"Bagaimana keadaannya?"tanya Jisoo pada dokter Ji yang sedang memeriksa Minseong, keponakannya yang tiba-tiba demam pagi tadi saat sedang bermain dengannya.
Dokter Ji menjauhkan stetoskop yang memeriksa detak jantung anak kecil yang berusia 5 tahun itu dan mengelus kepala anak itu dengan lembut. Lalu, kembali pada Jisoo yang sudah menunggu jawabannya "Hanya demam biasa. Tidak perlu khawatir... kau hanya perlu memastikannya mengonsumsi makanan yang sehat, sering minum air, dan istirahat yang cukup. Dan, tidak lupa untuk mengonsumsi obat yang sudah ku resepkan untuknya."ujar Dokter Ji membuat Jisoo bisa bernafas dengan lega sekarang.
Jujur saja, Jisoo sangat khawatir saat memegang dahi Minseong yang panas pagi tadi. Makanya, dia langsung membawa anak itu ke rumah sakit tanpa sepengetahuan orang rumah.
"Ah....begitukah...?"gumam Jisoo pelan sambil mengelus kepala Minseong dengan lembut.Dokter Ji tersenyum melihatnya "Sepertinya kau sudah cocok untuk menjadi seorang ibu sekarang."
"Maksud mu?"tanya Jisoo dengan heran.
"Kau sangat perhatian padanya. Seperti perhatian yang diberikan seorang ibu pada anaknya."
Jisoo tersenyum dan menggeleng pelan "Ini karena dia keponakan ku..."ujarnya sambil tersenyum pada Minseong. Ya, tentu saja karena Minseong adalah keponakanannya. Terlebih, kesayangannya. Tidak mungkin dia akan sekhawatir dan sepeduli ini jika Minseong itu orang asing.
"Imo.... mau eskrim...."
Jisoo tersenyum dan menggeleng pelan "Tidak boleh..!"
Anak itu mengerucutkan bibirnya dengan kesal membuat kedua perempuan itu terkekeh geli.
"Aku pergi dulu Dokter Ji.."ujar Jisoo berjalan meninggalkan ruangannya dengan tangan mungil Minseong yang sudah dia genggam dengan erat.
"Jangan lupa ambil resep!"
Saat sedang mengambil obat, mereka secara tidak sengaja berpapasan dengan Joohyun yang baru saja keluar dari ruangan dokter kandungan dengan matanya yang berair. Jisoo tidak begitu peduli, dia mengeluarkan kartunya untuk membayar biaya obat Minseong.
"Apa nona tadi sudah pergi...?!"tanya seorang dokter yang baru keluar dari ruangannya dengan khawatir.
"Iya... baru saja lewat. Apa terjadi sesuatu Dokter Sul..?"jawab perawat itu penasaran.
Dokter Sul itu mengangguk pelan "..mm.... nona itu hamil.."jawabnya membuat Jisoo yang tadinya tidak peduli tiba-tiba jadi...
Dia terkejut.
"Kartu anda Nona Kim."ujar salah satu resepsionis rumah sakit membuat Jisoo bangun dari lamunannya.
"Ah......Terimakasih..."ujar Jisoo menerima kembali kartunya.
Setelah itu, dia kembali berjalan meninggalkan rumah sakit dengan Minseong yang berjalan di sebelahnya dan dia mengenggam tangan anak itu dengan erat.
"Imo..."
"nee...?"
"es krim...."
Jisoo tersenyum mendengar Minseong yang terus gerutu minta eskrim. Dia mengubah posisijlnya jadi sedikit jongkok, mensejajarkan tingginya dengan keponakannya itu "imo akan membelikannya nanti.... setelah Minseong-ie sembuh. Ok?"
Joohyun yang sudah berada di dalam mobilnya melihat Jisoo yang baru saja berjalan keluar dari rumah sait dengan seorang anak kecil yang digandengnya. Dia mengepalkan tangannya yang memegang stir mobil dan memukul stir mobil itu dengan frustasi. Air matanya terus mengalir.
"Arghhhhh....!!"
****************
dingdong.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionKaca yang sudah retak tidak akan bisa utuh kembali, begitu juga dengan kepercayaan. Karena penyesalan, akan selalu datang di akhir. (Start: 10 may 2020 - End: 28 may 2020)