaikan?"

"Ohh, engga om, biar saya aja yang bilang langsung ke Zita nya. Kalo gitu saya pulang dulu ya om..makasih"

"Oke nak Zuho.."

Zuho pun pulang kerumahnya, selang 30 menit kemudian ia kembali keluar untuk pergi ke minimarket depan, saat sampai didepan rumah Zita, Zuho terkejut karna melihat ayah Zita pingsan didepan rumah, Zuho yang panik langsung mengambil mobil kerumah nya dan membawa nya kerumah sakit, kemudian dengan segera ia menelfon Zita karna kebetulan ibu nya Zita sedang tidak ada dirumah.

Flashback off

Zita dan Rowoon pun tiba dirumah sakit yang disebutkan oleh Zuho di telfon, terlihat Zuho masih menunggu didepan ruangan tempat ayah Zita dirawat

"Zu gimana Papa?" Tanya Zita panik

"Udah ditanganin dokter Zi, lo kedalem aja"

Zita pun masuk dan menyisakan dua orang didepan, suasana berubah menjadi canggung. Tak ada yang memulai percakapan lebih dulu, sampai akhirnya Zuho mencoba membuka obrolan

"Sorry Woon" Ujar Zuho tanpa menatap Rowoon

"Sorry buat apa? Lo ga ngelakuin kesalahan apapun. Harusnya gue yang minta maaf sama lo karna sikap gue tadi pagi" Kata Rowoon yang kini menatap Zuho

"Gue gaenak sama lo Woon, sorry gue ga ada maksud apa-apa"

"Iya gue paham, lo kan sahabat gue" Kini Rowoon mulai tersenyum
"Tapi, cepat atau lambat pasti lo bakal ngerasain apa yang gue rasain sekarang. Gue ga akan larang lo, kita saingan secara sehat aja. Siapapun yang dipilih Zita pasti itu yang bikin dia bahagia. Gue udah janji sama diri gue, seandainya bukan gue yang bikin Zita bahagia, gue bakal ikut bahagia liat dia sama lelaki pilihan dia"

"Woon sorry..gue juga ga bisa menjamin itu. Tapi gue bakal berusaha tahan itu, lo harus bisa dapetin Zita"

"Zu..gue paham. Mungkin bukan sekarang, hati siapa yang tau? Lo sekarang bilang gini tau-tau besok udah naksir sama Zita? Haha gue gapapa Zu, asal kita saingan sehat aja ga main tonjok-tonjokan. Dan soal sikap gue tadi pagi jangan lo ambil hati ya, mungkin mood gue lagi jelek jadi kebawa, sorry ya"

"Bentar, gue benci kenapa gue se emo ini denger lo ngomong gitu" Zuho pun menutup muka nya dengan kedua tangannya

"Nama doang Zuho, muka sangar, badan gede tapi cengeng, payah! Hahahhaa"

"Sialan lu. Makasih ya Woon, gue bakal dukung lo sama Zita"

"Thanks Zu!" Kata nya sambil menepuk pundak Zuho
"Sebenernya gue hari ini mau nyatain perasaan gue ke Zita, tapi tiba-tiba lo nelfon haha gagal deh"

"Eh? Gue gatau Woon, sorry soalnya gue gatau harus hubungin siapa lagi"

"Hahaha gapapa lah, mungkin emang belum waktu nya aja"

Tak lama kemudian Zita pun keluar dari ruangan sang ayah, beruntung ayahnya segera dibawa kerumah sakit sehingga mendapat penanganan dokter dengan cepat

"Zu, thanks ya udah bawa bokap gue kesini, gatau deh kalo ga ada lo gimana"

"Sama-sama Zi, eumm gue pulang duluan ya. Ada urusan"

"Ahh okay Zu, hati-hati ya! Sekali lagi makasiih"

***

Hari ini hari Senin, jadwal nya Zuho pergi ke cafe untuk sekedar mengontrol cafe nya. Dan hari ini juga Zita mulai bekerja ke kantor, namun sial nya ia kesiangan dan mobil yang biasa ia pakai tak berfungsi dengan baik. Hari yang buruk untuk Zita

"Duh mana sih ojek nya kenapa lama banget, bisa dimarahin papa kalo kaya telat begini" Gerutu nya didepan rumah sambil menunggu ojek online yang telah ia pesan, namun sepertinya keberuntungan datang ke Zita saat Zuho kebetulan lewat dengan mobil nya

"Zi? Mau kemana?"

"Ke kantor, tapi mobil gue mogok makanya nungguin ojol cuma lama banget"

"Bareng sama gue aja, gue mau ke cafe"

"Gausah deh Zu, nanti kalo ojolnya dateng gimana?"

"Ya kan bisa dibatalin Zita zitata, buruan emang lo ga telat jam segini baru berangkat?"

"Telat sih..yaudah deh"

Zita pun masuk kedalam mobil dan Zuho menjalankan mobilnya dengan sedikit menambah kecepatan

"Lo kenapa bisa kesiangan Zi? Eh tapi udah ga heran sih lo kan bangun siang mulu hahaha"

"Enak aja. Gue begadang semalem"

"Hah dagang? Dagang apaan? Nasi goreng?"

"Gadang bambang! Ish" Zita mulai cemberut

"Gue Zuho bukan Bambang, hahaha bercanda kali, serius amat. Lo ngapain begadang? Udah tau kerja"

"Ya ngurusin kerjaan lah, banyak banget hufttt"

"Kalo lo butuh bantuan bisa hubungin gue Zi, jangan ngerasa sendiri, gue tau lo jomblo tapi kan lo masih punya temen"

"Ya ya Tuan Baek Zuho yang juga jomblo" Zita menahan tawa nya

"Eh btw Zi kantor lo dimana?"

"LO NGANTERIN GUE TAPI GATAU KANTOR GUE DIMANA? ZUHOOOOOOO"

"Ya lo ga ngasih tau gue"

"ASTAGA BAEK ZUHO.....JADI DARI TADI KITA CUMA MUTER-MUTER APA GIMANAA?!" Air muka Zita berubah kesal dan seperti ingin "PENGEN TAK HIIHHH"

"Gue bercandaa! Hahahaha ini kan kantor lo" Zuho pun berbelok dan menuju lobby kantor Zita

"Tapi kok lo tau?"

"Name tag lo terpampang jelas nama kantor lo. Udah sono masuk. Telat absen bisa potong gaji terus ntar lo gabisa traktir gue"

"Lo udah tajir ngapain masih minta traktiran gue? Btw thanks yaa! Gue turun dadahh"

Zita pun turun dan langsung berlari masuk, sedangkan Zuho segera pergi menuju cafe nya. Sesaat setelah sampai ia melihat ada pesan masuk

Zita Zitata

Thanks ya Zu berkat lo gue
masih bisa masukk

Yo sama-sama Zita Zitata
Ntar lo mau balik bareng?

Hmm boleh kalo ga ngerepotin

Okay jam berapa nih gue jemput?

Nanti gue kabarin deh!

Mereka pun mulai beraktivitas di tempat masing-masing. FYI, selain Zuho mengelola cafe, ia sebenarnya juga bekerja disebuah perusahaan dan berposisi sebagai CEO alias pendiri perusahaan tersebut.

TBC
-F

I Chose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang