8

360 44 15
                                    

Jinyoung tiba-tiba merasa gugup saat melihat sosok Kim Jiyoon, kakak  dari kekasihnya yang memintanya untuk bertemu di restoran bintang lima ini. Jiyoon masuk dengan seorang anak laki-laki yang berada di dalam stroller. Tak jauh berbeda dari kepribadian adiknya, Jiyoon juga orang yang ramah. Tapi, entah kenap Jinyoung gugup, takut untuk menatap mata wanita yang sudah menjadi ibu itu.

"Anyeonghaseo Jiyoon nuna...."sapanya dengan canggung.

Jiyoon tersenyum dan mengangguk pelan ".....mm... anyeonhaseo Jinyoung-ssi.." Dia beralih melihat putranya yang sedang tertidur dengan pulas di dalam stroller "Maaf, putra ku sedang tidur jadi aku memutuskan untuk membawanya ikut dengan ku."lanjutnya yang jadi segan dengan Jinyoung. Padahal, dia yang meminta pria itu untuk bertamu empat mata dengannya.

"....tidak masalah..."

"Apa kau sudah memesan makanan?"tanyanya membolak-balik buku menu yang berada di atas meja.

Jinyoung tersenyum dan menggeleng pelan "Aku sudah makan tadi, sebelum kemari...."ujar Jinyoung membuat Jiyoon mendesah kecewa.

"Yah.....padahal aku berniat untuk mentraktir mu hari ini.."

"....mianhae...."

Jiyoon tersenyum dan mengangguk pelan "...mm..." Dia kembali menutup buku menu itu ketika sudah selesai makanan pada pelayan.

Dia tersenyum saat melihat wajah tampan Jinyoung "....adik ku benar-benar pintar memilih pasangan."ujarnya membuat Jinyoung tersenyum canggung.

Dia masih belum terbiasa bertemu 4 mata dengan keluarga Jisoo.

"Jika saja aku belum menikah....mungkin aku akan berebut dengannya."lanjutnya kembali bercanda.

Jinyoung hanya terkekeh kecil menanggapi candaan Jiyoon.

"Nuna juga cantik...."balas Jinyoung memujinya.

Jiyoon tersenyum mendengarnya "Benarkah?"tanyanya untuk memastikannya sekali lagi dan dibalas dengan anggukkan dari Jinyoung "Lebih cantikan aku atau Jisoo?"lanjutnya menggoda Jinyoung.

Jinyoung tersenyum ragu "Ah.....itu...."

Jiyoon tersenyum melihat Jinyoung yang sedang mempertimbangkan jawabannya "Jawab saja. Aku tidak akan memberitahu Jisoo, tenang saja... Tapi, lain ceritanya kalau kau melirik perempuan lain."candanya.

Candaannya membuat Jinyoung terdiam. Jiyoon dengan mudah bisa membaca semuanya dari raut wajah Jinyoung, mengingat dia adalah lulusan jurusan psikologi di kampus ternama di kota Seoul.

"Jinyoung-ah...."

".....iya.....?"

"Seberapa besar cinta mu pada adik ku...?"

Jinyoung kembali terdiam membuat Jiyoon tersenyum. Dia mengubah posisi duduknya. Dari tadi yang santai, menjadi lebih serius "Aku tidak tau apa yang sedang kau pikirkan sekarang, atau bagaimana perasaan mu pada adik ku. Tapi, ku harap aku bisa mempercayai Jisoo pada mu."ujarnya dengan serius.

"nuna...."

"Aku sangat menyayangi adik ku. Ku pikir, kau sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kau berani menyakitinya.."

"Aku tidak akan menyakitinya...."

**********

Jiyeon menatap Nyonya Kang dengan penuh curiga. Tidak biasa ibu dari sahabatnya itu begitu baik memberi mereka seporsi ayam gratis. Mengingat betapa matrenya ibu Seulgi, Jiyeon jadi curiga. "Tumben..."gumamnya meraih sepotong ayam dan melahapnya dengan nikmat.

"Cepat habiskan dan segera pergi dari kedai ku. Aku takut pelanggan ku tidak mau berkunjung karena takut tertular virus jomblo dari mu yang sudah mendarah daging."canda Nyonya Kang membuat Jiyeon menatapnya dengan kesal.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang