28,4 (Dandelion)

147 20 0
                                    


Happy reading..

Kelas sudah bubar beberapa menit yang lalu,alana sendiri sedang membereskan buku-buku nya berniat untuk segera pulang, kegiatan alana terhenti ketika getar ponsel nya berbunyi.

"Halo ian"

"Gue di depan gerbang bisa keluar cepat?"

"Kok lo----"

"Jangan banyak tanya Al buru keluar"

"Ok ok gue otw"

Alana buru-buru keluar kelas ia bahkan harus berlari kecil untuk segera sampai di depan gerbang.

"Kok bisa di sini sih?"

"Naik ntar gue cerita,penampilan gue emang ngak cocok di ruang lingkup orang kaya,dari tadi pada bisik-bisik di kira gue preman apa" gerutu alzam kesal, ia memasang helm nya tak lupa memberikan helm satunya untuk alana.

"Kita mau kemana ian?"

"Suatu tempat"

"Ke hutan lagi ngak nih?"

Alzam terkekeh "ngak jauh beda dari hutan kok"

"Ngak sekalian lo tinggal di hutan aja ian? Bareng monyet" cibir alana kesal.

"Mau nya sih,tapi sayang"

"Sayang kenapa?"

"Cieeee manggil sayang,udah sayang-sayangan ajaa nih" tawa alzam meledak memecah keramain jalanan yang tak kalah berisik.

Alana hanya mendesah kesal,bibir nya ikut membereunggut namun hati alana tidak bisa berbohong untuk tidak berbunga-bunga.

Dalam diam alana hanya tersenyum kecil,bagaimana tidak menjadi lirikan orang,tampilan alzam saat ini luar biasa badboy,dengan celana jins selutut hoodie kebesaran,rambut yang masih sama panjang,dan sepatu konvers lusuh nya.

Alana menaruh dagu nya pada pundak alzam,alzam tidak protes ia justru senang menikmati wajah cantik alana melalui spion motor nya.

"Btw ini motor siapa?"

"Motor bimo,di kasih pinjem,katanya gue ngak modal ngajak  cewek jalan pakek motor butut" sahut alzam dengan tawa kecil.

"Butut gitu juga masih kuat ke bogor"

"Kuat lah,kayak yang punya tahan banting"

Alana ikut tertawa "kita kemana sih kok ngak nyampe-nyampe"

"Bawel banget sih,bentar lagi juga nyampe"

Alana mangut-mangut saja,ia masih betah memposisikan dagu nya pada bahu alzam,sesekali alana menutup matanya menikmagi sensasi nyaman yang alzam tawarkan.

Satu jam mereka mengendrai motor hingga kini motor tiba di sebuah kaki bukit hijau yang luas membentang.

"Ini di mana ian?

"Diem,kita naik bukit dulu di balik bukit sana ada kejutan buat lo"

"Ian sekali-kali lo ajak gue ke ćafe kek,mal kek,jangan ke hutan atau bukit,gue udah capek belajar di kelas hampir 4 jam" keluh alana dengan wajah cemberut nya.

Alzam berbalik menatap alana dengan alis bertaut.
"Kalau gue ajak lo ke tempat yang lo sebutin tadi,itu sama aja gue kayak cowok-cowok di luar sana yang deketin elo,gue mau beda,gue mau lain dari yang lain,biar berkesan di hidup lo,biar kalau-kalau gue pergi kenangan nya indah-indah"

Alana melirik sekilas akhir nya tersenyum "dasar tukang gombal"

"Cuman depan lo,gue begini" sahut alzam yabg kini sudah berjalan di depan.

28,4fm  [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang