13

412 42 0
                                    

Tuan Kim yang mendengar kabar putri bungsunya sudah tidak keluar dari kamar selama 3 hari pun langsung memesan tiket penerbangan pulang dari Korea secepat mungkin. Dan, dia sudah tiba di bandara internasional icheon sekarang. Supirnya langsung melajukan mobil yang ditumpangi bosnya menuju mansion kediaman Kim.

Tuan Kim langsung masuk ke dalam rumah begitu mereka sudah sampai di rumah. Dia langsung melangkah menuju kamar Jisoo, tanpa memedulikan istrinya yang sedang berbicara dengannya. Jisoo lah yang paling penting baginya hingga dia mengabaikan istrinya sendiri.

"Yeobu...!"panggil Nyonya Kim dengan kesal karena terus diabaikan oleh suaminya. Padahal, sudah 3 bulan mereka tidak bertemu karena suaminya harus turun tangan di cabang perusahaan yang berada di Jepang.

"Apa Jisoo ku sudah makan?"tanyanya pada istrinya dengan khawatir.

"Kau mengkhawatirkan putri mu sekarang?"

"Tentu saja aku khawatir..! Apa dia sudah makan siang...?"

Nyonya Kim mengangguk pelan "...mm... dia masih tidak mau keluar dari kamarnya hingga aku menyuruh pelayan untuk meninggalkan makanan di depan pintu kamarnya beberapa hari ini.."

"Apa dia menyentuh makanan itu?"tanyanya lagi.

Tidak mendapatkan balasan dari sang istri, Tuan Kim pun kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga, berjalan menuju kamar putri bungsunya. Dia terdiam saat melihat  nampan yang berisikan makanan yang ada di luar kamar masih belum disentuh sedikit pun oleh Jisoo.

"Sudah makan siang apanya... Jisoo ku bahkan tidak menyentuhnya.."gumamnya pelan.

toktok

Dia mengetuk pintu kamar Jisoo "Sayang....appa di sini... buka pintunya nak... appa merindukan mu.."ujarnya dengan suara lembutnya.

"Jisoo...."panggilnya lagi saat tidak mendengar suara sahutan dari dalam sana "Appa merindukan mu... apa kau tidak ingin memeluk appa..?"

Percuma, Jisoo tidak akan keluar meski dia terus membujuknya. Jisoo bahkan tidak mendengarnya karena dia sedang mengenakan headphone, duduk di depan layar pcnya dengan jari-jarinya yang tidak berhenti menekan keyboard dan mousenya. Dia sedang bermain game.

Di saat semua orang sedang mengkhawatirkannya di luar, dia malah asik bermain game untuk menghabiskan waktunya.

"Mati kau..."ujarnya terus menekan keyboardnya, membunuh karakter musuh yang ada di dalam game.

Tuan Kim yang sedang berdiri di luar kamarnya menghela nafasnya pelan, meraih gangga pintu kamar Jisoo, membukanya. Percuma, Jisoo mengunci kamarnya. Dan sialnya lagi, tidak ada kunci serap untuk membuka pintu kamar ini.

"Kim Jisoo..!"panggil Tuan Kim yang terus mengedor pintu itu.

Jisoo yang sedikit terganggu dengan suara gedoran pintu pun melepas headphonenya dan menoleh ke arah pintu "ck..."decaknya kesal saat karakter gamenya mati.

"Jisoo-ya.... appa di sini..! Appa membawakan mu oleh-oleh!! Apa kau tidak ingin keluar sebentar..?"

"Nak...? Ayo makan siang dengan appa..."

Jisoo kembali memakai headphonenya dan pandangannya kembali fokus ke pc. Tangan kirinya mengambil sebungkus cemilan yang ada di atas meja, membukanya, lalu memasukkan keripik kentang itu ke dalam mulutnya.

Jisoo bukan tipe gadis yang bodoh yang menangisi pria b****** itu. Dia hanya ingin menghabiskan waktunya sendiri tanpa ada yang menganggunya. Makanya, dia mengunci pintu kamarnya, tidak keluar dari kamarnya. Tidak lupa, dia juga mematikan ponselnya agar tidak ada yang menganggu waktu sendiriannya. Dia hanya ingin me time dengan dirinya sendiri. Bukan bermaksud untuk membuat orang rumah khawatir seperti ini.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang