14. Broken Heart

71 15 8
                                    

Minggu pagi yang sejuk membuat seorang Zuho merasa relax di balkon rumah nya, ia hanya duduk sambil meminum kopi, benar-benar menenangkan

Saat sedang menikmati secangkir kopi nya itu, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil nya dari depan pintu kamar nya

"Zuho, sarapan dulu yuk mama udah siapin"

"Iya mahh" Zuho pun langsung berdiri dan mengikuti ibu nya turun kebawah

Setelah menyelesaikan sarapan nya, Zuho menonton tv, dan baru saja ia duduk, ada yang memanggilnya dari depan rumah. Ia pun segera keluar untuk melihat siapa yang datang, saat membuka gerbang, ia langsung dipeluk

"Zuuuu"

"Ran lo kenapa? Kok lo nangis gini kenapaa?" Rana makin mengeratkan pelukannya dan menangis dalam pelukan Zuho, Zuho pun membalas pelukan Rana sambil menepuk-nepuk punggungnya

"Ran lo kenapa ih? Jangan disini malu ayo masuk duluu cerita sama gue"

Akhirnya Rana melepas pelukannya dan masuk kedalam rumah Zuho
.
.
.
"Bener kan dugaan gue Zuho pasti udah balikan sama dia" Zita mematung saat melihat kejadian itu, ia hendak kerumah Zuho untuk meminjam sesuatu, namun akhirnya ia mengurungkan niat nya dan pulang kerumah

"Seharusnya gue tau dari awal, Zi lo bodoh lo bodohhh" Ia meringkuk memeluk paha nya, tanpa sadar air mata nya pun jatuh, hati nya merasa hancur, ia menangis se jadi-jadi nya. Ya, seorang Zita kini menaruh harapan pada seorang Zuho, namun sekarang ia harus merasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan

Terdengar ada telfon masuk dari hp Zita, ia langsung mengambil hp dan mengangkat telfon itu

"Ha-halo" Zita masih terisak

"Zi lo nangis? Kenapaa?"

"Woon, lo bisa temenin gue?"

"Iya Zi, kebetulan gue mau kesana. Tunggu ya. Cerita sama gue"

"Makasih Woon"

Zita pun ke kamar mandi untuk cuci muka, setidaknya muka nya lebih segar walau mata nya benar-benar terlihat seperti orang yang baru saja menangis. Tak lama kemudian Rowoon pun datang

"Zi lo kenapa?" Tanya Rowoon, ia terlihat panik melihat sahabatnya seperti ini

"Tapi gue ga mungkin buat cerita ini ke Rowoon" Batin nya
"Gue stress Woon, bener-bener stress" Jawab nya berbohong

"Stress kenapa? Kerjaan?"

Zita mengangguk

"Zi, jangan terlalu maksain diri lo, lo perlu istirahat kalo lo udah ngerasa capek, inget diri lo juga Zi, kalo lo sakit gimana?"

"Tapi gabisa Woon" Zita menghela nafas

"Mending kita jalan-jalan yuk?"

"Hmmm boleh, gue siap-siap dulu ya"

Mereka pergi ke sebuah taman, cuaca hari ini tidak terlalu panas, dan angin berhembus sehingga benar-benar menenangkan. Mereka bermain sepeda, makan ice cream, seperti sepasang kekasih yang sedang berkencan. Sejenak Zita melupakan sakit hati nya tadi.

"Gimana? Udah mendingan?"

"Hmm iyaaa, makasih banyak ya Woon"

"Anytime Zi"

Ternyata, Zuho juga membawa Rana kesana untuk menenangkan nya, mereka hanya berjalan-jalan. Zuho melihat Rowoon dengan Zita sedang duduk dan langsung menghampiri. Tapi tunggu, kenapa Zuho merasa cemburu? Ahh tidak, ia tak boleh memperlihatkannya

"Woon, Zi, kalian disini juga?"

Zita melirik ke Zuho, seketika ia mengingat kejadian tadi. Sesak yang dirasakannya sekarang

"Woon gue mau pulang" Kata nya sambil menarik tangan Rowoon kemudian berjalan tanpa berpamitan dengan Zuho ataupun Rana

"Ehh? Gue duluan yaa" Kata Rowoon

Saat sampai dirumah Zita

"Zi lo kenapa sih?"

"Tiba-tiba badan gue gaenak makanya gue minta pulang. Maaf ya gue langsung masuk, pengen istirahat"

"Iyaa Zi gapapa, istirahat yg bener yaa. Jangan lupa makan"

"Iyaa"

Zita langsung masuk ke kamar dan membanting badannya ke atas kasur, berkali-kali ia menghela nafas

"Gue harus terbiasa, sorry Zu tapi kayanya kita harus jaga jarak dulu"
.
.
.
Zuho menghubungi Zita berkali-kali, namun tak dijawab oleh nya, sengaja. Bahkan kalau perlu mungkin Zita akan segera memblokir nomornya. Zita ingin punya waktunya sendiri, dan tak ingin bertemu dengan sosok Zuho tapi itu mustahil karna mereka tetangga. Ya setidaknya tak berhubungan dulu

"Zita kenapa sih tumben ga angkat telfon gue, apa gue kerumah nya aja ya?"

Zuho langsung menuju rumah Zita, namun ia sudah berfirasat jika ia memanggilnya pasti Zita tak mau keluar, angkat telfon nya saja tidak. Ntah dari mana Zuho bisa berfikir seperti itu, ia lalu memencet bel rumah Zita

Tak lama gerbang pun terbuka dan Zita terkejut melihat Zuho, ia ingin segera masuk namun Zuho pasti Curiga

"Ada apa? Maaf gue lagi gaenak badan gabisa diganggu" Kemudian ia menutup gerbangnya

Dengan cepat Zuho menahan tangan Zita agar ia tak menutup gerbangnya, ia tahu sahabat nya ini tidak sedang baik-baik saja

"Lo kenapa?"

"Udah gue bilang gue gaenak badan, gue mau masuk Zu lepas" Jawabnya tanpa menatap Zuho, ia berusaha melepas genggaman Zuho

"Engga! Gue ga bakal lepas sampe lo mau cerita sama gue. Kenapa lo ga angkat telfon gue? Lo marah sama gue?"

Dada Zita kini merasa sesak, menahan nangis
"Zu gue mau tidur lepass!!" Zita berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Zuho, lalu ia segera masuk ke kamar nya
"Maafin gue Zu, gue gabisa bilang, gue butuh waktu"

Zuho kaget dengan sikap Zita tadi, apa ia sudah berbuat kesalahan? Atau apa? Ia pun pulang kerumah nya dan mengirim pesan ke Zita

"Kalo lo gabisa cerita sama gue gapapa, lo tenangin diri lo ya. Jangan sakit, makan jangan lo lewatin. Gue minta maaf kalo ada perlakuan gue yang bikin lo marah"

Zita tak membalas pesan Zuho, setelah membaca pesan itu ia hanya terduduk sambil melamun

●○●○●○●○

sudah 3 hari ini Zuho dan Zita lost contact. bila bertemu pun Zita sebisa mungkin menghindar dari nya. Zita lebih banyak menghabiskan waktu-waktu senggang nya bersama Rowoon, ntah pergi ke suatu tempat, atau hanya sekedar dirumah menonton film berdua. Perlahan Zita mulai melupakan Zuho, melupakan perasaan nya, bukan orang nya. Tapi ini akan menjadi canggung bagi Zita jika bertemu dengan Zuho, tak seperti dulu yang asal ceplos.

Rowoon makin sering memperhatikan Zita, sering membawakan makan siang ke kantor nya, menjemput nya, seperti yang Zita lakukan dengan Zuho. "Nyaman" Itu yang dirasakan Zita, mungkin dengan begini dia benar-benar bisa melupakan Zuho dan mengikhlaskan dia bahagia dengan Rana(mungkin). Bukan Zita menjadikan Rowoon pelampiasan, tidak. Ia benar nyaman ketika bersama Rowoon

"Gue jarang liat lo sama Zuho sekarang Zi" Tanya Rowoon, mereka sedang berada di mall untuk menonton film

"Dia sibuk mungkin Woon"

"Masa sih? Biasa aja deh perasaan"

"Udah ayok masuk ke studio aja, udah mau mulai film nya" Kata nya mengalihkan

Rowoon jelas heran, ada apa dengan mereka berdua?

TBC

I Chose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang