Jinyoung yang belum berniat untuk beranjak dari ranjangnya menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya saat Jisoo mulai menyibak gorden kamarnya. Dia masih berniat untuk melanjutkan tidurnya. Tapi, sepertinya itu tidak akan terwujud.
Jisoo langsung melompat ke atas ranjang setelah menyibak gorden kamar. Dia menarik selimut berwarna coklat muda yang menutupi wajah Jinyoung, menusuk-nusuk pipi kekasihnya, mengusik tidurnya.
"Bangun..!"serunya memukul-mukul pipi Jinyoung dengan pelan.
"Biarkan aku tidur 5 menit lagi.."gumam Jinyoung yang masih terpejam dengan suara orang khas baru bangun tidur membuat Jisoo mendengus kesal.
"Tidak boleh..!"
"Aku masih ngantuk sayang..."
Jisoo berdecak kesal saat mendengarnya "Salah mu sendiri! Aku sudah menyuruh mu untuk berhenti membaca tadi malam..!"
"Cepat bangun..!!"seru Jisoo lagi ketika Jinyoung masih belum berniat untuk membuka matanya.
"Bukankah kau bilang banyak pekerjaan yang harus kau selesaikan di kantor? Cepat selesaikan pekerjaan mu, aku tidak ingin menunggu mu lembur seperti tadi malam. "Lupakan niatnya untuk kembali tidur. Dia tidak akan bisa kembali masuk ke dalam alam mimpi jika ada Jisoo di sebelahnya. Gadis itu punya banyak cara untuk mengusik tidurnya.
Jisoo tersenyum saat melihat Jinyoung bangun dari tidurnya, mengubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang
"Aku akan membuatkan mu sarapan."ujarnya saat Jinyoung sedang mengucek matanya."Tidak ada morning kiss?"tanyanya saat Jisoo hendak berjalan meninggalkan kamar.
Jisoo tersenyum saat mendengarnya, dan membalasnya dengan gelenggan "Keluarlah untuk sarapan setelah selesai mandi."
"...mm.."
Setelah Jisoo benar-benar sudah keluar dari kamarnya, dia langsung dengan cepat mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. Memeriksa apakah ada notif yang masuk. Dia menghela nafasnya berat saat melihat 1 pesan yang masuk.
Jinyoung-ie.. telpon aku setelah kau melihat pesan ini!| 07:13
Dia langsung menelpon si pengirim pesan setelah membaca pesan itu.
Tak butuh waktu yang lama, panggilannya pun diangkat.
"Sudah bangun?"
"Bukankah aku sudah bilang, jangan menghubungi ku lagi..?!"
"Aku merindukan mu."
"Hubungan kita sudah berakhir Bae Joohyun!"
"Kau boleh menganggap ini sudah berakhir. Tapi tidak dengan ku. Aku tau kau masih mencintai ku..!"
Jinyoung menghela nafasnya berat
"Sebenarnya apa yang kau mau?"Terdengar suara kekehan di seberang sana
"Bukankah kau sudah tau? Aku menginginkan mu.""Berhentilah bersikap kekanak-kanakan..."
"Kau yang bersikap kekanak-kanakan Jinyoung-ah. Bagaimana bisa kau mengencani 2 gadis sekaligus di waktu yang bersamaan? Temui aku di sebelum kau berangkat kerja."
tut.
Panggilan diputuskan secara sepihak oleh Joohyun.
Jinyoung melempar ponselnya asal ke atas ranjang dengan kesal. Memegang kepalanya yang sudah mulai pusing. Padahal ini masih pagi, dia sudah dibuat pusing hanya dengan 1 panggilan tadi. Dia bahkan belum memulai harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)