Zuho bangun lebih siang hari ini, sejujurnya ia tak ingin melakukan apapun hari ini, dia ingin menenangkan diri nya terlebih dulu setelah kejadian semalam. Mengingatnya saja sudah membuatnya sakit kepala
Ia keluar kamar dan turun ke arah meja makan, sama sekali belum mandi, masih memakai baju yang semalam
"Astaga Zuho kenapa kamu begini? Gimana rencana kamu semalam?" Tanya ibu nya dari arah dapur yang melihat penampilan Zuho acak-acakan
"Udahlah ma..kayanya mama harus sabar sedikit lagi untuk gendong cucu"
"Ditolak? Kamu bohongin mama ya?"
"Kenapa sih pada ga percaya? Emang Zuho ga pantes di tolak gitu ma? Dia bukan jodoh Zuho ma.."
"Ga gitu sayang...yasudah gapapa, sana mandi dulu abis itu sarapan. ih mama ga suka anak mama yang ganteng jadi kucel begini"
"Hmm iya iyaaa"
Zuho sudah mandi dan menghabiskan sarapan nya. Terlihat lebih segar sekarang. Dia mengerjakan beberapa pekerjaannya dari rumah. Sebisa mungkin dia menyibukkan diri. Ia tak bisa terus-terusan galau dan harus mulai menerima kenyataan yang sebenarnya
Ada pesan masuk dari hp Zuho, terlihat nama Zita disana. Zuho ingin mengabaikannya, namun sepertinya akan terlihat kekanak-kanakan. Zuho pun membalas pesan Zita itu
Zita Zitata
Zuuu
Yaa Zi?
Lo dirumah?
Iya
Gue kesana boleh?
Ngapain?
Gue abis bikin kue
mau kasih ke lo aja buat
di cicipYaudah kerumah aja
thanks btw"Oke Zu, lo ga boleh begini. Lo harus kuat, anggep ga terjadi apa-apa semalem"
.
.
.
.
Zita merasa bersalah karna semalam, terlebih lagi karna kesalahpahaman nya benar-benar membuat Zita merasa bersalah kepada Zuho. Mungkin jika bertemu sekarang rasanya akan canggung, namun jika tidak dipaksakan maka sampai kapan mereka akan begini? Maka Zita memutuskan untuk menemui Zuho dan membawa kue buatannya"Semoga Zuho suka sama kue buatan gue" Gumam Zita sambil berjalan kerumah Zuho. Tepat didepan rumah nya ia memanggil Zuho
"Zuhooo"
"Yaaaaa" Sahut Zuho dari dalam rumah
Zuho membuka gerbang, ia berusaha bersikap biasa saja. Begitupun dengan Zita
"Nih buat lo" Zita memberikan sekotak kue kepada Zuho
"Semoga lo suka yaa..gue bener-bener minta maaf atas semua nya""Gapapa Zi, makasih yaa. Lo mau mampir dulu?"
"Lain kali aja deh, gue balik ya"
"Oh oke, makasih yaa"
Zita mengangguk lalu pulang kerumah nya
Zuho membuka kotak kue itu, terlihat seperti kue pada umum nya, ada tulisan "BAEK ZUHO, BE HAPPY!" diatas kue itu
Zuho memotong kue itu dan mencicipi nya "enak, Zita pinter juga bikin kue" Ia mengambil satu potongan lagi lalu memasukkan sisanya ke kulkas, dan ia naik ke kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya
***
Semua berjalan seperti biasa, namun Zuho dan Zita tak sedekat dulu lagi. Sekarang Zita adalah pacar Rowoon, Zuho harus menjaga perasaan sahabat nya itu. Tapi sesekali mereka bertemu dan bercanda, walau tidak ceplas ceplos lagi
Hari ini Zita libur kerja, tak banyak yang dilakukan Zita, karna bosan ia menyalakan tv dan mencari channel dengan acara atau film yang seru. Sebuah film romantis ditayangkan, Zita pun memilih untuk menonton tersebut. Tak lama kemudian ia mendengar seseorang memanggil dari luar, ia kenal dengan suara itu, dia pun langsung menghampiri kedepan
"Eh Zu, ada apa kesini?"
"Ini..gue mau kasih undangan pernikahan gue, acara nya minggu depan. Dateng ya sama Rowoon"
Apa? Nikah? Secepat itu? Zita terkejut mengetahui kalau Zuho akan segera menikah "bukankah ini kabar bagus?" Gumam nya
"Waahh congratss ya, semoga lancar sampe hari H, makasii btw undangannya"
"Iyaa sama-sama. Gue langsung ya, mau nganter yang lain"
Zita merasa sedih, seperti tak rela sahabat yang pernah ia cintai itu menikah dengan orang lain
"Zuho & Freya" Zita membaca nama itu dengan mata sedikit berlinang, lalu jatuh satu tetes"Kenapa gue sedih? Gue harusnya seneng dong, lagian kan gue punya Rowoon sekarang" Ia menarik nafasnya panjang lalu masuk kedalam
.
.
.
Today is Zuho's Wedding day, Zita bersiap-siap mengenakan gaun formal dan berdandan agar terlihat cantik. Rowoon menjemputnya dan mereka pergi ke acara tersebutSaat memasuki gedung, Zita melihat Zuho sedang melayani para tamu diatas pelaminan.
Zuho terlihat tampan dengan tuxedo putih yang melekat di tubuh tinggi nya, Zita terkesima melihat penampilan Zuho saat ini. Sang pengantin wanita pun tak kalah cantik, tubuh nya tinggi pas bersanding dengan seorang Zuho diatas sana"Zu, finally you found your life partner. Semoga langgeng yaaa" Kata Rowoon mengucapkan selamat sambil memeluk Zuho
"Thankss, lo buruan nyusul sama Zita"
Kini giliran Zita yang mengucapkan selamat ke Zuho
"Zu..."
"Hai Zi, lo cantik pake gaun itu" Puji nya sambil tersenyum
Zita membuang muka nya, mengedipkan mata nya berkali-kali menahan air mata nya
"T-thanks..btw co-congrats ya, istri lo cantik" Kata Zita dengan gemetar
Lalu Zita pun memeluk Zuho dengan erat, menangis dipelukannya itu. Tak peduli mereka sedang berada di pernikahan saat ini, Zita benar-benar menyesal sekarang, namun tak ada guna nya
"Zuu maafiinn gueee, maafin gueee" Ucapnya sambil menangis dipelukan Zuho
"Zii..Zitaaa" Panggil Rowoon agar Zita melepas pelukannya, namun Zita seakan tuli, ia tetap memeluk Zuho
Zuho pun sebenarnya tak enak, terlebih ini didepan banyak orang
"Zii, malu Zi diliatin orang" Kali ini Zuho mencoba melepas pelukan Zita, namun tetap tak di gubrisnya
"Zita, Zitaaaa"
Zita membuka mata nya, nafas nya terengah-engah. Ternyata itu semua hanya mimpi. Zita tertidur saat menonton film tadi. Zita mengelus dada nya yang terasa sesak. Mimpi itu terasa nyata bagi Zita
"Zi lo kenapa?" Tanya Rowoon yang ternyata dari tadi membangunkan Zita
"Woon? Lo dari kapan disini?"
"Dari tadi, gue manggil lo dari luar tapi gada jawaban, yaudah gue masuk aja ternyata lo tidur disini, tapi lo keliatan sedih gitu makanya gue bangunin, kenapa sih? Mimpi apa?"
"Aah..engga tadi mimpi nya serem pokonya gamau ceritaa" Jawabnya berbohong
"Yaudah nih lo makan dulu, yang tadi gausah dipikirin ya"
Zita mengangguk lalu segera cuci muka dan makan bersama Rowoon
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I Chose You
Romance"Pilih gue atau dia?" Kisah seorang gadis yang dihadapkan dengan rasa sayang kepada 2 orang yang sama-sama punya arti untuknya.