Jinyoung tersenyum pada Joohyun yang sudah duduk di sofa. Dia pun berjalan mendekati Joohyun, mengeluarkan sebuah pena dari saku celananya dan memberinya pada Joohyun. Joohyun terdiam saat mengambil pena itu, mendongak untuk menatap Jinyoung dengan wajah polosnya.
"Apa ini....?"tanyanya pada Jinyoung.
Jinyoung menatapnya dengan tidak percaya "Kau bertanya pada ku? Bukankah pena itu punya mu? Aku menemukannya di atas lemari."
"Oh....."
"Kenapa kau memasang kamera tersembunyi di dalam kamar ku?"tanya Jinyoung kembali membuat Joohyun terdiam.
Apakah dia harus pura-pura bodoh sekarang? Bereaksi seperti dia tidak mengerti apa yang tanya Jinyoung?
"Apa maksud mu Jinyoung-ah....?"
"Pura-pura bodoh..?"
Joohyun berdiri dari duduknya dan meraih tangan Jinyoung, menggenggamnya dengan erat "Aku bisa jelaskan..."
Jinyoung tersenyum miring dan menggeleng pelan, menepis tangan Joohyun yang menggenggam tangannya "Kau memata-matai ku..!"
"Jinyoung-ah... aku tidak bermaksud untuk memata-matai mu.. Serius..aku tidak bermaksud untuk memata-matai mu..!!"
Jinyoung menghela nafasnya dengan berat saat melihat Joohyun sudah mulai menangis, dia jadi tidak tega.
"Lalu kenapa kau memasangnya..?"tanyanya yang sekarang nada suaranya agak lembut sekarang."Aku hanya.....cemburu.."
Jinyoung menatapnya dengan heran "Cemburu?"beonya dengan tidak percaya "Hya.... sadarlah Bae Joohyun.. Aku bisa saja melaporkan mu ke kantor polisi karena sudah mengusik privasi kami...!"balasnya dengan nada yang sangat tegas kali ini, seakan dia tidak main-main dengan kata-katanya.
"Melaporkan ku? Hya, Park Jinyoung...! Aku juga bisa melaporkan mu..!!"
"Laporkan saja! Aku tidak takut...! Silahkan laporkan apa yang ingin kau laporkan..!"
Joohyun menatapnya dengan tidak percaya. Dia menangkap kedua pipi Jinyoung, membuat pria itu menatap kedua matanya "Kau sungguh tidak takut?"
Jinyoung tersenyum dan menggeleng dengan pelan "Tidak. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun, kenapa aku harus takut..?"jawabnya dengan penuh percaya diri.
Joohyun tersenyum dan menggeleng dengan tidak percaya "Beneran tidak takut?"tanyanya sekali lagi.
"Tidak."
"Bahkan jika nama mu masuk ke dalam berita?"
Dahi Jinyoung mengerut "Kenapa kau ragu sekali Joohyun-ah? Aku benar-benar tidak takut dengan ancaman mu..."
Joohyun tersenyum dengan tidak percaya dan melepaskan tangannya dari wajah Jinyoung "Kau akan sangat menyesal jika aku melaporkannya. Sungguh, kau akan menyesal Jinyoung-ah..."ujar Joohyun yang air matanya sudah mengalir.
Jinyoung membuang nafasnya dengan kasar saat melihat tangis Joohyun semakin jadi. Dia jadi tidak tega... Jinyoung pun memegang kedua bahu Joohyun, membuat gadis itu yang tadinya menunduk jadi mendongak untuk melihat Jinyoung yang memegang bahunya. Jinyoung membuang pandangannya ke arah lain saat kedua tangan Joohyun melingkar di perutnya
"Jangan salah paham.... aku masih marah dengan mu.."Joohyun semakin mempererat pelukannya pada Jinyoung "Mianhae.....aku tidak akan mengulanginya lagi.."
Chaeyoung yang memperhatikan keduanya dari tadi hanya menggeleng pelan. Dia sengaja memukul lemari penyimpanan sepatu, memberi kode pada kedua manusia yang sedang berpelukan di ruang tengah, kalau di ruangan ini tidak hanya ada mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)