11. Cemburu

82 14 4
                                    

Matahari mulai beranjak naik, kali ini Zita bangun lebih awal dari Zuho, ia keluar dari kamar nya dan melihat Zuho masih tertidur pulas di sofa, ia mendekati sofa tersebut dan menatap Zuho dalam. Jarak wajah nya sangat dekat sekarang, tanpa sadar sebuah senyum terukir dari bibir Zita "kenapa lo se ganteng ini?" Ucapnya lirih

"Lo baru sadar gue ganteng apa gimana?" Ucap Zuho yang masih terpejam membuat Zita terkejut dan langsung menjauhi wajah nya, lalu Zuho pun terduduk. Tentu saja Zita merasa malu

"Lo mau ngapain barusan?" Ucapnya sambil terkekeh

"Eungg ituu, tadi ada lalet di muka lo makanya mau gue usir. Lo ga mandi sih jadinya di laletin iw" Zuho tau, Zita berbohong

"Yee yang nyuruh gue kesini siapa?"

"Tapi kan gue ga maksa lo?"

Zuho terdiam, ada benarnya juga perkataan Zita tadi, ia sama sekali tak memaksa Zuho untuk kerumahnya namun ia sendiri yang memaksakan diri kesini

"Yaa...gue khawatir aja takut lo ada apa-apa. Yaudah gue mau balik, mau ke kantor"

"Kantor? Emang lo kerja di kantor?"

"Eh...gue belom cerita ya sama lo hehe, kapan-kapan deh! Udah ya gue balik dadah Zita, jangan lupa mandi, iler lo kemana-mana tuh hahahaha" Kata Zuho meledek sambil menuruni anak tangga

"HEHH!!"

***

Baik Zuho maupun Zita sudah siap untuk berangkat ke kantor masing-masing. Kali ini mobil Zita sudah diperbaiki sehingga dia bisa berangkat sendiri, namun sebelum ia berangkat, ada seseorang yang datang kerumah nya. Siapa? Tentu saja ia Rowoon

"Eh Woon? Ada apa pagi-pagi kesini?"

"Lo semalem kenapa? Sorry banget gue gabisa nemenin, gue lembur semalem"

"It's okay" Kata Zita sambil tersenyum "Zuho udah nemenin gue kok semalem"

"Zuho?"

"Iyaa, sebenernya dia gabisa semalem, tapi tiba-tiba dia dateng jam 11, bersyukur banget gue jadi bisa tidur"

"Lo ga macem-macem kan sama dia?"

"Ya kali! Gue tidur dikamar dia di sofa kok. Lo jangan berpikiran yang macem-macem ya"

"Hahaha kali aja Zuho khilaf"

"Engga engga, lo ga berangkat?"

"Karna kemaren gue udah lembur jadi hari ini libur, capek"

"Yaudah lo istirahat gih. Jangan sampe sakit, makan jangan di skip okay?"

"Iya iyaa nona muda. Gue balik yaa, gue lega lo gapapa"

"Iyaa makasih yaa udah khawatir hehe, hati-hati dijalan!"

"Siap nona!"

Rowoon pun pergi, kali ini ia mengendarai motornya perlahan "bisa-bisa nya lo curi start duluan" Gumam nya. Karna ia tak terlalu fokus, ia pun hampir menabrak seorang perempuan yang sedang menyebrang, Rowoon berhenti tepat sebelum menabraknya dan perempuan itu hanya terdiam

"Rana?"

Rana sedikit bingung, ia seperti mengenali nya namun siapa.. ah! Dia ingat sekarang

"Rowoon? Ini serius lo Woon?" Tanya nya untuk memastikan

"Iyalah siapa lagii. Tambah ganteng ya gue?"

"Gak! Masih gantengan Zuho hahaha"

"Cih, kapan lo balik?"

"Kemaren lusa, Woon gue mau ngobrol sama lo, ke cafe sana yuk!"

"Boleh, ayo naik"

Sesampai nya di cafe, mereka membicarakan banyak hal, termasuk perasaan mereka pada masing-masing pilihannya

"Woon, sebenernya gue belom bisa lupain Zuho. Gue pengen banget balikan sama dia lagi. Cuma kemaren gua liat kayanya dia biasa aja pas gue pulang, ya seneng sih tapi gue ngerasa beda aja gitu"

"Iyalah, orang dia udah naksir sama yang lain"

"Hah? Siapa? Perasaan dulu masih ngejar-ngejar gue, makanya gue sampe blokir nomor dia"

"Hahaha lo sih, ya nyerah lah dia. Gue sama dia suka sama orang yang sama"

"Siapa?"

"Ada deh, dia sahabat kecil gue, sedangkan dia sama Zuho tetanggaan. Ya gue ga masalah sih, gue gamau rusak persahabatan gue sama Zuho"

"Terus? Lo nyerah gitu aja?"

"Engga lah, gue bakal berusaha juga. Tapi siapapun yang dipilih dia nanti gue terima"

"Emangnya cewe yang lo suka itu, suka juga sama Zuho?"

"Cepat atau lambat sih Ran.."

"Berarti gue udah gabisa deketin Zuho lagi ya?" Kata Rana, kali ini ia terlihat murung

"Bisa aja kalo lo mau berusaha. Siapa tau dia luluh lagi sama lo"

"Bantu gue, ya? Kan nanti lo juga yang kena enaknya, misal gue sama Zuho lagi, lo bisa sama cewe yang lo suka itu"

"Hmm ya ya ya"

Mereka pun melanjutkan obrolan mereka yang lain dan setelah itu Rowoon mengantar Rana pulang

●○●○●○●○

Hari mulai beranjak sore, jalanan mulai padat karna ini jam nya pulang kerja. Siang tadi Zita tak sempat makan siang, akhirnya ia pergi ke restoran terdekat untuk makan. Rasa laparnya sudah tidak bisa ia tahan. Karna ia tak ingin makan sendirian, ia memutuskan untuk mengajak Rowoon, dan Rowoon pun dengan senang hati mengiyakan.

Saat memasuki restoran, ada satu pemandangan yang membuat Zita sedikit terkejut. Ia melihat Zuho dan seorang perempuan sedang makan bersama sembari bercanda. Terlihat tidak jauh dari meja mereka berdua

"Woon, Zuho udah punya pacar ya?"

"Pacar? Setau gue dia masih betah nge jomblo"

"Itu dia sama siapa?" Zita menunjuk ke arah meja Zuho

Rowoon melihat kearah yang ditunjuk Zita "Ohh..temennya mungkin" Kata Rowoon dengan santai, ia tau bahwa itu sebenarnya Rana

"Tapi keliatan mesra banget"

"Lo kenapa mikirin itu Zi?"

Zita menatap Rowoon. Benar juga, untuk apa ia mengurus hal itu?
"Kenapa hati ini nyesek liat Zuho sama perempuan itu?" Batin Zita

Sepulang dari makan malam tadi, Zita benar-benar berada di level mood paling rendah

"Oh ayolah Zi..Zuho cuma sahabat lo, sahabat lo berhak bahagia sama cewe lain kenapa lo harus cemburu?" Ia bermonolog sambil menatap langit-langit ruang tv

***

Sudah seminggu ini Zita tidak bertemu Zuho, ia tak bisa dihubungi sama sekali. Rowoon bilang Zuho sedang ada perjalanan bisnis jadi mungkin ia tak sempat untuk hanya sekedar memberi kabar

"Terus kenapa dia ga ngabarin gue? Apa karna cewe nya itu?" Itu yang Zita pikirkan selama ini

Selama Zuho tak ada, ia selalu bersama Rowoon. Sesibuk apapun Rowoon, ia selalu menyempatkan diri untuk sekedar menemui Zita. Ini kesempatan bagus bagi Rowoon untuk mengambil hati Zita, siapa yang tau kedepannya akan seperti apa.
.
.
.
Seminggu lebih berlalu namun seorang Zuho tetap belum terlihat batang hidungnya

"Woon, Zuho emang kalo jalan bisnis gini suka lama ya?" Tanya nya pada Rowoon

"Biasanya sih engga. Gue juga jadi khawatir, dia gabisa dihubungin sama sekali"

"Semoga tu anak ga kenapa-napa deh"

"Amin..."

Jadi sebenarnya kemanakah seorang Zuho pergi?

TBC
-F

I Chose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang