28,4 fm (Titik terang)

154 16 0
                                    

Happy reading..

"Gih masuk"

"Gue tunggu lo pergi dulu baru masuk"

"Dasar batu,lo cewek,lo masuk baru gue balik"

"Kenapa emang kalau cewek? Sana balik habis itu baru gue balik"

Alzam berdecak,ia turun dari motor menghampiri alana yang berdiri sedikit jauh,.

"Besok-besok lo mandi air panas ya,biar batu di kepala lo bisa meleleh" ujar alzam

"Gue balik dulu ya,good night calon pacar" alzam mengacak habis-habisan rambit alana,hingga membuat gadis itu berdecak kesal.

Alzam teetawa kecil,ia memakai helm nya lalu bergegas pergi.

*****

"Al baru balik?"

"Abang,kangennnnnn" alana berhambur kepelukan fares memeluk lelaki jakung itu.

"Dasar manja"

"Abang ada yang pengen alana tanyaiin" alana melepas pelukan abang nya,kini ia memasang wajah yang serius.

"Alana baru sadar selama ini alana ngak ada tau apa-apa soal masa lalu alana? Kenapa bisa begitu?"

Deg.

Fares diam membeku di tempat, pertanyaan yang sama sekali ingin fares hindari,fares fikir alana tidak akan menyanakan hal itu,terbukti hampir 10 thun alana aman tidak bertanya apapun.

"Abang?kok diam?"

"Itu---kamu,udah malam al mandi habis itu tidur,abang juga capek pengen cepat-cepat tidur" jalan satu-satu nya fares adalah menghindar,ia selamat untuk malam ini.

"Abang kok main pergi gitu aja sih" gerutu alana kesal,menatap kepergian fares yang menghilang di balik pintu kamar.

Alana mencoba mengingat-ingat namun hasil nya sama,ia tidak bisa mengingat apapun.

"Apa ada hubungan nya dengan sikap mama selama ini?" Gumam alana.

Tak lama fares kembali lalu duduk di dekat alana yang masih ditempat semula.

"Kenapa? Ngak jadi tidur?"

Fares mengangguk.
"Kamu mengalami amnesia retrograde al,dimana kamu tidak bisa mengingat peristiwa yang terjadi di masa lalu,kamu hanya bisa mengengiat apa yang terjadi pada masa sekarang"

"Apa ini karna kecelakaaan itu bang?"

Fares kembali mengangguk.
"Kamu hanya bisa mengingat hal-hal yang terjadi setelah kecelakaan,selebih nya kamu tidak bisa mengingat apapun"

Fares berhenti sejenak,ia menatap adik nya,memengang kedua pundak alana.

"Al,dengerin abang,apapun yang terjadi,kamu tidak boleh mengingat apapun tentang masa lalu,jangan pernah memaksa otak mu untuk membuka lembaran lama,jika kamu tetap memaksa dan otak kamu tidak bisa menerima nya tidak menutup kemungkinan hal buruk bisa saja terjadi" jelas fares.

Alana masih saja diam,fikiran nya kini bercabang ada hal-hal yang ingin alana tanyakan,tapi mungkin ini bukan saat yang tepat. alana harus pulang ke rumah.
Ada satu tempat di mana ia bisa tau segalanya.

Mungkin besok alana bisa pulang, pagi-pagi setelah mamanya berangkat ke butique.

"Yasudah kamu tidur,abang harap ini terakhir kali nya kamu tanya-tanya hal yang ngak penting abang ngak mau hal buruk terjadi" fares mengusap pelan rambut alana lalu pergi menuju kamar nya.
Meninggalkan alana sendirian di tengah ruangan,dengan kepala penuh pertanyaaan.

******

Setelah apa yang fares katakatan pada alana semalam,alana merasa ia seperti menemukan seberkas cahaya untuk pertanyaan yang selama ini ianpendam sendirian.

Pagi-pagi sekitar pukul 9,alana tiba di depan gerbang rumah nya berdiri cukup lama menimbang-nimbang antara masuk atau tidak.

Setelah yakin alana memantapkan dirinya untuk masuk,
Pintu depan terkunci membuktikan bahwa rumah dalam keadaan kosong,untungnya alana membawa kunci cadangan.

Setelah berhasil masuk alana segera naik ke lantai atas menuju sebuah ruangan yang selalu terkunci,
Ruangan yang berada di sudut, fares bilang itu hanya gudang yang tidak begitu penting makanya di kunci.

Alana bingung bagaimana ia bisa masuk,sementara ruangan di depan nya terkunci.

"Ini gimana cara masuk nya" gumam alana bingung.

Alana memutar otak mencari cara agar bisa membuka ruangan itu.

"Dobrak kali ya?"

"Ah di kira ini sinetron apa" gumam nya lagi.

Hampir satu jam alana berdiri di depan ruangan itu hampir saja alana menyerah,jika tidak mengingat jika biasanya mamanya menyimpan segala kunci rumah ini di dalam sebuah laci yang berada di nakas.

Alana berlari kecil mengambil semua kunci,lalu mencoba satu persatu.

Dan taraa pintu terbuka, alana segera masuk.
Ruangan yang tak begitu luas itu gelap,alana mencari skalar lampu.

Debu mendominasi ruangan ini alana harus menutup hidung nya jika tidak ingin sesak nafas dan batuk-batuk, tidak ada yang spesial di ruangan ini.
Hanya lemari bekas yang berdiri kokoh,berisikan berbagai macam buku,dan meja dengan kursi kebesaran nya.

"Apa ini ruangan kerja ayah?" Gumam alana.

Alana mendekat pada lemari tersebut melihat isi nya,yang kebanyakan tentang kedokteran.

"Ayah dokter?"

Alana menelusuri setiap inci ruangan tidak tau harus mencari hal yang setidak nya mampu membuat dirinya ingat sedikit tentang masa lalu nya.

Sibuk mencari dan hasil nya nihil, alana mengehela nafasnya ia mundur dan tidak sengja menjatuhkan sebuah  buku tebal.

Buk.

Alana terlonjak kaget,ia meraih kembali buku tersebut berniat menaruh kembali namun ada kertas yang menarik perhatian nya.

Alana terkejut bukan main,ini bukan kertas tapi selembar foto,
Ia menelisik semua orang yang ada di foto, namun yang alana kenal hanya fares dan mama,sedang 3 lain nya ia tidak kenal.

Alana mencoba mengingat-ingat terus mengingat hingga kepalanya tiba-tiba pusing berdunyut sakit,
Alana bahkan harus memegang sisi meja agar tidak jatuh.

Dengan susah payah alana berjalan keluar dari ruangan itu, berniat segera pergi.
Akan tetapi semakin alana mencoba ingin mengingat semakin parah pula sakit pada kepalanya.

Ada berbagai macam siluet muncul dalam ingatannya,layak nya sketsa yang tidak bisa alanan kenali wajah nya,

Suara tawa juga obrolan-obrolan singkat,dua anak perempuan yang bermain,dan juga sepeggal potongan di mana mobil putih yang rerguling lalu di lindas mobil lainnya.

Alana tidak kuat sakit yang menggerogoti kepalanya semakin menadi.
Alana menggeleng mencoba menghilang rasa sakit nya,namun tidak bisa.
Alana terhuyung bertompa pada sisi tangga.

"Kepala gue,kenapa sakit bangett" alana merintih kesakitan.

Alana tidak turun,ia berdiri diam beberapa saat berharap sakit yang mendera kepalanya bisa sedikit berkurang.
Namun alana mengerang ketika sakit itu kembali berdenyut.

Hingga ingatan nya tentang ucapan fares,alana ingat fares mengatakan jangan coba-coa mengingat masa lalu, dan sekarang ini akibat nya.

Tidak ingin jatuh pingsan di rumah ini,alana mencoba menggerakkan kaki nya menuju anak tangga pertama,
Dan seketika itu lah gelap.
alana tidak bisa melihat apapun lagi.
Alana terhuyung jatuh bergulir sepanjang anak tangga bersamaan dengan seruan seseorang yang memanggil namanya

"ANAAAAAAAAAA"

Tobe continue

Aceh30/05/21

28,4fm  [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang