K15

649 71 30
                                    

"Xa? Ini kita nggak dibolehin masuk ke kamar lo?" Tanya Satria pada Alexa yang hanya bergeming ditempat.

"Eh--iya masuk Mba, lo juga Rab" Jawab Alexa sambil membuka lebar pintu kamarnya untuk mempersilahkan mereka masuk.

"Lo marah sama gue?" Tanya Satria yang kini memilih duduk di Sofa yang terletak di sebelah ranjang.

"Enggak!" Balas Alexa cepat. Kemudian memilih mengambil remote untuk mematikan TV.

"Terus kenapa nggak ke sekolah, ponsel lo juga dimatiin"

"Oh itu, lagi pengen aja?" Jawab Alexa dengan asal.

"Mba keluar aja, nanti biar saya yang urus dia" Ujar Satria pada perempuan paruh baya itu.

"Baik tuan"

Setelah pintu ditutup kembali. Satria memilih membaringkan tubuhnya di sofa tersebut. Dia benar-benar tidak tidur sama sekali, karna pikirannya terus terbayang-bayang Alexa. Belum lagi seorang Satria yang buru-buru ke sekolah demi bertemu Alexa. Namun dia sama sekali tidak menemukan Alexa. Nomor Alexa juga tidak bisa dihubungi. Untungnya seseorang menelfonnya untuk memberi tahu keberadaan Alexa.

"Lo makan dulu"

"Iya Rab"

Keduanya tidak melakukan percakapan apa-apa. Satria memilih tidur supaya Alexa bisa makan dengan tenang. Sedangkan Alexa mulai makan dengan lahap, dia harus buru-buru menghabiskan makanan ini, supaya Satria bisa pergi dan dia bisa kembali bersembunyi dibalik selimut.

Setelah makanannya habis, Alexa mengambil piyama lain dan memutuskan untuk mandi, saat melihat Satria sudah tertidur di Sofa.

Setelah selesai mandi Alexa menuju ke kasur untuk tidur, namun sebelum itu, bunyi ketukan pintu membuat Alexa berbalik.

Tok tok tok. Setelah itu pintu perlahan dibuka dari luar dan Kalano muncul dengan wajah tenang.

"Lo sakit Ca?" Tanya Kalano dengan kening terdapat plester, pergelangan tangan yang di gips dan jangan lupa wajah pucatnya. Bisa-bisanya dengan keadaan seperti itu Kalano masih bertanya tentang keadaan Alexa yang sehat paripurna ini.

Kenapa keadaan Kalano bisa separah ini. Tidak mungkin karna perkelahian dengan Galeon. Apakah dia balapan lagi. Dia sudah makan atau belum, dan apakah obatnya sudah dia minum. Semua pertanyaan itu membuat Alexa sedikit merasa bersalah. Dia tetap Kalano kakaknya walaupun sikapnya sudah berubah padanya.

Sial, jangan iba Xa, itu kesalahan yang dia buat Xa. Jangan lemah lagi.

"Gue baik-baik aja"

Kalau dulu Alexa pasti sudah berlari kearah Kalano dan menangis melihat keadaan kakaknya.

Kalano masuk perlahan ke kamar Alexa, dia bersyukur karna setelah mengabari Satria tentang keberadaan Alexa yang seharian dikamar, Satria langsung datang. Kalano sendiri bingung dengan dirinya, sebenarnya apa yang dia mau dan apa yang membuatnya senang. Dia selalu melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kemauannya.

"Oh oke Ca" ujar Kalano sambil berjalan mendekat kearah Alexa.

"Mau ngap--" ucapan Alexa terpotong saat Kalano memeluknya.

KEIYONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang