28,4fm (Good bye Alana)

284 19 0
                                    


Happy reading.

Seminggu telah berlalu,seharusnya keadaan berjalan sebagaimana yang alzam ekpetasikan,tidak ada yang merasa kehilangan dirinya, tidak ada juga yang mencari. Namun nyatanya alzam salah,ada alana yang sibuk mencari,menghubungi hingga ratusan kali biarpun yang alana dapat selalu sama,tidak tersambung.

Alana masih ingat bagaiman alzam malam itu,seperti menyampaikan pesan tak tersirat yang bodohnya tidak alana pahami.

Dan selama itu pula coffe shop tutup orang-orang terdekat alzam ikut menghilang,gio dan bimo pun entah berada di mana,gio bahkan tidak masuk kerja seminggu penuh.

Entah kemana dan dimana mereka,alana hanya berharap alzam baik-baik saja.

Malam ini hujan mengguyur ibu kota dengan begitu deras, bunyinya terdengar nyaring berdengung diatas atap gedung radio.

"AL"

"Eumm"

"Alzam masih belum ada kabar?" Iyaz menarik kursi untuk mendekat ke arah di mana alana duduki.

"Belum" alana hanya menyaut seadanya.

Iyaz tidak berani bertanya lebih lanjut,ia berusaha memaklumi keadaan alana yang sedang tak baik-baik saja.

Selang beberapa menit lagi,gio masuk,alana yang melihat kedatangan gio beranjak,menatap gio dengan pandangan bertanya,tampang gio tidak terlihat baik-baik saja,rambutnya berantakan dengan kaos yang di lapisi kemeja.

"Al"

"Kak,lo tau sesuatu? Iya kan?? Lo tau kan alzam di mana" alana bertanya suaranya pelan,nyaris tak terdengar,

Gio bergeming,ia tidak tau harus menjawab apa. Melihat kererdiaman gio,alana maju selangkah menarik kemeja gio kesal.

"Ngomong ke gue kemana alzam pergi,KEMANAAA HAH"

"KASIH TAU GUE KK,KASIH TAU GUE KEMANA ALZAM,LO NGAK BISA DIAM KAYAK GINI,LO TAU KAN DIMANA ALZAM" alana histeris ia memekul dada gio dengan isak tangis.

"Al udah,jangan nangiss"
Alana tidak mendengar penuturan iyaz matanya nyalang menatap gio,berharap gio memberitahukan keberadaan alzam.

"Gue---"

"Plisss kak ngomong ke gue di mana alzam" alana luruh ia jatuh di kaki gio.

"Al jangan gini" gio tidak tega ia ikut menunduk "besok,gue bawa lo ke tempat alzam gue janji,tapi lo ngk bole nangiss,lo harus janji dulu".

Alana mengangguk,dengan isak tangis nya. Gio tidak tega ia memeluk alana mengusap punggung alana yang terus bergetar.

***

Seperti yang sudah gio janjikan,di dalam mobil brio milik gio,alana duduk mengigit bibir nya cemas,di samping ny ada gita yang juga ikut,sementara iyaz mengikuti dari belakang dengan motor milik nya.

Semakin jauh mobil berjalan,alana semakin cemas ketika mobil brio merah milik gio memasuki kawasan TPU setempat,alana berusaha berfikir positif,namun otak dan fikirannya tidak bisa di ajak untuk berfikir,kepalanya blank ia takut,takut dengan kejadian-kejadian yang sangat tidak alana inginkan.

Mobil berhenti tepat di depan plampet bertuliskan TPU,alana turun di ikuti gira juga gio,tak lama iyaz juga tiba.

"Kak,gue mau ketemu alzam,bukan mau ziarah ke keburan,pliss jangan becanda ini ngak lucu"lirih alana dengan air mata yang mengenang,gio meneleng kepalanya ke arah lain,enggan menatap alana yang terus menangis,gio pun sama ia ngak sanggup,namun ini keputusan alzam.

Tanpa menjawab apapun,gio berjalan,menyusuri jalan setapak dengan dikelilingi kuburan,alana sudah tidak baik-baik saja,ia luruh ketika kakinya berpijak pada sebuah pusara dengan tanah yang masih basah,bunga-bunga merah di sana belum kering,dengan bucket lily putih yang sepertinya baru saja di taruh.

28,4fm  [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang