28,4 fm (cerita mama)

172 15 0
                                    

Happy reading..

Alana duduk termenung di teras balkon lantai dua rumah nya,menatap kosong ke arah taman,fikirannya melayang-layang dimana iyaz menyanyikan sebuah lagu,mewakilkan dari segala rasa yang selama ini iyaz pendam,mencoba membagi cerita bagian pahit pada semua pendengar radio. Alana merasa bersalah,namun ia juga tidak bisa memaksakan perasaannya untuk iyaz,saat ini hati alana hanya untuk alzam,lelaki urakan yang tidak ada kabar,menghilang entah kemana.

Terakhir berkomunikasi dengan alzam adalah ketika alana pulang ke rumah,alzam ikut mengantar nya dan setelah itu alzam menghilang. Sudah berapa kali alana menghubungi alzam namun sama sekali tidak di angkat lelaki itu,alana juga sempat datang ke coffe shop namaun tempat yang selalu ramai itupun tutup. Tidak menyerah alana bertanya pada gio dan bimo kedua teman alzam itupun sama-sama tidak tau.

"Al kok ngelamun,ada apa?" Tanya mama ratna yang datang dengan nampan yang berisi sepiring nasi juga susu coklat hangat.

Alana mendogak menatap mamanya lantas tersenyum.
"Enggak kok ma"

"Kamu mikir soal alzam yang ngak ada kabar ya?"

Alana hanya diam tidak menjawab,mamanya ini selalu bisa menebak isi fikiran nya.
Yang alana syukuri adalah kini hubungan nya dengan sang mama sudah jauh lebih baik.
Mamanya sudah menjadi seperti ibu kebanyakan,selama alana sakit mamanya yang mengurus semua keperluan alana.

Alana telah berhasil melawan rintangan yang menghampirinya ia menang,dan kebahagiaan sedang bersamanya.

"Nanti juga alzam bakal nelfon kamu,mungkin alzam sedang ada kerjaan,atau menjaga nada yang masuk rumah sakit lagi,mungkin saja kan?"

Alana mengangguk "iya ya,alana ngak kepikiran sampai situ"

Mama ratna tersenyum mengusap rambut panjang alana yang tersisir rapi.
"Mama mau nepatin janji mama,mama akan ceritakan semua ke alana,tapi alana janji setelah ini ngak boleh nangis dan menyalahkan diri alana"

Alana mengangguk,entah kenapa perasan nya mendadak cemas, sebenarnya ia tak sanggup namun seperti nya ia harus mendengar agar yang mengganjal di hati nya segera menghilang..

"Dulu sebelum mama ngelahirin kamu,mama lebih dulu ngelahirin elina,kakak kamu,kalian hanya beda 1 tahun kalian mirip,sangat mirip bahkan orang-orang mengira kalian itu kembar,bedanya elina tinggi dan kamu pendek,kamu punya lesung pipit dan elina tidak,hanya itu perbedaan nya,saat itu mama kurang memperhatikan fares,namun kepribadia fares yang kalem dan mandiri membuat dia terbiasa bahkan hingga sekarang" mama ratna menghela nafasnya terlihat wajah nya yang sendu.
Sampai saat ini cerita maama ratna belum membuat alana mengerti karna ia sama sekali tidak memgingat apapun.

"Namun sepertinya sesayang apapun mama pada kalian,tuhan lebih sayang elina,di umur elina yang menginjak umur 6 thun elina pergi meninggalkan kenangan dan kesedihan untuk mama,mama masih ingat banget kejadiaan nya".

"Kak al pengen main,ayo kak kita mainnnn" alana kecil terus merengek sambil menarik-narik ujung baju elina yang sedang meneguk gelas berisi air putih.

"Mau main apa dek,kaka cape baru saja pulang dari less piano"

"Yah tapi kak al pengen main bola kak" lirih alana kecil dengan wajah sedih dan air mata yang mengenang di pelupuk mata.

Wajah sendu alana membuat hati elima tergerak mengiyakan ajakan alana untuk bermain bola,keduanya berlari kecil menuju depan rumah yang memang luas dan berhadapan langsung dengan jalanan.

Dulu rumah keluarga alana bukan di perkomplekan,hanya rumah yang berdriri sejajar dengan rumah lain nya di pinggir jalan.

Mereka asik bermain bola berlariann sana sini dan tertawa,dari arah jendela dapur ratna memperhatikan anak nya,ia tersenyum lembut sembari terus melanjutkan pekerjaan rumah nya.

"Dek kaka udah bilang jangan tendang kencang-kencang,bola nya jadi keluar pagar kan" elina berujar.

"Maaf kak" alana menunduk.

"Yasudah kaka ambilin dulu bola nya" elina tersenyum mengacak pelan rambut alana yang pendek se bahu,

Elina berjalan berdiri di pinggir jalan menunggu jalanan sedikit lengang agar bisa mengambil bola.
Ketika di rasa cukup aman,elina berlari kecil mengambil bola namun naas dari arah berlawanan ada sebuah mobil keluarga dengan kecepatan cepat.

"Aaaaaaaaaaaaaaa'

"ELINAAAAAAAAAAAAAAAA"

BRAAAAKK

"Kejadian begitu cepat mama ngak tau harus berbuat apa,kalut takut mama hanya bisa berdoa semoga yang terbaik untuk elina,namun sayang hari itu elina harus pergi meninggalkan mama,mama syok mama seperti kehilangan satu sayap mama" mama rata menangis dan alana merasa hatinya sedikit ngilu entah karna apa.

"Mama berusaha bangkit,dan sedikit memberi jarak antara mama dan kamu,mama belum bisa melihat kamu seakan melihat elina,lalu kondisi ekonomi kelurga kita menurun,ketika rumah sakit di mana papa bekerja jatuh bangkrut papa ngak menyerah di situ,karena papa salah satu dokter terbaik,tak berselang lama papa kembali bekerja menjadi dokter tetap di rumah sakit yang baru jauh dari rumah.  mama semakin menaruh dendam  yang tak beralasan untuk kamu,seoalah kamu datang hanya untuk mengambil kebahagiaan mama, namun begitu saat itu mama masih sedikit peduli,puncak nya adalah setahun kemudian,mama masih ingat jelass hari itu penghujung tahun"

"Pa di taman orang-orang pada main kembang api,al mau ke sana pa alana mau lihat kembang api" rengek alana.

"Bareng fares aja ya Al papa kan cape baru pulang kerja" ujar mama ratna saat itu.

Alana menggeleng keras,
"Al maunya sama papa titik"

"Yasudah ayo kita berangkat,liat kembang api nya" papa yang saat itu lelah karena baru saja pulang dari rumah sakit,mau tak mau menerima ajakan alana untuk melihat kembang api.

Di taman mereka duduk memerhatian kembang api yang begitu indah,orang-orang ramai mengambil gambar dan juga vidio.

Suasana riuh itu terhenti ketika gerimis hujan membasahi,lalu berubah menjadi deras.

"Pa hujaannn"

"Ayo nak kita masuk mobil"

Papa menggendong alana menuju mobil,mereka berteduh di dalam mobil

"Al sudah sangat malam kita pulang sekarang ya"

Alana mengangguk mengerti.

Hujan terus mengguyur derass, mobil yang di tumpangi alana dan papa sebentar lagi akan sampai di rumah hanya melewati tikungan kecil lalu sampai.

Mobil papa melewati tikungan itu namun kejadian tahun lalu kembali terjadi,ada sebuah truk yang hilang keseimbangan keluar dari jalur lalu menabrak mobil alana da papanya.

"PAPAAAAAA".

BRAAAAKKKK.

"Bayangkan alana mama harus kehilangan orang-orang yang mama sayang bersamaan papa meninggal waktu itu,dan kamu mengalami koma untuk waktu yang tidak bisa di tentukan,berbulan-bulan kamu koma hingga hampir satu tahuun semuanya sudah menyerah, dan keajiaban datang,kamu sadar namun dengan fakta kamu hilang ingatan,kamu tidak bisa mengingat kejadian di masa lalu,kejadian sebelum kecelaakaan itu kamu tidak bisa mengingatnya" alana memeluk mama ratna ia tau sekarang.

Alana tau alasan kenapa dulu mama ratna sangat membencinya.

"Setelah kejadian itu jarak antara kita semakin jauh,kegoisan serta marah yang tidak beralasan membuat mama menjadi mama yang yang tidak punya kasih sayang"

"Lalu kejadian kamu yang jatuh dari lantai atas membuat mama sadar,seharusnya mama lindungi kamu,seharusnya mama bisa menjaga kamu tidak mmebiarkan kamu ikut pergi,cuma kamu dan fares yang mama punya sekarang" mereka berdua menangiss tersedu.

"Maafin alana maa"

"Tidak usah meminta maaf nak,kamu tidak salah,mama yang terlalu egoiss"

Alana mengangguk dengan wajah memerah sehabis menangis.

"Sekarang mama ingin memperbaiki semuanya dari awal,mama ingin menjadi mama yang penuh kasih sayang,mama ingin buang semua kemarahan yang dulu sempat ada,mama sayang kamu al"

Alana kembali memeluk mamanya erat.

To becontinue

Aceh04/06/21

28,4fm  [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang