EXSTRA PART II

173 11 1
                                    

Happy reading...

"Gimana sayang?udah selesai semuanya kan?" Alzam berdiri kedua tangannya berada di pinggang, memerhatikan taman belakang rumah nya yang telah di sulap hingga begitu indah.

Hari ini, pada tanggal ini, 12 tahun yang lalu alzam menjabat tangan faresh dengan keadaan jantung yang terus memompa cepat, juga keringat yang membajiri, namun semua rasa gugup sirna ketika kata SAH di lantukan semua orang bersamaan dengan doa sebagai penutup.

Hidup bersama dengan alana, dan mimpi-mimpi yang sudah di rancang sedemikian rupa  membuat alzam
Tidak lepas memgemabangkan senyum yang kian merekah lebar.

Dinding tempat tumbuhan hias yang bergalantungan kini telah terpasang sebuah tulisan "HAPPY 12'th ANIVERSARY MY ALANA" serta lilin kecil ikut mengambang di kolam renang yang tidak seberapa luas,ada sebuah meja kecil dengan cake bertingkat yang telah alzam pesan jauh-jauh hari.

Semuanya sudah Alzam rancang dengan begitu sempurna, tentu ia tidak sendirian, misi ini di bantu dua jagoan nya serta kakak ipar.

Alzam kini menoleh menatap arash dan arish yang ikut tersenyum bahagia, lelaki yang kini berusia 37 th itu memgusap pelan rambut anak-anak nya "makasih udah bantu papa, makasih sudah hadir menjadi jagoan-jagoan papa yang membagakan"kini alzam memeluk kedua putranya erat.

Terkadang alzam berfikir bagaimana waktu berlalu begitu cepat, seolah baru kemarin dia dan alana menikah, lalu kehidupan mereka lengkap dengan hadirnya arish dan arash,dan tanpa dirasa kini usia pernikahan mereka menginjak angka 12 tahun.

"Terimakasih kembali papa,sudah menjadi papa terhebat untuk abang juga adek"arash selaku kakak mengucapkan kalimat yang membuat alzam berkaca-kaca.

"Yasudah sana siap-siap sebentar lagi onti nada,nenek,dan om faresh bakal kesini" alzam menggiring anak-anak nya untuk segera bersiap, begitu juga dengan dirinya.

*****

Pukul 7 malam, Alana tiba di depan rumah nya yang terlihat gelap, selepas menemani syakila istri bang faresh memeriksa kandungan, lalu di lanjut jalan-jalan ke mall, baru sekaranglah alana sampai di rumah.

Keadaan rumah yang gelap tentu mengundang kebingungan alana,
Langkah kaki alana terus menggayun masuk ke dalam rumah, yang juga gelap, terus berjalan, ketika langkah alana ingin segera menginjakkan ke atas tangga, alana mengernyitkan dahi nya melihat setitik cahaya lilin yang datang dari arah taman belakang.

Alana mengurungkan niatnya untuk ke atas, ia memilih turun berjalan menuju taman belakang.
Langkah alana berhenti tepat di tengah-tengah, terdiam, tak bergeming menatap lilin yang mengambang, di tambah dengan gelap nya langit malam dengan bulan yang bersinar terang.

1 2 3.

Seluruh lampu menyala, Alana kembali terpaku, menatap sekeliling taman yang telah di sulap dengan sebegitu indah diantara semua yang Alana lihat, kado bewarna biru dengan ukuran sangat besar mencuri perhatiannya.

"HAPPY ANIVERSAY BUNDAAA" teriakan arash dan arish membuat alana menoleh, iamerentangkan tangan nya menerima pelukan hangat dari kedua buah hati nya.

Tubuh Alana sedikit membungkuk demi mensejajarkan tinggi nya dengan dua bocah yang sangat amat Alana sayangi, bibir nya tersenyum mengecup puncak kepala kedua putra nya "terima kasih anak-anak bunda".

Alana tidak ingin menangis, namun apa yang ada di hadapannya justru membuat hatinya menghangat, air matanya menetes.

"Bunda nangis?" Arish bertanya dengan wajah polos. Menghadirkan kekehan geli dari Alana, perempuan cantik itu menggeleng.

"Abang maunya lihat bunda bahagia bukan nangis, maaf kalau kita sering bikin bunda marah" ucapan itu terlontar dari si sulung, lagi-lagi Alana menggeleng, ia menatap kedua putranya haru.

"Bunda nangis bahagi nak" ujarnya.

"Ayo bunda buka kado dari kita" Arish menarik tangan Alana, menuju kado yang sedari tadi mencuri perhatian Alana.

Dengan raut bingung alana meraih pita pengikat kado,dan di dalam nya terpampanglah alzam dalam balutan jins belel hitam,sepatu konver putih,dengan rambut yang berantakan, Alana seakan melihat alzam puluhan tahun yang yang lalu, sebelum arash dan Arish hadir.

Alzam duduk di depan sebuah piano putih, dengan senyum mengembang sempurna.

"Teruntuk bidadari tanpa sayap, terimakasih telah memberikan sihir cinta serta kasih sayang yang tidak pernah luntur, terimakasih telah menaburkan banyak kebahagian di kebun ku yang dulunya gersang, aku memang bukan pujangga yang bisa mengumbar banyak kosakata romantis, tapi teruntuk kamu aku akan berusaha menjadi satu-satunya pria yang akan selalu kamu banggakan pada orang-orang, bahwa aku lagi dan lagi jatuh cinta pada perempuan yang sama"

Alzam tersenyum netranya berkaca-kaca, "ini untuk kamu"

🎵🎵Kini terlewat sudah masa penuh nestapa
Kutemukanmu di sini diakhir pencarianku
Kusematkan janji sehidup dan semati
Menghabiskan sisa hidup oh hanya denganmu

Senyum alzam kian mengembang, seiring dengan nada lagu yang terus mengalun, di sana di depan nya alana berdiri di apit dua jagoan yang sangat alzam sayangi.

🎵🎵Tak pernah kusangka kau terima
Seluruh lebihku bahkan kurangku
Tuhan aku bersumpah, biar langit saksinya
Dialah cinta terakhir takkan ada yang lain

Dan tepat di tengah lagu,alana menghambur ke dalam pelukan alzam,memeluk erat tubuh yang dulu begitu melindungi dirinya.
Menghantar seluruh rasa yang dulu tidak pernah alana bayangkan sebelum nya.

Kedua lelaki kecil itu ikut bergabung bersama bunda dan papanya,dan dengan suara yang tak begitu bagus, nada yang tidak beraturan, kedua anak kembar itu kini ikut menyanyikan sisa lagu, dengan alzam yang terus menekan tuts tuts piano.

🎵🎵Kusematkan janji sehidup dan semati
Menghabiskan sisa hidup oh hanya denganmu

Tak pernah kusangka kau terima
Seluruh lebihku bahkan kurangku

Tuhan aku bersumpah, biar langit saksinya
Dialah cinta terakhir, takkan ada yang lain
Dialah cinta terakhir, takkan ada yang lain🎵🎵

"Terimakasih untuk semuanya"
Alzam membalas pelukan alana dengan mengusap pelan punggung yang menjadi sandarannya sebelum terlelap tidur.

"Seharusnya aku yang bilang terimakasih, kamu sudah mau menerima kurang juga lebih nya aku, kamu mau menerima aku yang tidak pernah serapi mereka, terimakasih untuk sabar mu yang seluas samudera, aku mencintai mu hari ini hingga selamanya" alana tidak menjawab ia terisak di dalam pelukan alzam hingga ia merasakan pelukan hangat lain nya.

"Arash dan arish sayang bunda dan papa" ucap kedua bocah kembar itu dengan pelan,seakam berbisik.

Alana mengurai pelukan nya,menatap satu persatu lelaki di depan nya ini,lalu tersenyum lebar dengan jejak air mata yang tergenang.

"I love you" ujar alana pelan yang di sambut tepukan tangan dari seluruh anggata keluarga yang entah sejak kapan telah datang.

Ada iyaz yang gagah dengan setelan jas dan sepatu pantofel,kini lelaki itu telah spenuhnya ikhlas melepaskan alana dan melabuhkan hatinya pada gita.

Faresh datang bersama syakila istri yang diniakahinya 5 tahun setelah pernikahan alzam dan alana.
Lalu ada mama,nada yang kini sudah menikah dua tahun yang lalu.
Dan gio,bimo,keduanya juga turut hadir dengan pasangan masing-masing.
Melangkapi seluruh tamu undangan.

Satu persatu maju mengucapkan selamat atas 12 tahun pernikahan mereka.

Bohong jika alana mengatakan jika selama 12 tahun itu berjalan mulus tanpa rintangan. Karna sejatinya pernikahan pasti akan mengalami masa-masa sulit.
Dan tugas suami istri adalah menyelesaikan masalah nya bukan rumah tangga nya.

Dan ini adalah akhir dari kisah mereka,terimakasih sudah menjadi saksi bagaimana mereka berjuang menjemput kebahagiaan.
Salam dari keluarga alzam dan alana.

Bener-bener END.

---terimakasih untuk semua pembaca baik itu yang sering muncul melalui notifikasi vote atau kalian yang diam-diam meramaikan, tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa😃😃

---jangan lupa baca cerita aku yang lain. Salam dari Aceh, untuk seluruh pembaca dari kota manapun.

Aceh/27/05/22

28,4fm  [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang