28,4 fm (Menepi)

136 14 0
                                    

Happy reading.

Seminggu telah berlalu,setelah kejadian yang meninpa alana,selama itu pula alana sama sekali tidak beranjak kemanapun,ia hanya berdiam diri di rumah menikmati sisa-sisa rasa sakit akibat kakinya yang terkilir,dan nanti malam alana akan kembali tampil di acara radio,libur selama sepekan membuat pendengar bertanya-tanya kemana dandelion. Untungnta gio sudah memberi kabar jika dandelion mereka sedang tidak baik-baik saja.

Alana sudah bersiap-siap dengan rok lipit di atas lutut dan kaos sedikit kebesaran bewarna putih,alana padukan dengan  jaket denim agar terlihat lebih rapi.

Rambut nya sengaja alana kuncir dan tak lupa alana memakai topi.

Alana berjalan tertatih dengan tongkat nya turun sedikit demi sedikit anak tangga,sebenarnya mama sudah menyuruh alana untuk tidur di kamar bawah selama kaki alana tidak baik-baik saja,namun alana kekeuh ia bisa dasar emang alana keras kepala.

Beberapa hari yang lalu selepas kepulangan nya dari rumah sakit mama membawa alana ke rumah,memperbaiki semuanyan,memulai dari awal.

"Kamu sudah siap?,fares yang nganter soalnya kamu belum bisa naik motor" tanya mama ratna.

"Iya maa,alana berangkat dulu ya" alana meraih tangan mama nta salim seperti biasa.

"Hati-hati"

Alana mengangguk samar sebelum berjalan ke depan.

*****

"Ini gedung radionya?"

"Iyaaa,nanti jemput jam 10 ya,aku selesai siaran jam 10"

"Siap tuan putri,hati-hati ya"

Alana mengangguk pasti,lalu beranjak keluar dari mobil.

Kedatangan alana,berbarengan dengan iyaz yang turun dari motor nya.
Mereka berpapasan dan tersenyum,
Semenjak kehadiran alzam,posisi iyaz semakin menjauh, jika dulu apa-apa iyaz,maka sekarang akan ada alzam.

Jika dulu iyaz yang lebih tau segelanya maka sekarang alzam,
Terlebih ketika iyaz tau bahwa alana menyukai alzam,dan alzam menyukai alana perhatian kecil alzam selalu tampak jelas di mata iyaz,mereka sama-sama suka tapi entah kenapa belum juga berpacaran.

Semenjak itu pula iyaz sadar jika selama ini memang alana tidak menaruh rasa untuk dirinya,selama ini alana hanya bersikap selayak nya teman atau adik perempuan,
Iyaz sendiri yang berjuang, iyaz sendiri yang menyimpan rasa, iyaz sendiri yang menanggung luka.
Salah iyaz,ia terlalu berharap dan berfikir jika memang suatu saat nanti alana akan jatuh hati pada dirinya.
"Hy al"sapanya ramah dengan senyum khas milik iyaz

"Kak iyaz,apa kabar?"

"Seperti yang lo liat,luar nya sehat dalam nya masih sering berdarah" gurau nya.

"Segera cari obat ya kak,gue ngak mau temen gue ini sakit terlalu lama" balas alana dengan senyum manisnya.

Iyaz mengangguk kecil,lalu menunduk dan kembali menatap wajah alana.

"Al"

"Iya kak?"

"Lo sama alzam belum jadian?"

Alana diam,lalu sedetik kemudian ia menggeleng.

"Bukan nya kalian saling suka? Alzam ngak gantungin lo kan?"

"Alzam punya alasan sendiri kenapa belum nytaiin cintanya secara resmi,dan gue bakal nunggu kapan pun itu datang"

"Kalau emang alzam ngak bergerak cepat,terpaksa gue bakal kejar lo lagi Al,toh soal gue suka sama lo itu udah jadi rahasia umum"

"Jangan bersikap egois kak,fikirin hati lo,kalau lo terus berjuang sementara yang di sini milik orang lain,yang ada lo makin sakit,saran gue kak,cari yang lebih baik dari gue" ujar alana sebelum ia berjalan tertatih menuju ruang siaran.

28,4fm  [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang