28,4fm (Keluarga)

524 45 3
                                    


Happy reading..

Langkah kaki alana kini berpijak pada lantai teras rumah nya,rumah kokoh berlantai dua,dikelilingi pohon mangga dan jambu air yang kerap kali berbuah lebat.

Keluarga alana terbilang cukup berada walaupun tidak tergolong keluarga yang kaya raya,Almarhum ayahnya alana adalah seorang pegai negeri,dan ibu nya memiliki sebuah butiq yang cukup terkenal.

Sebelum benar-benar masuk alana menarik nafas nya dalam-dalam lalu membuang nya ia memasang senyum simpul pertanda jika ia baik-baik saja.

"Asslamu'alaikum" alana membuka pintu rumah nya mengedarkan pandangan nya pada segala sudut rumah yang cukup sepi.

Alana hanya dua bersaudara abang nya saat ini sedang kuliah di bidang kodektaran tahun terkhir,dimana tahun paling sibuk ia harus menyusun skripsi juga menjalani masa koas di rumah sakit.

Dari ruang tamu alana bisa mendengar suara gemercik air keran,alana tebak ibunya sedang memasak.

"Ma lagi masak?"

Wanita paruh baya dengan rambut yang tersanggul mengangguk.

"Mau Al bantuiin?"

"Ngagk usah,mama udah slesai kok abang mu pulang,makanya mama masak makanan kesukaan dia,kamu tau abang mu lagi sibuk koas mama kgawatir selama koas dia nggak makan dengan teratur,mama ngak mau anak mama kurus kering kekurangan gizi,abang mu itu keras kepala susah di atur,bilang nyaa baik-baik aja tau nya tepar gagara nggak makan,mama kasian sama dia" mamanya kembali mengoceh dengan tangan yang gesit melakukan ini itu,alana hanya bisa mendengar tanpa ada niat menjawab,yang alana ingin ia segera pergi dari ruangan ini sekrang juga.

Hampir  sembilan belas tahun alana hidup,tidak pernah sekalipun alana di perhatikan sedemikian rupa,mama nya tidak pernah bertanya bagaimana sekolah alanan hari ini?

Apa alana kelelahan?

Alana sudah makan?

Alana bahkan ragu mamanya tau apa yang alana suka dan apa yang alana tidak suka,yang mamanya tau abang nya sangat menggemari segala jenis sayur,abang nya yang terus-terusan membawa mendali ketika olimpiade di adakan.
Abang nya yang selalu juara kelas.
Dan abang nya yang terbaik.

Kadang alanan berfikir dia anak kandung atau hanya anak pungutan.

Alana menatap punggung wanita yang telah melahirkan nya kini sibuk mencuci buah-buahan.
Wanita sibuk yang mengurusi butiq tapi rela pulang untuk mengambuy putra nya. Senyum lirih terukir di bibir nya sebelum bangkit untuk masuk ke dalam kamar nya.

Ketika pintu tertutup di situlah alana tertunduk memeluk lutut membenamkan wajah nya pada lipatan lutut menangis sejadi-jadinya mengeluarkan semua kesedihan nya.

Drrdrrrdrrr.

Alana menggeser tombol hijau tanoa melihat id kontak.
"Halo"

"Al lo udah sampe rumah?"

"Kak iyazz, iya gue udah sampe rumah kk"

"Syukurdeh gue khawatir takut nya lo basah terus sakit"

Alana tersenyum meski yakin lelaki yang di panggil iyaz itu tidak akan melihat"

"Kak"

"Iya Al"

Ada kerugan di benak alana namun ia tidak punya pilihan.
"Bisa jemput gue?,kalau kak iyaz sibuk ngak apa-apa gue bisa naik ojek online"

Alana bisa memdengar suara iyaz yang tertawa geli
"Lo minta tolong kek sama siapa aja,gue bakal jemput tanpa lo suruh kok,nanti gue tunggu di halte depan komplek lo ya"

28,4fm  [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang